Chapter 19

6.3K 656 10
                                    

Jangan lupa kunjungi akun Dreame-ku

Sewaktu-waktu aku bisa saja hanya aktif di sana

Kalian bisa mencari dengan cara ketik : Juanita Pangestu

Jangan lupa follow dan like semua ceritaku ya

Terima kasih

Selamat membaca

*-*-*

Arabel menatap pintu gerbang di depannya. Sudah sepuluh menit Arabel hanya diam dan melihat gerbang tinggi dengan jarak yang cukup jauh. Hingga akhirnya Arabel memilih untuk mendekati gerbang itu dan berdiri di depan intercom

Tiba-tiba pintu gerbang itu terbuka dengan sendirinya. Seorang penjaga menghampirinya dan menundukkan tubuhnya. Penjaga itu sebenarnya kaget dengan kehadiran perempuan yang berdiri di depan gerbang.

"Nona" sapa penjaga itu yang membuat Arabel tersenyum kikuk.

Penjaga lainnya datang sedang mobil yang pernah dilihatnya di TV yaitu mobil golf. Mereka mempersilahkan Arabel untuk naik dan mereka mengendarai untuk mendekat ke pintu utama

Selama tinggal di sini Arabel tidak pernah melihat taman dan keadaan dari pintu depan. Pintu depan tertutup dengan rapat seakan takut jika Arabel pergi dan berlari.

Tetapi saat ini posisinya sudah pergi dari rumah ini tapi Arabel datang kembali. Memang bodoh tapi mau bagaimana hati Arabel yang kekuh untuk kembali pulang.

Ya, hati Arabel dengan lancangnya memberi label rumah ini adalah tempatnya pulang. Sudah sepenuhnya Arabel terikat dan tak bisa pergi. Segalanya berada di sini,termasuk hatinya.

"Bagaimana keadaan di sini ?" Tanya Arabel yang membuat kedua penjaga itu terlihat kaget.

"Maaf Nona. Kami tidak tau harus menjawab apa. Tetapi Tuan Gris bisa menjelaskannya" ucap penjaga itu dan mobil itu terhenti.

Benar saja Gris dan juga Rista ternyata sudah berdiri di depan pintu. Arabel turun dan menatap kedua orang yang dianggapnya teman selama berada di sini.

Rista terlihat sekali ingin datang menghampiri Arabel dan memeluknya. Tetapi perempuan itu memilih menundukkan tubuhnya dan menyapa Arabel seperti semua penjaga dan pelayan.

Tetapi Arabel langsung mendekat dan memeluk perempuan itu. Arabel sangat merindukan semua hal yang berada di sini termasuk Rista. Perempuan itu tidak bisa menahannya untuk tidak membalas pelukan Arabel.

Gris hanya mendiamkan kedua perempuan itu melepas rindu. Sedangkan kedua penjaga yang mengantarkan Arabel itu menundukkan badannya dan pamit pergi.

"Kau baik-baik saja ?" Tanya Arabel yang membuat Rista tersenyum dan mengangguk.

Rista sangat kagum dengan Arabel. Perempuan itu sangat baik bahkan pada Rista yang hanya pelayan dirumah ini. Sedangkan Arabel merupakan Nona Muda di sini.

"Alymer..." ucap Arabel sambil menatap Gris dan Rista dengan bergantian.

"Tuan tidak ada di sini, Bel. Tidak ada yang tau kemana perginya Tuan Alymer"

*-*-*

Arabel mengigit kukunya dengan perasaan gamang luar biasa. Kepulangannya ke rumah ini tidak membuahkan hasil sama sekali. Orang yang diharapkannya ternyata tidak ada di tempat

Bukan hal itu yang membuat Arabel resah tetapi kenyataan jika tidak ada yang tau kemana perginya pria itu yang membuat Arabel sangat khawatir. Entah kenapa Arabel menyesali perbuatannya kemarin.

Seharusnya Arabel diam saja dan tak meninggalkan pria itu. Seharusnya Arabel memisahkan pria itu ketika bertengkar bukannya malah pergi dan menjauh.

Ossesione Alymer ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang