16 november 00.00
Mark dan donghyuck sedang menatap bulan dan bintang melalui jendela ditemani secangkir coklat hangat yang sebelumnya donghyuck buat. Hening, sunyi tapi tidak dingin. Karena keduanya saling berpelukan dan saling berpegangan tangan
"Aku ingin menjadi bintang" gumam mark
"Kau ini, tidak bersyukur menjadi manusia?" tanya donghyuck heran sembari memukul pelan perut mark
"Tidak, maksudku seperti Bintang. Kau tahu? Bintang selalu bersinar dimana pun dia berada, karena bila kau tersesat aku akan memerangimu dari kegelapan. Dan aku bersyukur menjadi manusia karena bisa bertemu denganmu" jawab mark sembari menciumi pipi berisi donghyuck
"Jawabanmu benar benar tidak nyambung"
"Sekalipun kau ingin menjadi apapun, aku tidak peduli, tapi aku kasihan padamu jadi aku iyakan saja" sambung donghyuck sembari tersenyum
"Benarkah? Sekalipun aku ingin menjadi suamimu, manis?"
"Aku tidak mau mempunyai suami idiot sepertimu"
"Padahal aku sudah berkhayal kita bisa menikah dan mempunyai anak, saling mencintai satu sama lain"
"Kau berkhayal terlalu tinggi, orang aneh haha"
Hingga akhirnya obrolan ringan mereka terhenti karena keduanya mulai mengantuk
Paginya donghyuck seperti biasa bangun lebih awal, kini ia sudah menggunakan seragam dan bersiap membangunkan mark.
Kini ia tengah fokus memasak sembari menggumamkan lagu favoritnya hingga aktivitasnya terhenti karena seseorang memeluknya dari belakang"Astaga kau mengejutkanku. Lepaskan, aku sedang memasak, hei ada apa? Tumben sekali" tanya donghyuck sembari mengelus lengan mark yang mengeratkan pelukannya
Bukan karena ia ingin modus, melihat tubuh ramping donghyuck dari belakang membuat dirinya mengingat ibunya dulu yang memasak sembari menggumamkan lagu sangat merdu dengan senyuman manisnya. Sebelum keluarganya sesukses sekarang, dulu ayahnya hanyalah sekertaris biasa namun keluarga mereka selalu bersyukur dan saling berbagi kebahagiaan. Berkat kepintaran dan kerja keras sang ayah kini mereka terpandang meski bisa mendapatkan semua hal yang ia inginkan namun kini mark tidak akan pernah lagi mendapatkan kehangatan keluarganya yang dulu. Karena keluarganya telah dibutakan oleh tahta mereka. Sekuat apapun dan setegar apapun mark, ia tetap saja seseorang yang ingin merasakan kehangatan keluarga
Donghyuck bisa merasakan bahunya sedikit basah, ia sadar mark tengah menangis. "H-hei, Kau menangis? Ada apa?" tanya donghyuck gugup. Jujur, ia tidak tahu cara membuat orang berhenti menangis.
"Maaf, aku merindukan keluargaku. Dan tubuh rampingmu ini, mirip sekali dengan ibuku hehe"
"Hyuck, kau tidak mau membalas pelukanku?"
"AKU SEDANG MEMASAK BODOH!"
"Baiklah baiklah maafkan aku"
Mark melihat sekeliling dapur dan pandangannya terhenti saat melihat meja kecil yang diisi dengan beberapa foto serta aromatherapy, hingga akhirnya ia sadar bahwa donghyuck menyimpan foto seorang pria tampan. Yang jelas ia merasa kalah tampan dengan pria di foto itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramalan || Markhyuck
Fanfiction°°°·.°·..·°¯°·._.· "Karena kematianmu, dapat ditukar menjadi kematiannya" Jangan salah lapak ya bahasa masih amburadul mohon dimaklumi. sedang dalam proses perombakan ∪ˍ∪🙏