6. - Autopsi

434 53 16
                                    

Jisoo POV

Semuanya pun pulang, mama melarangku membersihkan darah dan membawa Yoo ke rumah sakit.

"Kenapa ma?!"

"Karena dia sudah jelas..sudah meninggal dunia"

"A-aku tahu tapi, pasti ada alasan lain kan ma?"

"15 Menit lagi, pihak kepolisian akan datang ke sini untuk mengotopsi kasus ini"

"B-beneran ma? Tapi apa benar kita bisa nemuin orang yang membunuh Yoo--"

Mama menarikku ke pelukannya, aku hanya bisa menangis dan membalas pelukanku. Aku mendengar papa sudah selesai berganti pakaian lalu mendatangiku. Papa mengusap lembut rambutku, lalu menelpon kak Jiyoon untuk segera pulang. Setelah selesai menelpon, justru papa yang membereskan properti dan makananku tadi. Aku pun menoleh ke arah papa dan berusaha membantunya.

"Biar aku aja, pa"

"Nggak usah, kamu ganti baju lalu tidur aja di kamar Jiyoon. Kamu pasti banyak pikiran saat ini," kekhawatiran Papa.

"Iya, Jis. Sekarang kamu ke kamar Jiyoon dulu biar mama yang ambilin baju-baju kamu ya," suruh mama.

"Iya..," jawabku dengan sangaaaatt pelan.

Setibanya di kamar kakak perempuanku, Jiyoon. Aku langsung merebahkan tubuhku di atas ranjang, berusaha untuk tetap tenang dan menahan amarah, namun itu sulit.

Kehilangan seseorang memang wajar tapi apakah wajar jika karena dibunuh? Aku benar-benar tak menyangka, salah satu sahabatku ada yang tega membunuh saudaraku.

15 Menit kemudian, polisi datang ke rumahku.

Tidak hanya ada 1 polisi yang datang, sepertinya ada 5, 3 masuk ke dalam, 2 lainnya menjaga di luar.

"Selamat malam ibu, jadi ada di mana korbannya?" Tanya polisi.

"Ada di sebelah sini pak, mari saya antarkan," ajak mama.

2 Polisi mengikuti mama, sementara yang 1 mengamati rumahku.

"Silahkan duduk dahulu pak polisi," ajakanku.

"Ah tidak. Mbak, apa boleh saya geledah sebentar?" Tanya polisi tiba-tiba.

"Boleh saja pak, asalkan jangan berlebihan. Bapak mau kopi hitam?" Tawarku.

"Hm oh iya boleh," jawab polisi sambil mengamati sekitarnya.

"Baik, tunggu sebentar"

Polisi itu hanya menganggukkan kepalanya.

Tak lama, kopi hitam selesai dibuat olehku. Segeralah aku memberikannya pada pak polisi.

"Ini pak, silahkan diminum"

Aku meletakkan kopi hitam itu di atas meja depan sofa, namun polisi tadi pergi ke halaman belakang rumahku. Sepertinya hiasan di sana ada yang belum dibereskan.

Aku pun mendatangi polisi itu.

"Pak, kopinya sudah jadi dan saya letakkan di atas meja depan sofa sana"

"Oh ya makasih ya, mbak"

"Sama-sama, pak. Kebetulan halaman ini tadi baru saja saya gunakan untuk perayaan ulang tahun saya, lalu.."

Kuceritakan kejadian tadi, dari Jennie, Rosé, dan Lisa yang izin masuk ke rumah secara bersamaan hingga aku menemukan Yoo yang sudah tak bernyawa.

"Mbak, saya harap anda bisa menenangkan diri"

"Iya saya sedang mencobanya"

Tiba-tiba mama memanggilku dari dalam rumah.

"Jisoo-ya!" Panggil mama yang sudah keluar dari kamarku.

Murderer「BLACKPINK」✓Where stories live. Discover now