14. Lupa

97 16 14
                                    

Normal pov...

2 bulan berlalu, mereka disibukkan dengan berbagai ujian dan persiapan untuk ujian. Pada awal april mendatang akan diadakan Ujian Nasional. Bening masih berusaha untuk menjadi Bening yang baru lagi. Bening dan Renan belum sepenuhnya berbaikan.

Hubungan Renan dan Salsa semakin hari semakin lengket. Hal itu membuat hubungan Renan dan Bening menjauh, itulah alasan mengapa mereka belum sepenuhnya berbaikan.

Tepat hari ini adalah ulang tahun Bening yang ke-18 tahun. Bening menunggu Renan di danau tempat mereka bertemu selain di taman, setiap salah satu dari mereka berdua berulang tahun mereka akan merayakannya di danau bersama-sama, walaupun hanya berdua.

Terhitung sudah 2 jam lamanya Bening menunggu Renan, tapi tak ada tanda-tanda akan kedatangan Renan.

" apa kamu melupakan janjimu lagi?" Guman Bening yang telah lama menungu Renan.

Tanpa ia sadari buliran kristal meluncur begitu saja dari pelupuk matanya. Setrlah Bening tersadar ia segera menghapus jejak air matanya.

" kamu pernah ngelewatin yang lebih sakit dari ini" ucap Bening lirih untuk menyemangati dirinya sendiri. Miris memang tapi itulah yang sering dilakukan selama beberapa taun terakhir ini.

***

Keesokan harinya Bening tetap pergi ke sekolah dengan mengayuh sepedanya. Setelah memarkirkan sepeda nya Bening berjalan menuju kelas, sesekali ada siswa dan siswi menyapanya dan ia membalas dengan senyuman.  Berbeda 180° dari yang dulu, dulu bahkan tak ada yang menyapanya.

Bening memasuki kelas yang masih sangat sepi, tapi ada seorang pemuda yang terlihat frustasi dengan beberapa berkas di mejanya. Siapa lagi kalau bukan ketua OSIS tiga periode dan terkenal di seluruh penjuru sekolah, Fajj ketua osis paling bersinar dalam sejarah SMA BANTARA.

Tanpa niat untuk menyapa bening langsung duduk di bangkunya, Iya memang tidak begitu dekat dengan sang ketua OSIS itu. Mereka berdua memang sering disatukan dalam lomba dan tugas kelompok.

***

Sekarang Bening dan Raissyi sedang makan di kantin sekolah.

" tumben ngajakin ke kantin?" Raissyi merasa heran dengan Bening yang duduk di depannya dan di pisahkan oleh meja.

" aku nggak sempet buat bekal tadi pagi" Bening menjawab sambil memakan makanannya.

Tiba-tiba Renan datang dan duduk di samping Raissyi dengan wajah berseri - seri tanpa rasa penyesalan karena membuat Bening menunggu lama dan ia tak datang.

" Bening! Tahu gak?" Kata Renan memberi pertannyan.

" nggak!" Bening menjawab ketus dan tanpa melihat Renan.

" kemaren aku di ajakin makan siang sama keluarganya Salsa" Renan bercerita dengan berseri - seri dan bahagia.

" Nan kamu inget gak kemarin hari apa??" Bening bertannya sambil menatap Renan yang berada di depannya.

" senin lah dan sekarang selasa, mana mungkin aku lupa" Renan menjawab tanpa berfikir.

" Nan kamu berubah!!" Teriak Bening pada Renan, walau teriakannya tak begitu keras tetap saja membuat Renan terkejut.

" Berubah? Aku gak berubah Ning" kata Renan dengan mengernyitkan dahinya.

" terserahlah" kata Bening sambil memutar mata malas, lalu berdiri dan pergi dengan menahan tangisnya. Renan dan Raissyi hanya melihat kepergian Bening.

" lo apain lagi sahabat gue?!!" Raissyi membentak Renan dengan tatapan mata tajam.

" gak gue apa apain gitu, lo liat sendiri kan" Renan menjawab polos dan pergi dari kantin tanpa beban.

A Melancholy Peak Of Love✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora