4. Chika Come Back!!!

1K 85 0
                                    

Drrtttt....

Kita, Satu!! ( 6565 chat )

Samuel ( 635 chat )

Vero ( 123 chat )

Maya ( 134 chat )

Fira ( 187 chat )

Fitri ( 98 chat )

Rio ( 1 chat )

Squad of XII IPS 3 ( 854 chat )

Grup Sekolah Kita ( 564 chat )

Irsyad Ketos ( 5 chat )

Chika baru saja membuka ponselnya saat dia tiba di rumahnya. Setelah tiga hari menghilang ke Bandung. Chika kembali lagi sekitar pukul 4 sore tadi.

Chika terkekeh saat melihat chat dari para sahabatnya. Karena selama tiga hari ini, Chika tidak mengaktifkan sama sekali ponselnya.

Chika memutuskan tidak membalas atau membacanya, dan itu pasti membuat mereka sangat kesal. Biarlah, karena besok juga dia akan sekolah dan membuat kejutan untuk Maya. Sahabat satu-satunya kan cuma Maya yang satu sekolah dengannya.

***

Terlambat!

Itu yang di alami oleh Chika. Bagaimana tidak? Karena Chika bangun kesiangan. Kedua orang tuanya berangkat ke luar negeri kemarin sore. Kakaknya harus berangkat pagi tanpa membangunkannya.

Sialan kan?

"Manjat lagi deh," gumam Chika lalu memanjat tembok belakang sekolah. Beruntung tidak terlalu tinggi sekali.

Brukk...

Chika melompat sempurna dan segera berjalan mengendap-endap di lorong yang sepi. Huft! Selamat sampai depan pintu kelas!

Chika dengan santai memasuki kelas dengan mengunyah permen karet. Rambut yang dia kucir asal-asalan, seragam yang keluar dari roknya. Dasi yang malah dia ikat di telapak tangannya seakan ingin tinju.

Ceklek...

Chika melangkah santai tanpa melirik Bu Dina, guru matematika yang sedang menatapnya penuh emosi. Semua murid juga menatap Chika dengan terkejut.

"CHIKA CRISTABELLA!!!"

Chika menaikkan satu alisnya sambil terus mengunyah permen karet. Tidak ada takut-takutnya sama sekali dengan Bu Dina.

"Hem."

"Kamu kemana aja, hah?! Tiga hari nggak ada kabar. Nggak masuk. Bolos! Seenaknya saja!" murka Bu Dina emosi.

Chika malah menyandarkan tubuhnya di papan tulis. Tidak peduli dengan tatapan para teman sekelasnya.

"Kamu?!!"

"Udah belum bu ngocehnya? Saya mau duduk nih," ujar Chika.

"Berdiri di luar sampai jam saya selesai! Dan satu lagi..." Bu Dina berjalan mendekati Chika dan menarik sesuatu dari hidung Chika.

"Aww! Ssshhh..." Chika merasakan sakit saat anting hidungnya di lepas dengan kasar oleh Bu Dina. Semua murid bergidik ngeri melihatnya.

"Ini sekolah, Chika! Kenapa sih kamu nggak bisa di omongin?! Kenapa masih suka pake ini hah?!!" tanya Bu Dina emosi. "Sekarang keluar!"

Chika masih mengelus hidungnya dan berjalan keluar kelas. Bukannya menunggu, Chika malah melanjutkan langkahnya sampai ke kantin.

Dengan santai, Chika memesan bakso dan jus jeruk. Saat akan memakan baksonya, suara teriakan membuatnya berhenti.

"CHIKA CRISTABELLA!!!"

"Kenapa kamu malah disini? Bukannya kelas kamu waktunya Bu Dina, hah?!" bentak Bu Eka, guru BK sekaligus wali kelas Chika. XII IPS 3.

"Saya telah, Ibu. Dan saya disuruh keluar. Ya sudah," balas Chika enteng.

"Ayo ikut Ibu ke kelas!" ajak Bu Eka sambil menyeret Chika. Chika hanya diam sambil membuka permen karet dan mengunyahnya.

Sampai di depan kelas, Bu Eka memasuki kelas. Membuat semua orang terkejut. Terlebih lagi menyeret Chika yang seperti orang pasrah.

"Bu Dina. Biarkan anak bandel ini di kelas. Karena dia malah ke kantin Bu," adu Bu Eka.

Bu Dina memelotot. "Astaga...," lirih Bu Dina sambil memijit pelipisnya. "Ya sudah Bu. Chika, duduk di bangku kamu," suruh Bu Dina.

Chika langsung duduk di samping Maya. Meja baris ke-empat dari belakang. Karena meja di belakangnya kosong. Tapi tunggu.

Ada seorang cowok yang duduk sendiri di belakangnya. Siapakah dia? Sepertinya Chika pernah melihatnya. Chika langsung duduk tanpa menoleh. Mungkin saja anak baru.

"Lo kemana tiga hati ini hah?! Gara-gara galau, lo ngilang gitu aja?" ujar Maya tidak dapat menahan emosinya.

"Lo tau, gue, sama anak-anak bingung nyari lo! Orang tua lo nggak mau ngasih tau lo dimana. Hp nggak aktif!" ujar Maya lagi.

"Sorry... gue butuh waktu sendiri. Gue di Bandung kalo lo pengen tau," ujar Chika.

"Ada kita. Gue tau lo sedih, tapi nggak perlu larut," ujar Maya mengelus punggung Chika.

"Murid baru?" tanya Chika pada Maya.

Maya mengernyit. Kemudian dia menoleh ke belakang sebentar. "Dia itu...."

Kringggg....

Bel istirahat berbunyi. Chika langsung menarik tangan Maya agar cepat ke kantin. Karena tadi dia tidak sempat memakan baksonya gara-gara Bu Eka.

Saat Chika dan Maya berjalan di koridor, banyak pasang mata yang menatapnya terkejut.

"Chika come back??!!" teriak salah satu siswa.

"Wah! Kemana aja lo Chika?"

"Chika makin cantik aja ya?"

"Chika gue boleh daftar nggak gantiin dia?"

"Chika kemana aja?"

"Sumpah! Bad girl kita udah balik lagi?! Yuhuuu!!!!"

"Sekolahan tanpa Chika, sepi anjir!!!"

Chika hanya tersenyum tipis menanggapi semua teriakan-teriakan itu.

Siapa yang tidak mengenal Chika? Bad girl yang tidak takut pada siapapun. Cantik, tapi sangar. Kadang juga galak. Ratu jalanan. Jago dalam segala hal. Pintar, walaupun tanpa belajar.

Semua orang juga tahu jika Chika dulu pacaran dengan Leo, yang mereka tahu beda sekolah itu. Namun malah bertunangan dengan Intan, sahabatnya sendiri.

"Chika," gumam seorang cowok yang saat ini berjalan jauh di belakang dua cewek itu. Chika dan Maya.

"Kenapa lo? Naksir?" tanya seorang cowok di sampingnya.

"Nggak. Apaan?"

"Chiko!" teriakan itu membuat langkahnya terhenti.

"Apa sih? Lo siapa? Gue nggak kenal!" sentak Chiko pada cewek bernama Lara. Lalu pergi meninggalkannya lagi.

Baru tiga hari dia sekolah disini, tapi sudah ada yang mengganggunya. Cantik tidak, seperti hantu iya. Becaknya yang tebal itu sangat menggelikan untuknya.

Tanpa sengaja tatapannya bertatapan dengan mata Chika. Chiko tersenyum miring. Karena tahu siapa Chika sebelum mereka bertemu di sekolah ini.


Chika dan Chiko Where stories live. Discover now