[16] Turtle!

1.3K 243 61
                                    

***

Langkah kaki terdengar begitu jelas di sunyi nya sepi. Seakan hanya ada dirinya saja di tempat yang luas dan suram ini.

Langit tampak semakin gelap. Namun gelap yang ada nampak sangat berbeda dengan gelapnya langit malam. Langit berwarna ungu gelap yang sedikit diwarnai merah, tampak begitu aneh dengan awan-awan tebal yang tampak begitu dekat sehingga kau bisa menjangkaunya hanya dengan naik ke gedung lantai tiga.

Tanaman hias, boston Ivy, merambati dinding yang melingkupi taman yang luas. Daerahnya ditumbuhi bunga-bunga cantik, dan taman mawar merah yang bermekaran adalah spot terindah diantara semuanya. Namun dengan suasana yang melingkupi saat ini, keindahan itu hanya terasa begitu mencekam dan membawa kesan horror.

Khun sendiri hanya melirik kearah tempat itu sejenak. Merasa bahwa ini adalah titik aman selanjutnya. Dia tidak punya petunjuk, jujur hanya berdasarkan insting saja. Yang sebenarnya sangat tidak Khun sukai, bergantung pada insting benar-benar bukan gaya pemuda biru itu. setidaknya dia ingin mencari petunjuk yang bisa mendukung dan membuatnya bisa tinggal dengan tenang untuk sementara.

Tapi kegelapan yang melingkupi terlalu aneh. Membuat pemuda biru itu sendiri ragu untuk melangkah lebih jauh.

Dirinya tidak takut gelap. Sungguh.

Tapi siapa juga yang bisa tahan dengan suasana gelap malam yang aneh, dan sesekali terdengarnya suara geraman tak manusiawi dan juga dentuman seperti langkah kaki raksasa berada didekatmu.

Bahkan sekarang Khun bisa mendengar suara dentum langkah kaki itu.

...

Tunggu?

Langkah kaki?

THUMP

Tanah bergetar saat bumi sendiri berguncang. Beberapa pot tanamanan jatuh dan dedaunan tanaman yang merambati dinding berguguran.

Di temaramnya keadaan, Khun melihat bayangan besar yang samar-samar semakin membuat gelap pandangannya. Dengan pelan mengangkat pandangan, tertegun melihat apa yang berada beberapa meter jauhnya darinya.

Itu adalah Buaya raksasa yang memiliki fisik tubuh hampir mirip dengan manusia. Tubuhnya besar dan kekar di liputi kain merah yang seakan dicelupkan dengan darah. Tombak ditangan –cakar- makhluk itu tampak begitu ganas dengan karat dan noda darah yang masih tampak begitu segar sehingga menetes jatuh.

Manic merah bersinar makhluk itu bergulir melihat kesegala arah sebelum kemudian melihat kearah Khun yang masih terdiam di tempatnya. Menunduk, Buaya besar itu menatap Khun dengan mata merah tajamnya. Makhluk besar itu mendengus menghembuskan nafas panasnya pada Khun, membuat surai biru sebahu si Biru terbang karenanya.

"Tch! Hanya betina lemah!" dengus buaya itu, "Kau tidak pantas menjadi mangsa Rak Wraithraiser yang mulia ini!"

"Hah?!"

Mata kobalt Khun yang awalnya tertegun kembali mendapatkan fokusnya. Tampak jelas bersinar dengan rasa kesal dan jengkel yang bercampur menjadi satu. Kepalanya menyentak berbalik, melihat punggung monster buaya yang semakin menjauh darinya.

"Siapa yang kau bilang betina?! Dasar Buaya jelek!!" maki Khun marah.

Tapi memang karena jarak yang semakin membentang, Buaya itu mungkin tidak mendengar makian Khun. Terlebih sepertinya Buaya itu baru saja menemukan apa yang pantas di sebut mangsa jika dilihat dari bagaimana langkahnya semakin cepat seakan mengejar sesuatu.

Ingin sekali Khun mengejar, tapi dia bukan orang bodoh. Jelas bahwa makhluk itu adalah salah satu monster yang menyusup masuk ke dimensi ini. Dan jelas juga itu adalah monster yang sebelumnya Rachel ceritakan yang membantai para siswa dengan tombak nya. Dia tidak ingin mengalah dari emosinya dan malah mengejar monster itu hanya untuk mengantarkan nyawanya pergi melayang.

[BL] Thriller Academy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang