Secret - 3

234 35 5
                                    

"I wanna be an ordinary man for you, no matter who i am" Kim Seokjin, 10.22

♔♔♔

Jisoo hancur dalam seketika.

Tuhan, katakan semua ini tidak benar...

"Noona maafkan aku" Hwanwoong merasa bersalah karena membuat Jisoo terpuruk.

Jisoo berusaha berdiri. Hidupnya harus terus berlanjut. Jika ucapan Hwanwoong dan paman Hoon benar maka ia harus benar - benar meninggalkan Seokjin meskipun ia sangat mencintai pria itu. Ia tidak ingin terlibat dengan seorang yang memiliki dua wajah. Terlebih Seokjin tidak menghargai hidup orang lain.

"Kau bisa berjalan sendiri? Hati - hati!"

Jisoo mengangguk. Tungkainya memang lemas tapi ia harus menguatkan dirinya sendiri. Diraihnya tas dan jaketnya sementara Hwnawoong membersihkan pecahan gelas di lantai.

Leedo benar - benar hampir masuk tanpa izin. Ia menunggu di luar cukup lama. Beruntungnya Hwanwoong dan Jisoo keluar tepat waktu. Mereka sama - sama terkejut karena berpas - pasan di depan pintu belakang cafe.

"Jisoo noona sedikit sakit, tolong jaga dia" Hwanwoong berusaha membuat Leedo tidak curiga dengan mereka.

Leedo tidak menjawab. Ia segera menuntun Jisoo masuk kedalam mobil.

"Noona sampai jumpa, jaga dirimu" ucap Hwanwong dan Jisoo membalasnya dengan senyum sebagai ucapan terimakasih.

Mobil yang ditumpanginya segera melaju pelan meninggalkan Hwanwong.

"Saya akan mengantar anda ke rumah sakit" ucap Leedo.

"Tidak!" sanggah Jisoo lemah. "Tidak perlu, aku hanya perlu istirahat. Dan jangan katakan pada Seokjin. Aku tidak ingin dia khawatir. Aku hanya pusing"

"Baik" Leedo menurut dan mengantarkan Jisoo pulang. Ia bahkan mengawasi Jisoo hingga ke apartemen. Bagaimanapun Jisoo menjadi tanggung jawabnya. Kulit Jisoo semakin terlihat pucat sehingga membuatnya sedikit cemas. Langkahnya pun begitu lelah. Leedo mau tidak mau harus memapahnya perlahan. Suhu tubuh Jisoo panas, bahkan mampu menembus kaos dan jaket yang ia kenakan. Leedo dapat merasakan hangat di telapak tangannya saat ia menyentuh pundak Jisoo untuk membantunya berjalan.

"Anda yakin tidak mau ke rumah sakit?"

Jisoo menggeleng. "Aku akan hanya perlu minum obat pereda panas dan tidur" matanya hampir terpejam. Ia segera menutup pintu dan meninggalkan Leedo diluar.

Langkahnya gontai menuju kamar. Kepalanya terasa begitu berat begitu, ia merasa sangat mengantuk dan kelopak matanya terasa sangat panas. Ia menjatuhkan tubuhnya di kasurnya. Ia langsung terlelap sebelum mencari obat dan meminumnya.

Leedo segera kembali ke mobil dan pulang. Tapi ia tidak lupa melaporkan yang terjadi melalui pesan singkat kepada bosnya.

"Nona Kim demam tapi tidak mau ke rumah sakit" ia benar - benar pengadu yang baik dan anak buah yang setia.

"Ahhhh kenapa lagi?!" Seokjin mengomel seraya melepaskan kacamatanya. Ia sudah berada di apartemennya sambil memeriksa beberapa proposal. Ia langsung meletakkan tabletnya ke atas meja dan beranjak dari kursi.

Seokjin mencomot mantel beludru putih dalam lemari dan kunci mobilnya. Ia bergegas keluar kamarnya.

"Mau pergi?" Yoongi dengan secangkir kopi mencegatnya di ruang tamu.

"Bagaimana aku menjelaskannya ya? Kamu pasti akan cemburu kalau ku bilang aku akan menemui Jisoo" Seokjin masih suka meledek Yoongi.

"Selarut ini?" seperti biasanya yoongi tidak menanggapi ledekan Seokjin.

CRAZY RICH MAN [ End ]Where stories live. Discover now