8

651 55 0
                                    

Happy reading!

Author POV

Laju sebuah motor ninja mulai memelan saat hampir tiba di tempat tujuan. Lima detik setelahnya motor itu benar-benar berhenti. Dengan penuh kehati-hatian si penumpang turun dari motor.

"Nggak mau mampir dulu?" tawar Viola.

"Lain kali aja deh. Udah mau magrib," tolak Arsen.

"Ya udah. Makasih buat baksonya, sering-sering beliin," ucap Viola.

"Udah dibaikin malah ngelunjak," ucap Arsen.

"Canda. Baper amat sih," cibir Viola.

"Gue pulang dulu, kelamaan lihat lo bikin mual," ucap Arsen. Detik berikutnya cowok itu melajukan ninja hitam miliknya.

"Arseeen!" teriak Viola bersamaan dengan melajunya ninja hitam itu.

Viola menghentak-hentakkan kakinya. "Ngeselin banget, sih."

Setelah motor Arsen tak dapat dijangkau oleh matanya, ia berbalik arah. Lalu berjalan menuju rumah mewah peninggalan sang papa.

Kekesalannya menghilang saat netranya menangkap penampakan mobil Ervan. Dengan semangat ia berjalan menuju pintu rumah. Karena bersama sang abang ia bisa bermanja-manja.

"Assalamualaikum! Viola Margareta yang cantik rupawan pulang!" ucap Viola dengan super semangat.

"Waalaikumsalam." Terdengar jawaban dari beberapa orang di ruang keluarga.

"Vio, mama kan udah bilang, kalau pulang nggak usah teriak. Pendengaran mama masih berfungsi dengan normal," ucap Mama Dita.

Viola hanya cengengesan seraya menggaruk tengkuknya. "Maaf, Ma. Viola lupa."

"Kalau udah dibilangin sama Mama jangan cuma didengerin, praktek juga perlu," ucap Ervan.

"Iya, Bang," ucap Viola.

"Bang, hadiah buat Vio mana?" Viola tiba-tiba mengingat tentang hadiah yang dijanjiakan oleh Ervan tempo hari.

"Hadiah? Hadiah apa sih?" tanya Mama Dita dengan raut bingung.

"Sebenernya pas Vio sakit, Ervan janjiin buat kasih Vio hadiah kalau udah sembuh," terang Ervan.

"Ervan, jangan sering kasih Vio barang. Gimana kalau Shakila marah?" ucap Mama Dita.

Suara derap kaki terdengar mendekat. "Aku nggak pernah marah kok, Ma. Aku sadar kalau Mas Ervan sebagai pengganti papa buat Vio," sahut Shakila, istri Ervan.

"Shakila," ucap Mama Dita sedikit terkejut. Ia tak menyangka jika menantunya mendengar ucapannya.

"Loh Kak Lala ke sini juga? Terus Ryzard mana, Kak?" tanya Viola. Ryzard adalah putra Ervan yang berusia dua tahun.

"Ryzard baru aja tidur," ucap Shakila seraya duduk di sebelah Ervan.

"Yah, padahal aku udah kangen banget sama Ryzard," ucap Viola.

"Besok masih ada waktu. Kami nginep di sini tiga hari." Ucapan Ervan membuat mata Viola berbinar. Ini momen yang paling ditunggu, bermanja dengan sang abang sekaligus bermain dengan balita tampan.

"Bahagia tuh si Vio," cibir Delon. Laki-laki itu akhirnya bersuara setelah diam menyimak obrolan antar anggota keluarga itu.

"Cie iri sama Vio," ucap Viola.

"Nggak sama sekali," balas Delon.

"Udah-udah. Kalau diterusin kalian bakal bertengkar. Vio kamu mandi dulu, setelah itu kita makan malam," ucap Mama Dita.

"Mandi nanti aja lah. Lagian Vio udah makan bakso tadi, dibayarin sama Arsen," ucap Viola.

"Yakin nggak mau mandi? Kita mau makan malam di luar," ucap Ervan. Seketika mata Viola membelalak. Makan malam di luar? Mendengarnya saja sudah membuat Viola bahagia. Sudah lama sekali Viola tidak makan malam di luar, apalagi bersama keluarga.

"Ya udah Vio mandi sekarang," ucap Viola dengan semangat. Ia segera bangkit dari sofa, lalu berjalan menuju lantai dua, di mana kamarnya berada.

"Kalau soal makanan semangat," cibir Delon.

"Delon," tegur Mama Dita.

*****

"Lama banget, sih. Udah laper ditambah nunggu kamu lama," ucap Delon saat Viola tiba di ruang keluarga.

Sedangkan gadis itu hanya cengengesan, ia tahu jika berada di kamar terlalu lama. Bukan tanpa sebab, sebenarnya ia tertidur saat berendam.

"Yuk berangkat," ucap Ervan.

"Ryzard ikut aunty, yuk," ucap Viola pada anak laki-laki yang mirip dengan Ervan.

"Nggak mau," ucap Ryzard. Anak laki-laki yang berada di gendongan Shakila itu memalingkan wajahnya, menolak ajakan Viola.

"Yah kok nggak mau, sih," ucap Viola dengan nada kecewa.

"Dia lagi nggak mood, Vi. Gara-gara dibangunin paksa," ucap Shakila.

"Ya udah deh. Ikut aunty-nya nanti aja," ucap Viola. Ia segera berjalan keluar dari rumah, karena mama dan kakaknya sudah menunggu di dalam mobil.

Tak lupa gadis itu mengunci pintu rumah. Karena tidak ada siapa pun di dalamnya. Di rumahnya memang tidak ada asisten rumah tangga. Lebih tepatnya belum ada, karena asisten rumah tangga sebelumnya memilih resign karena mengurus suaminya yang sedang stroke. Jadi dua bulan ini di rumah Viola belum ada ART pengganti.

Viola segera masuk ke dalam mobil, ia akan duduk bersama sang mama di jok tengah, Ervan duduk bersama Shakila di depan. Sedangkan Devon duduk di jok paling belakang sendirian.

Tak lama setelah Viola duduk, mobil Ervan mulai melaju, meninggalkan pelataran rumah mewah milik Viola.

"Kamu tadi masuk UKS kan?" ucap Ervan.

"Iya. Kok Bang Ervan tahu," ucap Viola.

"Arsen yang bilang. Katanya kamu diare gara-gara makan bakso sambelnya banyak," ucap Ervan.

"Bandel sih kalau dibilangin mama. Kayak gitu kan jadinya, makanya kalau mama ngomong didingerin, diresapi juga. Jangan cuma sekali lewat," ucap Mama Dita.

"Iya, Ma."

"Jangan cuma iya-iya aja. Kalau kamu sakit, Mama bakalan cemas," sahut Delon.

"Iya deh. Vio nggak bakal ngulangin lagi kok," ucap Viola. Ia tak berpikir panjang dengan hal yang ia lakukan. Ia melupakan sang mama yang sering khawatir padanya.

"Jangan sedih sama ucapan kami, kami itu sayang kamu, Vio. Kamu anak perempuannya Mama, kamu adik perempuannya abang sama Kakak. Kami nggak pengen kamu kenapa-kenapa. Jadi, jangan marah kalau kami ngingetin kamu," ucap Ervan.

"Iya, Bang. Viola ngerti kok, aku juga tahu kalau kalian cerewet karena sayang sama Vio," ucap Viola.

"Gadis pintar. Nih hadiahnya," ucap Ervan seraya memberikan bingkisan kepada Viola.

"Makasih, Bang." Dengan cepat Viola menerimanya, kemudian gadis itu membuka bungkus itu dengan asal. Seketika matanya berbinar saat melihat isi bingkisan itu, sebuah ponsel berlogo apel keluaran terbaru.

________________________________________

Yeay up lagi, mumpung inget langsung aku publish aja. Kalau gaje harap maklum ya, author masih amatir.

Purwodadi, 27 Juli 2020

PLEASE BE MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang