[5] Hujan

1K 221 16
                                    

"Aah, aku tidak menduga hari ini akan turun hujan." Keluh Angel melihat langit gelap yang menumpahkan air ke bumi dengan derasnya.

"Ya, perkiraan cuaca pagi tadi hanya mengatakan mendung saja hari ini, jadi aku sama sekali tidak membawa payung." Ujar Apple sembari bercermin acuh dan memperbaiki lipstick merah di bibirnya. "Kau juga tidak membawa?"

Angel mendengus kesal, "Tidak, aku tidak." Mata biru bundar gadis itu melihat para gadis dari keluarga yang lebih tinggi dari kelurganya ditemani oleh para pelayan dan pengawal mereka, para gadis itu tampak anggun dan acuh saat melewati Angel dan Apple.

Angel sebenarnya juga termasuk dalam keluarga yang elit dan dia merupakan salah satu dari anggota 10 keluarga. Namun statusnya sebagai anak haram yang tidak diinginkan membuat apa yang dia dapatkan dari keluarga jauh lebih rendah dari anak-anak kelahiran sah.

Walau apa yang diberikan oleh keluarganya sudah bisa dibilang baik hati untuk seorang anak haram, tapi Angel tidak puas dan iri dengan kehidupan yang lebih mewah yang didapat saudara-saudara nya yang lain. Dia juga ingin mendapat pelayan pribadi! Dia juga ingin para pengawal yang mau mendengarkan semua perintahnya!

Mata bundar gadis itu menyapu pandangan keseluruh teras sekolah, menatap iri semua orang yang lebih berada dari pada dirinya. Sampai kemudian tatapan nya berhenti pada seorang pemuda bertubuh kecil yang tampak seperti meringkuk memeluk payung di tangannya.

"Oh, kurasa kita sudah mendapatkan payung nya!" seru Angel mengukir seringai di wajah cantiknya. Apple mengikuti arah pandang Angel, mengukir senyum mengejek saat melihat Baam sendirian di sana.

Keduanya menghampiri Baam dan Angel dengan acuh merampas payung Baam. "Halo kotoran kecil, aku lihat kau tampak begitu sehat. Michael merawatmu dengan sangat baik." Mata biru Angel melihat tubuh penuh luka Baam dari atas kebawah, terkikik geli saat melihat Baam sedikit gemetaran.

"Lihatlah betapa kusamnya dirimu, apa kau tidak mandi dan mencuci pakaianmu?" Apple beralih berdiri di belakang Baam, mendorong pemuda yang memiliki tubuh lebih kecil darinya kedepan dengan kasar. "Kebetulan alam sedang berbaik hati, sana pergi mandi dan bersihkan dirimu."

Baam jatuh ketanah dengan suara basah dan keras. Dorongan Apple sangat kuat hingga dia terdorong keluar dari teras yang teduh dan jatuh kesamping dimana tanah berumput sekolah yang basah dan becek. Lumpur mengotori pakaiannya dan basahnya air terserap hingga membuat kulitnya kedinginan dan lukanya yang belum sembuh terasa sakit.

Suara tertawa dan cekikan terdengar di sepanjang para murid berlalu melewati Baam. Beberapa hanya akan melihat karena tidak terlalu mengenal Baam dan beberapa akan melemparkan cemoohan. Mereka yang melempari cemoohan dan hinaan adalah mereka yang satu kelas dengan Baam.

"Bersihkan dirimu disana! ayo cepat!" titah Angel sementara Apple mengeluarkan ponselnya untuk merekam.

"Hei jalang-jalang sialan, apa yang kalian lakukan di depan pintu? Menghalangi jalanku?" suara merdu seorang gadis namun sayang dikeluarkan untuk mengutuk terdengar. Angel dan Apple berbalik kearah suara dengan marah dan siap untuk membalas saat keduanya melihat siapa itu.

Endorsi berdiri bersidekap dengan sikap angkuh dan arogan, menatap keduanya dengan tatapan merendahkan. Dibelakangnya para anggota Dewan Siswa yang lain mengikuti, jelas mereka memiliki agenda yang ingin mereka diskusikan di suatu tempat.

"Endorsi, bahasamu terlalu kasar!" tegur Shibisu seperti seorang penatua, "Sebagai seorang anggota Dewan Siswa, seharusnya kau memberi contoh yang baik."

Khun melihat layar ponselnya sebelum kemudian mengangkat pandangannya, Angel dan Apple secara otomatis bergeser kesamping untuk memberi lebih banyak ruang agar rombongan itu bisa segera pergi. Mata kobalt itu tampak acuh sebelum kemudian sedikit melebar karena terkejut.

[BL] Thriller Academy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang