berangkat bareng

224 15 4
                                    

H a p p y R e a d i n g
⬇️
⬇️
*jgn lupa tingalkan jejak ya*

________

"Udah beres Ca makannya?" tanya Nuri sambil mengemas makanan kedalam dus, hari ini pesanannya cukup banyak, membuat ia begadang semalaman, begitupun dengan Desya—-ia bisa tidur pukul dua malam dan bangun saat adzan shubuh tadi, alhasil mata nya sangat mengantuk sekarang.

"Udah Bu" jawab Desya dengan kepala nya ia tenggelamkan diantara kedua tangannya

Nuri menghela nafas nya, merasa bersalah ketika melihat keadaan Desya yang terlihat sangat kelelahan "Caa, maafin Ibu ya. Kamu jadi ngantuk gini gara-gara semalam bantuin Ibu"

Desya menegakan kembali tubuh nya kemudian tersenyum ke arah Nuri—-"Ibu apaan sih, kan emang Eca yang mau bantu Ibu. Lagian kalo ga dibantuin masa Ibu mau ngemas ini sendiri? kenapa Ibu ga suruh pegawai aja, biar tenaga Ibu ga kekuras banget"

"Ibu masih bisa sendiri selagi pesanannya dibawah seratus Caa"

"Yaudah, Ibu jangan terlalu maksain kalo gitu. Libur dulu Bu, jangan terlalu sering kerja, nanti Ibu sakit"

Nuri menghampiri Desya kemudian mengusap kepala nya, ia tersenyum saat melihat wajah cantik putri satu-satu nya ini. Putri yang selalu menguatkan dirinya, memberi semangat untuk dirinya, dan yang terpenting dia adalah satu-satu nya alasan Nuri untuk tetap berjuang sampai saat ini—-"Ibu pasti jaga kesehatan Ibu sendiri Caa"

"Belum berangkat?"

"Tunggu Nara Bu, semalam dia kasih tau Eca mau jemput katanya"

Desya langsung teringat pesan yang di kirimkan Nara semalam, yang membuat nya reflek melompat dengan kata yang di tambah emot love di dalamnya, bagaimana Desya tidak senang coba?

"Baru juga pukul enam lewat sepuluh Ca, masih pagi"

"Haha iya bu, Eca tadi sengaja mandi pagi biar seger gitu" kan mau bareng Nara lanjut nya dalam hati

Tinn...

Desya juga Ibunya menoleh ke arah depan, dimana ada laki-laki berseragam dengan motor besarnya

"Assalamualaikum.."

"DESYAAAA"

"ANYELIRRRR" teriak Nara sambil celingak celinguk

Desya juga Nuri langsung menghampiri Nara yang masih stay diatas motor besar nya

"Berisik lo, masih pagi teriak-teriak"

"Hehe, siapatau ga denger klakson nya Ca" Nara langsung turun dan salim kepada Nuri—-"Tante Ibu, Nara pamit"

Nuri mengusap kepala Nara lembut, layaknya seorang Ibu kepada anak kandung nya sendiri—"Iya, jangan ngebut"

"Siap Tante Ibu"

"Bu Ecaa berangkat yaa. Ibu hati-hati nanti ya antar pesanan nya" Desya menyalimi lengan Nuri, puncak kepala nya di usap juga dengan sangat lembut, membuat Desya ingin kembali tidur nyenyak

"Hati-hati"

"Iya Bu. Assalamulaaikum"

"Waalaikumsalam"

NARAYA (SEHUN)Where stories live. Discover now