Empat Puluh Delapan ½ : Mati.

211K 15.2K 11.5K
                                    

Devano memarkirkan motor nya dengan tenang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Devano memarkirkan motor nya dengan tenang. Ia turun tapi tidak mencabut kuncinya.

Devano langsung memasuki area rumah sakit, ekspresi nya tidak bisa di tebak. Ia terlihat sangat tenang.

Devano terus berjalan lurus,ponsel nya ia genggam di tangan kanan. Beberapa orang di tabrak nya karena Devano terus berjalan lurus,tatapan mata nya... Kosong.

"Heh, jalan yang bener dong, nggak liat banyak orang sakit disini, masih muda nggak punya sopan santun!"

Devano mengabaikan. Tiba-tiba hape nya bergetar, Devano langsung menggeser tombol hijau.

"Dimana?"

"Tuan biar saya jelaskan,tuan dimana?"

"Dimana. Nayra. James."

James menghela napas. "Kamar mayat lantai 2.." Tut.

Tangan Devano gemetar. Ponsel nya ia genggam kuat.

"Hei! bukannya minta maaf malah.."

"Berisik!" Ponsel di tangan Devano melayang pada pria paruh baya yang sejak tadi menegur Devano. Mengenai kepala bapak itu yang depan nya botak.

"Kurang ajar! Udah gila ya kamu."

Bapak itu memandang Devano dengan emosi, kepala nya berdarah karena bocah gila di depan nya.

Devano menggeretakkan giginya. Dada nya naik turun karena napas nya tidak beraturan. Tangan nya terkepal. Devano berusaha menahan emosi nya.

Tapi tiba-tiba saja Devano menerjang pria paruh baya itu menghajar nya membabi buta.

Orang-orang kontan saja memisahkan mereka. Tapi tenaga cowok itu kuat sekali. Empat orang tidak cukup menahan Devano. Devano mengambil pot bunga besar lalu melempar nya ke kaca.

Serombongan orang berpakaian putih baru saja berbelok di koridor itu dan melihat keributan. Ketika mereka mengenali Devano mereka langsung berlari.

"Tuan Muda tenang,tuan."

"Tuan Devano harus mengontrol emosi tuan,ini di depan umum."

"Tuan, kita bisa."

Devano teringat suara petugas rumah sakit yang memberi tahu nya Nayra kecelakaan dan sedang di tangani di Unit Gawat Darurat.

Pasien kritis.

Suara James yang baru menelepon nya saat ia sudah berada dirumah sakit.

Sudah satu jam terhitung ia mematikan telpon Nayra dan pihak rumah sakit baru menelponnya.

Kamar mayat.

Nayra nya...

Nay tidak boleh.

"Arrrrgghhhhtttt." Devano meninju retakan kaca yang tersisa, mengambil  belingnya dengan tangan kosong lalu mengarahkan kepada orang terdekat.

"Tuan anda harus..aaahhh." Satu goresan mengenai pipi perawat.

Gak becus.

Rumah sakit ini gak becus.

Orang-orang nya sampah.

Untuk apa mereka hidup kalau Nayra tidak.

Untuk apa dia hidup kalau Nayra tidak.

Devano gagal, semua tidak berguna termasuk dirinya.

Lebih baik mati. Mati. Mati.

"Devano!"

*****

Ini untuk kalian yang suka minta cepat update aku kasih cepat 😋😋😋

Jangan rusuh, ini cuma separo. Separo nya nyusul. Jangan lupa komentar.

darkladyhoo

DEVNAY (Telah Terbit)Where stories live. Discover now