13. Diri...

112 16 3
                                    

Bening pov...

" Renan udah" ucapku dengan memegang lengan kanan Renan dan menariknya mundur.

Renan menatapku tajam dan aku menunduk seketika.

" huff" Renan menghelai nafas.

" lo denger ya... jangan gangguin Bening lagi atau gue akan buat yang lebih dari ini" Renan mengancam dan menunjuk Kitiy menggunakan jari telunjuknya.

Setelah itu Renan menunduk. Ada apa dengannya? Ini Renan yabg dulu menunduk dan duduk sendirian di bawah pohon.

" aku pikir kamu bener-bener sudah kembali seperti Bening yang seperti dulu, Bening yang cantik, Bening yang kuat, tapi Bening sahabat pertamaku itu belum kembali seutuhnya" kata Renan parau dan lirih dengan suara seraknya sambil menunduk, lalu ia melepas genggamanku pada lengannya dan pergi begitu saja.

Aku tetap diam menatap punggungnya yang mulai menjauh... aku tak bisa berkata apapun.

Bening seutuhnya???.... kembali seperti dulu????....

Bening pov end....

Renan pov...

Aku pergi dari kantin dengan rasa marah, kesal, dan kecewa. Aku pikir Beningku yang dulu telah kembali, Bening sahabatku....

Disinilah aku di halaman belakang sekolah yang sepi, tempatku dan Bening mengahabiskan waktu saat jam istirahat selain di perpustakaan dan kantin.

Bening bukanlah gadis nerd, bukan gadis cupu, bukan gadis dari keluarga miskin, ia adalah gadis yang cantik luar dalam, gadis yang pemberani dan gadis dari keluarga kaya raya, bahkan keluargaku tak sekaya keluarganya.

Bening mulai berubah saat eyangnya meninggal, setelah Mami Bening meninggal Eyang Bening lah yang selalu ada untuknya, aku tahu karena aku sering bermain di rumahnya dulu, bahkan kami tetangga.

Flashback on...

Bening berdiri disampingku, dia sedang adu mulut dengan beberapa teman kelas kami.

" Bening kamu kok mau temenan sama Renan dia kan nakal suka jahatin kamu lagi?" Ucappan gadis kecil itu dengan tampang menghina dan sok sekali.

" terserah aku dong mau temenan sama siapa" jawaban Bening tak kalah songong dari dia.

" teman-teman jangan ada yang temenan sama mereka berdua" ucap  anak laki-laki yang berdiri di depanku dengan berteriak dan sok banget.

" Bening!!" Panggilku setelah mereka pergi.

" udah nggak usah dipikirin merekakan emang kayak gitu" kara Bening dengan lembut dan tersenyum padaku, aku pun mengangguk mengiyakan.

" masuk yuk" ajaknya dengan menggandeng tanganku untuk masuk ke kelas.

***

Sekarang sedang jam pelajaran terakhir, kelas mendengarkan dengan seksama penjelasan guru, tapi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, di ambang pintu aku melihat ada supir keluarga Az-zarin lebih tepatnya supir yang mengantar jemput Benung.

" assalamualaikum "

" waalaikumsalam, silahkan masuk" guru mempersilahkan.

" ada yabg bisa saya bantu?" Tanya guru ku.

" saya mau menjemput Non Bening pulang dan sudah mendapat ijin dari kepala sekolah" jawab sang supir dengan sopan.

" ya sudah Bening kamu bisa bereskan buku-bukumu dan pulang" perintah guru dan tanpa berlama lama Bening membereskan buku-bukunya.

A Melancholy Peak Of Love✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora