9. - The Truth

695 50 1
                                    

Nayeon juga memperlihatkan kancing itu, sebelumnya Jisoo memberikan kancing itu pada Nayeon.

"Dan di baju lo ini masih ada 1 kancing yang tersisa, dan kancing itu sama persis dengan ini--"

"STOP!"

"Rosé go to jail now," ucap Nayeon dengan menyeringai.

"?!"

Rosé terjatuh lemas, ia menangis terus menerus.

"Kasihan gue sama Jisoo!" Saking kesalnya, Nayeon hendak memukul Rosé tapi ditahan oleh Yeri.

"Stop kak Nay! Jangan nambah masalah!"

"MINGGIR!"

Nayeon pun mendorong pelan Yeri lalu memukul Rosé yang menunduk sejak tadi.

Bugh

Bugh

"Akh!"

Rosé kesakitan, ia mendongak lalu menampar Nayeon.

Plak

"LO NGGAK TAHU APA-APA SOAL GUE! LO NGGAK TAHU KENAPA GUE BISA KAYAK GINI KAN?! GUE ANAK BROKEN HOME!!"

"TAPI NGGAK USAH BUNUH ORANG JUGA! LO PUNYA DENDAM APA SIH SAMA JISOO?!" Balas Nayeon.

"Gue iri! Gue iri sama Jisoo karena dia selalu bahagia!"

Brak

Jisoo mendobrak pintu rumah Rosé.

"Jadi gitu?"

"Jis kok lo ke sini?! Kan belum gue kabar--"

"Gue nggak tahan Nay!"

Jisoo menuangkan teh hangat ke Rosé dari atas kepala.

Rosé menatap tajam Jisoo.

"Apa? Masih mending gue nggak bunuh orang terdekat lo!" Bentak Jisoo.

"Setelah gue pikir-pikirin, waktu lo izin ke mobil buat ngambil tas, padahal tas lo ada di halaman seinget gue. Terus setelah orang tua gue pergi, gue udah kunci pintu rumah, jadi nggak mungkin lo bisa ke luar rumah gue," lanjut Jisoo.

"Baru sadar ya? Bodoh"

Plak

Jisoo menampar Rosé sekuat tenaga.

"Jangan laporin gue! Gue akan bunuh diri kalau lo laporin--" ancam Rosé.

"Lo nyari pisau? Gue kasih gergaji aja deh, biar lebih sakit!" Balas Jisoo.

Jisoo pun memanggil kakaknya yang menunggu di luar.

****

Kakaknya pun mengantar mereka semua ke kantor polisi dengan membawa bukti-buktinya.

"Jadi Rosé adalah pelaku pembunuhan Yoo ini?"

"Iya pak, ini buktinya. Foto unggahan Rosé di akun sosmednya dengan baju yang saya bawa ini sama. Dan lagi kancingnya hanya tersisa 1, saat autopsi ditemukan 2 kancing putih keemasan dan itu sama persis dengan kancing 1 ini," ungkap Nayeon.

"Dan juga saat acara ultah saya, hanya Rosé yang izin ke luar yaitu ke mobil untuk mengambil tas. Padahal pintu rumah saya kunci," lanjut Jisoo.

"Apakah rumah anda tidak ada halaman depan yang sejalan dengan halaman belakang?"

"Rumah saya hanya ada halaman belakang, tidak ada halaman depan"

"Baiklah.. ada bukti lain?"

Jisoo menghubungi Lisa dan Jennie.

Tak lama, mereka pun datang bersama. Lisa pun menunjukkan isi chat nya dengan Rosé sambil bercerita.

"Jadi, setelah kak Jisoo ditampar di depan restoran, aku dan Jennie mengikuti Rosé. Tapi, Jennie dan aku tiba-tiba pisah namun, aku menemukan Rosé yang tengah duduk di bangku taman. Rosé langsung mengaku bahwa dia yang membunuh Yoo, tapi dia mengancamku jika aku melaporkannya"

"Dia mengancam apa?"

"Ini..yang ada di chat kami"

Rosé : Kalau lo laporin gue tentang kasus Yoo, gue bakal bunuh satu keluarga lo dan juga sahabat lo termasuk Jisoo!
Rosé : Gue juga nggak segan-segan bunuh Jisoo atau Jennie!

"Jadi demi kak Jisoo dan Jennie, aku tidak melaporkan Rosé, lagipula aku belum menemukan bukti yang cukup kuat untuk melaporkan nya"

Jennie juga bilang bahwa Rosé dan ia tak akrab, Rosé juga pernah mengaku membenci Jisoo saat bertemu dengan Jennie. Tapi, demi kenyamanan Jisoo, Jennie tidak memberitahu kannya.

Rosé pun dinyatakan dipenjara. Jisoo sudah meminta maaf pada Jennie dan Lisa karena mencurigai mereka.

****

"Udah dong Jis, nggak usah nangis. Lo nggak salah kok"

Jennie mengusap kepala Jisoo.

"Gue cuma nggak nyangka aja, ternyata Rosé yang bunuh, gue kira karena udah sahabatan selama sekitar 3 tahun ini dia bisa dipercaya tapi..."

Jisoo tidak dapat melanjutkan perkataannya.

"Katanya sih ibunya jadi stress gitu, ya gimana nggak kan? Suaminya ninggalin dia, anaknya psikopat," kata Jennie.

"Gue sebenernya prihatin sama dia. Dia pernah cerita, kalau dia pengen banget jadi idol tapi nggak boleh sama ayahnya. Terus pokoknya ayahnya terlalu mengekang gitu katanya," cerita Jisoo.

"Kak, apa Rosé sampai saat ini belum minta maaf sama kakak?" Tanya Lisa sambil mengambil minumannya.

"Belum. Dia bersikeras terus kalau dia itu nggak salah. Dan aku minta maaf banget sama kalian, karena awalnya aku kira kalian bertiga kerja sama"

"Wajar sih, kalau gue jadi lo juga mikirnya gitu karena kita kan izin masuk ke rumah lo di waktu yang sama," ungkap Jennie.

"Omong-omong waktu di restoran itu, aku disuruh Rosé untuk nggak usah jawab pertanyaan kakak. Dia ancam aku, katanya dia bakal bunuh semua sahabatku termasuk kak Jisoo kalau aku lapor," jujur Lisa.

"Lalu, kalau soal pas ada teriakan itu sebenarnya teriakannya Yoo kan?"

"Aku nggak tahu yang pasti waktu itu aku lihat Rosé baik-baik aja setelah keluar dari kamar kak Jisoo. Dia bilang dia cuma ngelihatin Yoo katanya khawatir terus jatuh gitu bilangnya," lanjut Lisa.

"Keterlaluan! Pokoknya aku makasih banget sama kalian," ucap Jisoo.

"Iya sama-sama kak"

"Sama-sama Chu. Lain kali kalau mau kenalan sama orang asing lo juga harus hati-hati," ungkap Jennie.

"Iya Jenjen"

"Iya Jenjen"

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

----------

- END -

Terimakasih sudah membaca Murderer, ini pertama kalinya aku membuat cerita misteri seperti ini, maaf kalau tidak sesuai dengan selera cerita kalian. Demi kenyamanan masing-masing, harap yang tidak suka silahkan tinggalkan cerita ini, sekali lagi terimakasih dan mohon maaf.

Jangan lupa untuk vote, komen, dan share cerita ini, sampai jumpa di karyaku selanjutnya!

Murderer「BLACKPINK」✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें