PART 27

63.5K 5.5K 264
                                    

27

Beberapa bulan setelah Lucy kabur dari Dean, Lucy melahirkan tanpa sosok suami di sampingnya. Di dalam kamar apartemen itu seorang dokter sedang membantu Lucy melahirkan anak keduanya. Bayi pertama telah dibersihkan oleh seorang perawat. Lucy sedang berteriak kesakitan, menarik napas, mengembuskannya beberapa kali.

Beberapa saat kemudian suara tangisan bayi memenuhi kamar apartemen. Lucy tersenyum lemah mendengar tangis bayi yang kemudian bersahut-sahutan.

Setelah semua urusan telah selesai, beberapa jam kemudian Lucy hanya ingin bicara dengan Zeline dan Clarissa. Perawat segera keluar dari kamar itu untuk membereskan yang lain sementara dokter sudah pulang beberapa saat lalu.

"Yang pertama namanya Lusi." Lucy tersenyum. "Lusiana Elmira. Satunya lagi Luna Almeera."

"Lucy?" gumam Clarissa, memandang Lusi di gendongannya. Sementara Lucy sedang menyusui Luna.

"Lusi. Hanya beda dua huruf." Lucy tersenyum menatap Zena yang sudah berumur 11 bulan di pangkuan Zeline. Zena sedang duduk manis sembari memandang Luna, kemudian gantian menatap Lusi di gendongan Clarissa.

"Gue mau ngomong serius ke kalian," gumam Lucy sedih sambil menatap Luna yang baru saja tertidur. Dia membawa Luna ke box bayi kemudian mengambil Lusi dari gendongan Clarissa untuk minum asi.

"Apa?" tanya Zeline dan Clarissa bergantian.

"Gue nggak selamanya bergantung ke kalian." Lucy menghela napas melihat tatapan curiga kedua sahabatnya. "Ya, gue pengin memulai hidup sendiri. Yang jauh, gue pikir akan lebih baik daripada kalian harus terseret ke masalah gue."

"Lucy...," panggil Zeline saat Lucy menggeleng.

"Please...." Mata Lucy berkaca-kaca. "Gue tahu ini bakalan berat, tapi gue udah punya rencana yang menurut gue terbaik. Tapi, gue nggak bisa bawa dua-duanya." Lucy memandang Zeline. "Apa lo nerima anak untuk diadopsi?"

"Lo yakin?" tanya Zeline ragu. "Gue nggak keberatan. Gue juga seneng apalagi dengan anak perempuan, tapi apa lo ikhlas?"

"Gue nggak ada pilihan lain." Lucy menatap Clarissa. "Gue pengin minta tolong ke elo, tapi kendalanya pasti di suami lo. Makanya, gue minta ke Zeline karena suami lo adalah Dewa," kata Lucy kepada Zeline.

"Gue titip Luna, ya. Gue pengin ngerawat dua-duanya, tapi sepertinya gue ngerasa nggak sanggup." Lucy terisak saat mencium Lusi. "Jaga Luna baik-baik, ya." Ditatapnya box bayi Luna. "Gue terlalu jahat, ya, ninggalin Luna sendirian?"

"Lo nggak mungkin langsung pergi juga, kan?" Zeline mengusap lengan Lucy. "Gue pengin nahan lo, tapi di sisi lain gue juga nggak bisa maksa, kan. Jangan buru-buru. Luna juga masih butuh lo."

Lucy mengangguk-angguk.

"Lagian lo mau ke mana, Lucy?" tanya Clarissa dengan suara serak. "Apa nggak bisa lo di sini aja?"

Lucy menggeleng. "Gue belum tahu. Pokoknya ... ke tempat yang jauh."

***

5 TAHUN KEMUDIAN

"Lusi, jangan lari-lari, Nak! Nanti jatuh!" teriak Lucy.

"Mama, lihat! Tante Gracia ngasih aku ini." Lusi meperlihatkan bunga yang terselip di telinganya.

Lucy menunduk dan merapikan rambut anaknya yang berantakan. "Nah, ini tambah cantik kalau rambutnya rapi gini."

"Lusi, jadi main kan?" teriak salah seorang anak perempuan dari jauh.

"Mama, aku mau main dulu, ya?" pinta Lusi sambil mencium pipi mamanya.

"Mainnya jangan jauh-jauh, tapi, ya?" Lucy mengarahkan kelingkingnya yang dibalas Lusi dengan menautkan kelingking mereka. Setelah itu, Lusi lari mengejar teman perempuannya yang kabur duluan.

Deal with A Possessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang