21. Kecupan

16.1K 1.3K 23
                                    

Atlantis membanting ponselnya di atas kasur dengan kasar. Rupanya Tala mengetahui kalau ia mengantar Cassie tadi siang. Sekali lagi gara-gara Cassie Atlantis harus mendapat masalah dengan perempuan yang ia sukai.

Atlantis beranjak dari posisinya, menyambar ponsel di atas kasur dan kunci motor yang tergeletak di atas nakas. Berikut memakai jaket jeans yang tersampir di kepala sofa kamarnya. Segera ia keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga. Kesalahpahaman dengan Tala harus segera diluruskan. Jangan sampai hubungannya dengan Tala berakhir, bahkan sebelum dimulai.

"Atla! Mau kemana kamu malam-malam?" tanya Mona yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Bentar doang," jawab Atlantis tanpa menghentikan langkahnya.

Sementara Mona tidak lagi bertanya. Untuk kali ini ia akan membiarkan Atlantis melakukan apa yang diinginkan berhubung suaminya sedang tidak ada di rumah. Memangnya kenapa kalau suaminya sedang ada di rumah? Oke, kita bahas itu lain kali saja.

Tiba di garasi Atlantis langsung naik ke atas motor, memakai helm fullface, lalu melaju dengan kecepatan di atas rata-rata menembus keramaian di jalanan.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit, Atlantis sudah sampai di depan rumah Tala. Ia menghentikan motornya di samping gerbang lalu melepas helm yang ia kenakan.

Atlantis mendongakkan kepalanya, menatap balkon di lantai dua yang ia yakini adalah kamar Tala. Lampunya sudah padam. Itu artinya sang pemilik kamar sudah tertidur. Apa Atlantis pulang saja? Ah tidak. Lebih baik ia memastikan sendiri. Siapa tau Tala hanya pura-pura tidur saja, kan?

Ia lantas turun dari motornya. Mendekat ke depan gerbang berwarna putih itu lalu mulai memanjatnya. Jangan remehkan Atlantis perihal manjat memanjat. Ia bisa dengan mudah naik ke atas gerbang lalu melompat turun dengan santainya tanpa berkurang suatu apapun. Padahal gerbang di rumah Tala terbilang lumayan tinggi.

Mengedarkan pandangan ke sekitar, Atlantis sedikit bersyukur tidak ada satpam yang mengetahui aksinya barusan. Sepertinya dewi fortuna sedang berpihak padanya.

Atlantis beralih mendekat ke tembok di bawah kamar Tala. Mengambil ancang-ancang sebentar lalu segera naik ke atas tembok itu. Ia berdiri lalu melompat ke pagar yang ada di balkon. Berikut melompati pagar yang tidak terlalu tinggi itu untuk masuk ke dalam balkon.

Atlantis menepuk-nepuk kedua telapak tangannya yang kotor usai berhasil berada di atas balkon kamar Tala, lalu melangkah pelan-pelan ke arah jendela-mencoba mencari celah untuk mengintip ke dalam.

Eits, jangan salah paham dulu. Maksudnya mengintip apakah Tala sudah tidur atau belum. Sayangnya, jendela kamar Tala tertutup dengan sangat sempurna hingga tidak ada cela sedikitpun untuk mengintip. Terpaksa Atlantis harus mengetuk pintu. Sudah sampai sejauh ini masa pulang gitu aja. Rugi dong.

Atlantis mengangkat tangan kanannya, mengetukkan punggung tangannya dengan pintu hingga menghasilkan sebuah bunyi.

Tok tok tok

Tidak ada sahutan sama sekali, Atlantis tidak menyerah begitu saja. Bukannya ingin menggangu tidur Tala, namun kisah cintanya lebih penting untuk segera diselamatkan. Ia lantas mencoba mengetuk sekali lagi.

Tok tok tok

Terdengar suara kibasan selimut dengan kasar. Itu artinya manusia di dalam sana baru saja melakukan pergerakan. Atlantis tersenyum. Masih ada harapan untuknya dibukakan pintu. Ia pun memilih untuk tidak mengetuk pintu lagi. Beberapa saat lagi Tala pasti akan keluar.

5 detik berlalu.

Atlantis mengerutkan kening. Tidak ada tanda-tanda pintu akan dibuka. Baiklah, Atlantis akan mencoba sekali lagi. Kalau sampai yang terakhir ini Tala tetap tidak membuka pintu, Atlantis berjanji ia akan pulang.

AR [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now