#2

156 13 0
                                    

Semenjak kembalinya Nisa ke Jakarta, dia memutuskan untuk memimpin salah satu cabang Brawijaya Group yakni The Royal.

Itu semua adalah permintaan ketua komisaris Brawijaya Group yang tak lain adalah ayahnya.

The Royal sendiri merupakan salah satu cabang Brawijaya Group yang bergerak di bidang perhotelan, sebuah hotel kenamaan bintang lima yang begitu terkenal di kalangan sosial menengah ke atas.

The Royal sendiri telah memiliki enam cabang hotel yang tersebar di enam kota besar di Indonesia yaitu, Bali, Jakarta, Palembang, Yogyakarta, Makassar dan Bandung.

Hari ini adalah hari pertama Nisa kerja di kantor, dia sengaja datang tepat waktu untuk memastikan karyawan juga datang tepat waktu.

Setelah melihat ruangannya, Nisa memilih untuk melihat-lihat suasana kantor yang akan dipimpinnya.

Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya telihat menundukkan tubuhnya sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya.

Nampak beberapa karyawan datang terlambat dari jam yang ditetapkan kantor, namun begitu mata Nisa menangkap mereka yang terlambat, para karayawan tersebut langsung menghampiri Nisa yang tengah berdiri.

Muka mereka semua telihat sangat pucat setelah mendapat tatapan Nisa yang begitu dingin.

"selamat pagi, Bu." Sapa salah seorang dari mereka.

Nisa hanya menatapnya. "jam berapa sekarang?" dia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"maaf, Bu. Kami terlambat." Mereka pun menunduk.

"oh ya, Bu. Saya tadi dikabari oleh GM, kata beliau mulai sekarang Ibu yang akan memimpin perusahaan ini." Nisa hanya menganggukkan kepalanya.

"saya Handoko, manager pemasaran. Ini pak Taufik dan sebagai manager keuangan." Ujarnya.

"pokoknya saya tidak mau tahu, besok-besok jangan ada yang terlambat lagi." Ujar Nisa seraya menatap dalam-dalam semua karyawan. "kalian itu sebagai manager disini berikan contoh yang baik kepada bawahan kalian seharusnya on time dong, malu lah sama karyawan yang lain!" Nisa pergi meninggalkan mereka semua yang nampak bergetar setelah mendengar ucapan bos baru mereka.

"dengan menjadi pimpinan perusahaan ini, aku berharap bisa melupakan semua masa lalu aku dengan kesibukan yang ada disini." Ujar Nisa dalam hati seraya memeriksa beberapa berkas yang sudah bertumpuk di atas meja kerjanya.

"tok..tok..tok." terdengar ketukan dari luar ruangan.

Nisa melihat seorang yang berdiri di luar ruangan, dia dapat melihatnya dengan sangat jelas karena semua sisi di ruangannya terbuat dari kaca bening.

"masuk." Ujar Nisa santai seraya terus saja memeriksa file-file yang kini menjadi fokusnya.

Terlihat seseorang wanita dengan menggunakan dress abu-abu selutut melangkah masuk ke dalam ruangan.

"permisi Bu, saya Marinka sekretaris Ibu. Maaf Bu, saya terlambat." Dia terlihat menunduk.

Nisa terus saja fokos memeriksa berkas yang berada di tangannya, tak lama kemudian dia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"kamu enggak lihat sekarang sudah jam berapa?" Ujar Nisa seraya membolak balik kertas yang menjadi fokusnya saat ini.

"maaf Bu, tadi di jalan macet." Kilah wanita yang ber-name tag Marinka.

"kamu pikir cuma kamu yang kena macet, sadar dong ini Jakarta. Semua karyawan lain juga kena macet di jalan, tapi buktinya mereka bisa on time." Nisa begitu geram dengan orang-orang yang yang selalu saja menggunakan macet sebagai alasan.

Serpihan Cinta Dalam HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang