Sekolah Bareng

79 44 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca! Terima kasih!

.

.

.

.

.

Pagi ini, tepat pukul 6.30 Gio sudah berada di halaman rumah Fani. Sesuai janjinya semalam, ia akan mengantar Fani ke sekolahnya.

"Cepet banget jemputnya?" Fani pun memasuki mobil Gio.

"Kan lo yang bilang jemput jam 6.30." jawab Gio dan mulai melajukan mobilnya.

Tak lama setelah mobil Gio meninggalkan halaman rumah Fani, sebuah mobil sedan hitam berhenti di halaman rumah Fani juga.

"Lho! Kok kamu masih disini Van? Kata Fani kalian udah mau berangkat tadi." tanya Siska heran karena saat pamit tadi Fani bilangnya mobil Evan udah sampai.

"Hah?! Saya aja baru sampai bu?" jawab Evan yang tak kalah herannya.

"Atau jangan-jangan Fani dijemput sama Gio ya?" Evan menduga.

"Hm, ya udah Bu Siska. Kalo gitu saya berangkat dulu ya!" Evan pun pamit pada Siska dan mulai melajukan mobilnya menuju sekolah.

Dimobil Gio, Gio dan Fani sedang mengobrol sambil tertawa. "Fan, nanti lo bisa nemenin gue gak?" tanya Gio sambil fokus menyetir.

"Kemana?" tanya Fani penasaran.

"Hm, ada deh. Pokoknya pulang sekolah, lo gue jemput nanti."

Mobil Gio pun sudah berada di depan gedung sekolah. Menampilkan Fani yang baru saja keluar dari mobil tersebut.

Selepas mobil Gio pergi, Evan langsung meng-klakson mobilnya tepat di belakang Fani. Fani pun kaget dibuatnya.

"HEH! EVAN SIALAN? LO MAU NABRAK GUE YA?" omel Fani memarahi Evan. Evan tak menghiraukan Fani yang sedang memarahinya. Ia tetap saja membunyikan klakson mobilnya.

.

.

.

Selama jam pelajaran, Fani yang duduk di samping Evan tak pernah fokus dengan materi yang diajarkan oleh guru. Evan yang menyadari itu pun mencoba menasehati Fani.


"Fan, lo kenapa bengong gitu sih?" tanya Evan berbisik.

"Fan!" panggil Evan lagi karena Fani tak kunjung menjawabnya.

"FANIIII!" karena kesabarannya sudah habis, Evan memanggil dengan sedikit berteriak di kuping Fani.

Spontan Fani pun kaget. Dan mengelus-elus kupingnya yang pengang karena teriakan Evan.

"Evan! Kenapa kamu teriak-teriak? Kamu mau keluar dari kelas saya?" Ternyata suara Evan sekeras itu sampai guru yang sedang menerangkan pelajaran pun jadi terganggu.

"M-maaf bu!" hanya itu yang diucapkan oleh Evan.

Sedangkan Fani sedang menahan tawa di samping Evan. Giliran gini aja, baru Fani nyambung. Taid bengong terus.

"Gara-gara lo ini Fan! Gue panggilin juga dari tadi bukannya nyaut malah diem aja." omel Evan dengan berbisik. Tak berteriak lagi, takut di marahi bu guru lagi dan akhirnya diusir.

Fani hanya mengangkat bahunya cuek.

.

.

.

.

.

.

Di jam istirahat ini, Fani sedang makan di kantin. Bersama geng drifting nya.

"Fan! Pulang sekolah nanti ada balapan. Lo ikut kan?" tanya salah satu teman Fani yaitu Iwan.

"Hm, gak bisa. Gue pulang sekolah udah janjian sama teman gue."

"Yah Fan! Padahal kita bisa gabung lho sama geng mereka. Kemaren sore si Eric ngajak gue ketemuan" ucap Hendri, teman drifting Fani juga.

"Eric ngomong apa sama lo Hen?" Iwan antusias.

"Ya itu, dia bilang mau gabung sama geng kita. Tenang aja Fan, geng mereka juga ada ceweknya kok." lanjut Hendri.

Fani hanya ber'oh' saja menanggapi ucapan Hendri.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sepulang sekolah, Fani menunggu Gio di gerbang sekolah. Sudah hampir 15 menit, tapi mobil Gio belum juga muncul.

Tiba-tiba datang Evan dengan mobilnya. "Ayok masuk!" ajak Evan dengan nada dinginnya.

"Ngapain lo nawarin gue pulang bareng? Ntar lo ninggalin gue lagi."

"Ya deh, maaf yang kemaren gue ninggalin lo. Tapi sekarang lo pulang bareng gue ya?!" ajak Evan lagi, tapi dengan suara lembut kali ini.

"Nggak, gue udah di jemput sama orang." jawab Fani ketus.

"Siapa? Si Gi-" belum selesai Evan ngomong, tiba-tiba terdengar klakson mobil dari arah seberang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Dengan segala kegabutan aku mengetik!

vote dong qaqa!

IMAM IDAMANWhere stories live. Discover now