12. Luka Yang Kembali Terbuka

873 64 3
                                    

Chika membaringkan tubuhnya di ranjang miliknya. Matanya terpejam sambil tersenyum dan mengingat kembali malam waktu Chika dan Chiko dijodohkan.

Flashback on.

Chiko diam. Menerawang langit malam. "Kalo gitu kita harus buat cinta itu ada."

Chika menoleh saat mendengar perkataan Chiko. Apa maksudnya?

"Pernikahan bukan hal main-main. Kalo lo nggak yakin, gue usahain buat batalin perjodohan ini. Gue tau lo lagi masa sedih saat ini," ujar Chiko tanpa terduga.

Chika tertegun sebentar saat Chiko menatap Chika teduh. Dan tersenyum... manis. Baru kali ini Chika melihat Chiko tersenyum. Pertama kalinya.

"Gue akan coba. Lo emang yakin?" tanya Chika balik.

"Udah gue bilang kan, kalo kita harus buat cinta itu ada. Dengan cara membuka hati dan melupakan masa lalu. Anggap aja masa lalu itu sebagai sebuah pelajaran," ujar Chiko lagi.

"Wah! Lo benaran Chiko?! Bijak banget ey," celetuk Chika sambil terkekeh.

Chiko menoyor kepala Chika. "Gur serius anjir! Tau gitu ogah gue ngomong panjang lebar!" ketus Chiko.

"Canda gue." Chika menoel lengan Chiko. "Oke, gue mau coba. Kalo lo yakin, gue yakin. Sama-sama kita coba."

Chika tersenyum lebar sembari menatap langit malam. Chiko tersenyum tipis.

"Berpelukan?"

Chika menoleh dan melihat Chiko merentangkan kedua tangannya. Chika langsung memeluk Chiko sambil tersenyum.

Setidaknya, biarkan Chika melupakan sejenak rasa sakit hatinya yang mungkin belum kunjung hilang.

Flashback off.

Chika lalu bangkit dari tidurnya dan memasuki kamar mandi. Setelah itu dia keluar dengan sudah rapi. Mungkin jalan-jalan sebentar akan membuat hatinya lebih tenang saat ini.

Entah kenapa Chika malah kembali teringat dengan Leo. Sakit rasanya saat mengingat pengkhianatan yang mereka lakukan. Tanpa penjelasan sedikit pun.

"Dek? Mau kemana?" tanya Raya saat melihat Chika turun dan berpakaian rapi. "Tuh anting bisa dicopot aja kagak sih dari hidung lo? Ngeri gue," ujar Raya sambil bergidik ngeri. Padahal sudah lama adiknya menindik hidungnya itu.

"Bodo amat Kak. Gue mau keluar bentar ya. Mumpung belum nikah, jadi gue mau refreshing dulu," ujar Chika ngawur.

"Gak nyambung banget lo! Belum atau udah nikah, lo juga bisa jalan-jalan," balas Raya.

"Bye!"

Chika memesan taksi dan menuju ke cafe. Dia sengaja tidak membawa kendaraan dan tidak mengabari sahabatnya. Karena Chika butuh waktu sendiri.

***

Chika menatap cangkir kopi di depannya dengan tatapan kosong. Dia teringat saat mengingat jika meja ini. Cafe ini. Adalah tempat dimana Chika dan Leo bertemu.

Sakit.

Itu yang dirasakan oleh Chika. Masih bertanya-tanya kenapa mereka tega melakukan ini semua padanya. Apa salahnya pada mereka?

Chika bangkit dari duduknya dan berjalan keluar. Saat di depan pintu cafe, Chika berpapasan dengan Leo dan Intan. Astaga! Hati Chik bertambah sakit saat Intan memeluk lengan Leo erat.

Intan melengos.

Chika langsung lari keluar cafe dengan air mata yang menetes. Dadanya bergemuruh hebat merasakan sesak. Bohong jika saat itu Chika bilang pada Leo bahwa Chika sudah tidak punya rasa.

Chika dan Chiko Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang