[25]: curiga.

2.8K 294 41
                                    


Sorry for typo.

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa....

Luv

***

Ayesha mulai berkenalan dengan keluarga besar Adrian. sebelumnya, Ayesha memang sudah pernah berkenalan dengan keluarga inti Adrian saat penghkhitbahan Novia kemarin, tapi Ayesha belum pernah sama sekali bertemu dengan keluarga besarnya Adrian seperti ini.

"ini yang namanya Acha? Kakaknya nov? "tanya seorang wanita yang memakai tunik cream,sambil mengusap punggung Ayesha yang sedang menyalaminya.

"i-iya tante! "ucap Ayesha gugup. pasalnya gadis ini memiliki kebiasaan seperti ini jikalau bertemu dengan orang yang baru.
"wah, cantik ya, sama Kayak Nov. "ucap tante Elda.

"makasih tante, tante juga ngga kalah cantik kok. "ucap Ayesha tersenyum.

"cha, kenalin juga, ini temannya Adrian."suruh abi Luthfi kepada Ayesha, sambil menunjukkan ke arah Theo yang sedang terdiam seperti patung. Theo,pria ini terpesona dengan kecantikan gadis di depannya saat ini. kulit bewarna putih langsat, bibir Pink yang begitu ranum, juga kecantikan alami yang dimiliki olehnya, tanpa polesan make up sedikitpun. percayalah, pria manapun pasti bakalan jatuh hati kepada gadis seperti Ayesha bukan?

Mata Theo sedari tadi tidak berpindah sedikitpun dari gadis itu. gadis itu memang sangatlah cantik, bahkan jika dibandingkan dengan Jubaedah, masih kalah cantik Jubaedah dengan gadis di depannya saat ini. kalau ditanya apakah Theo jatuh cinta kepada gadis itu, tentu saja Theo akan menjawab tidak. Theo hanya menganguminya saja, tidak lebih.toh pria ini juga sudah berjanji pada dirinya sendiri, jikalau ia akan mencintai Jubaedah seorang. Setia sekali ko mas!

Ayesha agak sedikit risih dengan tatapan yang dilontarkan lelaki itu kepadanya. ingin sekali gadis itu langsung pergi ke dapur untuk menghentikan tatapan pria itu kepadanya. tapi ia tidak bisa melakukannya, mengingat hal itu memang sangatlah tidak sopan jikalau ia pergi begitu saja.

Ayesha kemudian menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Ayesha! "ucap gadis itu sopan dengan posisi agak sedikit menunduk.

"Theo! "ucap Theo langsung menurunkan tangannya kembali ketika wanita itu tidak menerima uluran tangannya. pria itu kembali tersenyum kepada Ayesha yang sedang memalingkan wajahnya ke arah yang lain. Theo heran, mengapa perempuan ini tidak menerima uluran tangannya. apakah karena tangan dia kotor mungkin? tapi tidak ada tanda-tanda jikalau tangannya terlihat kotor, malah tangannya belum memegang apapun saat ini.

Aneh.

Theo tidak habis pikir dengan gadis ini. namun secepat mungkin Theo berusaha untuk berpikir positif, mungkin wanita itu melakukannya karena ada suatu alasan, pikir Theo.

Setelah berkenalan sambil mengobrol sedikit dengan keluarga besarnya Adrian, Ayesha lalu izin ke dapur lagi karena ia harus mengangkat kukusan brownies yang beberapa menit yang lalu dia kukus. perlu diketahui, jikalau gadis ini juga memiliki hobi membuat cake selain merancang busana. Ayesha bisa membuat kue-kue sejak dirinya masih duduk di bangku kelas satu SMA. dan ini semua ia belajar dari ummi Ayu yang merupakan tukang cake pada saat itu.

Sebelum benar-benar melangkahkan kakinya ke arah dapur, Ayesha sempat merasakan hatinya yang agak sedikit tidak bergairah. iya, gadis ini tidak bergairah setelah meneliti isi ruang tamu, yang ternyata ia tidak menemukan pria itu sama sekali disini. Ayesha kemudian mulai menetralkan hatinya yang sedikit kecewa tadi, sudah pasti lelaki yang diharapkannya itu ada disini. kalau mungkin suaranya tadi yang sama, itu mungkin karena ia terlalu memikirkan pria itu.

"ternyata segitunya efek aku merindukan kamu Sam! Ya Allah, hamba mohon ampun karena sudah berani memikirkan lelaki yang bukan makhram hamba! " batin Ayesha.

***

Setelah melaksanakan meeting bersama dengan Mandala group, kini Abrisam melajukan mobil BMW-nya ke arah taman kota yang tidak jauh dari kantornya.keringat mulai bercucuran di pelipisnya Abrisam, mengingat meeting yang baru saja dilakukannya begitu menguras tenaga. tidak butuh waktu yang lama, Abrisam kini sudah tiba di sebuah taman kota yang terhias dengan macam pepohonan disana. tidak hanya dihiasi dengan beberapa pohon saja, tapi taman kota ini juga memiliki sebuah kolam yang di dalamnya terdapat air mancur, juga di sudutnya terdapat sebuah bangku yang bewarna putih, sehingga menambah kesan semakin asri dan elegant tentunya.

Sambil menunggu orang janjiannya, Abrisam kemudiam memainkan ponselnya yang berlogo 'apple' itu, kemudian jemari kokohnya tergerak untuk membuka galeri, hingga menampilkan sebuah foto gadis cantik dan muslimah itu yang tersenyum ke arah camera. foto gadis ini sengaja di dapatkan oleh Abrisam dari instagram gadis itu langsung,dan alhasil, pria ini memilih untuk menyimpan beberapa foto gadis cantik itu di galerinya. sepertinya, Abrisam kini mulai memiliki hobi baru, iya, hobi mengoleksi foto-foto gadis yang dicintainya itu.

Abrisam terus saja memandangi foto gadis yang dicintainya itu.ia masih kepikiran ada apa sebenarnya dibalik semua ini,dibalik kesamaan-kesamaan yang ditemukannya dari Asya serta anak kecil yang ada di dalam foto tadi. Abrisam dulunya sempat berpikir kalau kesamaan yang ada pada gadis di masa lalunya dengan Asya adalah suatu kebetulan yang tak disengajakan. tapi setelah melihat banyak sekali kesamaan yang ada pada mereka berdua, Abrisam menjadi agak ragu kalau kesamaan itu hanya sekedar kebetulan, ditambah lagi dengan adanya kaitan dengan foto anak kecil di rumah mertuanya Adrian, sehingga mendorong Abrisam ingin menyelidiki semuanya.

Suara langkah sepatu terdengar sangat jelas, hingga memunculkan dua sosok lelaki yang berjaket hitam, juga menggenakan kaca mata yang bewarna hitam. kedua lelaki itu tak lain adalah anak buahnya Abrisam,Zito dan Retno.mereka ditugaskan untuk mencari tahu tentang dua gadis yang sedang di dalam pikirannya saat ini.

"selamat siang bos!"

"siang! saya punya tugas baru buat kalian berdua! "ucap Abrisam seraya menatap keduanya bergantian.

"tugas baru apanya bos? "tanya Zito dan Retno bersamaan.

Abrisam kemudian mengeluarkan ponselnya, seraya memperlihatkan kepada anak buahnya.

"kalian selidiki, sebenarnya ada hubungan apa antara Asya, dengan gadis di masa lalu saya itu."ucap Abrisam seraya memasukkan kedua tangan kokohnya ke dalam saku celananya, sehingga membuat kegagahannya makin bertambah.

Retno dan juga Zito mulai menganggukan kepalanya, pertanda mereka tahu hal apa yang harus mereka lakukan untuk tugas barunya itu.

"siap bos! Secepatnya kami akan menyelidiki dua gadis itu! "

"bagus! kalau begitu, kalian boleh pergi sekarang! "

"iya bos, kami permisi dulu, selamat siang! "

Setelah kepergian dua anak buahnya itu, Abrisam mulai berpikir dengan hasil yang di dapatkannya dari penyelidikan itu.pria itu berharap, semoga Asya dan gadis di masa lalunya itu adalah orang yang berbeda. Abrisam yakin, kalau mereka adalah orang yang berbeda.

"ya allah, semoga saja gadis yang hamba cintai berbeda dengan gadis di masa lalu hamba ya allah. Hamba sudah terlanjur mencintai Asya ya allah, dan hamba ingin memantaskan diri hamba untuknya ya allah. tolong jaga hati hamba ya allah, agar tidak kecewa untuk kedua kalinya! "monolog Abrisam pada dirinya sendiri.














Jangan lupa tinggalin jejak kalian yaa.


Salam aziq,Anya.

Aceh.



Untukmu Ayesha [Terbit]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant