PLS

152 40 2
                                    

"Eh jangan! Enak aja lo. Sini minumannya!" perintah Fani pada Evan. Evan pun memberikannya. Evan dan Fani duduk di bangku yang berada dikoridor sekolah.

"Van, kok lo disini sih? Bukannya ngurusin anak-anak PLS dilapangan?" tanya Fani dengan nada normal. Entah kenapa setelah meminum minuman yang diberikan oleh Evan tadi, pikiran dan perasaannya jadi tenang. Mungkin karena minuman yang dikasih mengandung cinta dan kasih sayang yang tulus kali ya.

"Gue disuruh disini sama Mama lo. Urusan anak-anak PLS gue serahin sama si Fandi. Fandi adalah wakil ketua OSIS yang juga sahabat dekat Evan.

Fani hanya ber'oh' saja. Cuek sekali Fani yak.

Disaat Fani dan Evan sedang berbincang, tiba-tiba datang seorang wanita seumuran Fani, yaitu Elsa. Elsa sudah lama menyukai Evan. Namun dia belum bersni mengatakannya pada Evan. Elsa takut Evan akan menjauh darinya. Tanpa dikasih tau pun Evan sebenarnya sudah mengetahui perasaan Elsa. Dia hanya bersikap pura-pura tidak tahu saja. Evan tidak menyukai Elsa, entah kenapa. Padahal Elsa wanita yang baik, cantik, feminim, dan pintar, bebeda dengan sifat Fani yang tomboy.

"Hai Evan, Fani!" sapa Elsa ramah dan duduk disamping Evan. "Hai!" jawab Evan dan Fani serentak.

"Kok lo gak ke lapangan Van, lo kan ketua OSIS?" tanya Elsa.

"Gue lagi nemenin Fani. Tadi dia telat datang, jadi gue kasih hukuman. Ya karena dia teriak-teriak di toilet pas gue kasih hukuman, makanya gue kesini nemenin dia, biar gak kesurupan lagi ni anak." jawab Evan yang mengubah fakta.

"Lo kok bilang gue kesurupan sih?" Fani tak terima.

"Lo ada apa kesini Sa, tumben?" tanya Evan lembut pada Elsa. "Gue mau ngajak lo ke acara ulang tshun temen gue nanti sore, lo mau kan?" tanya Elsa pada Evan yang diangguki oleh Evan. Evan menerima ajakan Elsa karena takut Elsa kecewa.

"OK! Ntar gue kabarin ya Van. Gue mau ke kelas dulu. Bye!" Elsa pun beranjak pergi. Meninggalkan Evan dan Fani berdua lagi duduk di bangku koridor.

* * *

Usai acara MOS, saatnya seluruh kelas 10 memasuki kelasnya yang sudah dibagi tadi. Proses belajar mengajar akan dimulai besok pagi.

Fani memasuki kelasnya. Ia sudah menjadi senior sekarang. Bisa menyuruh adik kelas sesuka hatinya. Ya sebelum jadi senior pun Fani sudah merasa jadi senior karena ia bisa bertindak sesuka hatinya. Mengancam orang yang tidak mau menuruti kemauannya.

"Hai gaes! Udah pada kangen gue kan?" antusias Fani saat memasuki kelas barunya. "Hai Fan! Apa kabar lo? Libur semester lo kemana aja gak keliatan? Padahal pas libur kan kita bisa drifting sepuasnya sampe malam." ucap Kevin, teman disekolah sekaligus teman drifting Fani kemana-mana.

"Ekhem!" deheman seorang lelaki menghentikan perbincangan mereka. Ya, dia adalah Evan. Evan satu kelas lagi dengan Fani. Seketika seisi kelas terdiam ketika Evan memasuki kelas. Entah karena mereka takut, tapi mereka semua diam saat Evan memasuki kelas.

"Hai Fan! Sapa Evan dengan lembut pada Fani. "Lo duduk dimana?" tanyanya lagi. Fani pun menunjuk tempat duduk yang akan ia tempati itu. Tanpa aba-aba, Evan duduk di samping kursi yang ditunjuk Fani tadi. Fani pun tak terima tempat duduk Kevin digantikan oleh Evan.

"Heh! Itu masih banyak tempat duduk, apa lo duduk di bangku Kevin?" protes Fani tak terima. Evan tetap duduk dengan manis di tempat duduk barunya itu.

* * *

Sampai sini gimana ceritanya menurut kalian gaes? Aku asih awal-awal ngetik ini, bantu kasih support ya! Love you readers!!!

IMAM IDAMANWhere stories live. Discover now