5. Kabur

33.1K 3.7K 395
                                    

Lilly kesepian. Meski punya teman-teman heboh di kampus, masih ada celah dalam dirinya yang terasa kosong. Belum genap tiga minggu dia jadi mahasiswa teknologi pangan di universitas swasta ibukota. Tapi rasanya sudah sangat lama. Hidupnya banyak berubah semenjak tinggal di Jakarta.

Lilly si anak manja. Di kampung, dia selalu bebas dari pekerjaan rumah. Ada Ibu yang mengerjakan semuanya. Lilly tidak perlu repot-repot menyentuh mesin cuci apalagi kompor.

Selama dua bulan lebih setelah lulus dari SMA, dia sering membantu Ibu menjahit baju-baju pesanan. Kebaya wisuda cantik sampai gaun pengantin yang indah, Ibu bisa membuatnya. Selebihnya, kegiatan Lilly hanya menghabiskan uang jajan dari Bapak, untuk memintanya lagi kalau sudah habis.

Lilly sangat rindu pada sore-sore yang dia habiskan dengan memasang payet di kebaya buatan Ibu. Tidak seperti sore ini. Dia hanya bisa berguling ke kanan dan ke kiri di atas kasur, bosan.

Sejak kemarin, Lilly tidak pergi ke kampus, mengikuti pesan dokter Naima yang menyuruhnya istirahat total selama tiga hari. Tapi dia tidak tahan.

Ratusan notifikasi dari grup dan teman-temannya dia abaikan. Lilly sedang malas bicara dengan mereka. Tapi lagi-lagi ponselnya bergetar. Harry masih berusaha menelpon setelah Lilly menolaknya beberapa kali.

Lilly menekan ikon berwarna merah di layar ponsel, menolak telpon Harry untuk kesekian kali. Dia tidak butuh Harry.

"Dasar pakboi!" umpat Lilly pada layar ponselnya.

Gadis itu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Dia bangun dari tempat tidur. Lilly bisa mati bosan kalau diam di kamar ini seharian.

Setelah mencuci muka, dia berganti baju dan memakai makeup tipis-tipis untuk menutupi wajah pucatnya.

Lilly menyiapkan ransel yang diisi dompet, ponsel, charger, power bank, skincare, makeup, cardigan, sampai botol minum dan roti yang ada di rumah. Dia juga membawa semua obat yang harus diminum.

Lilly ingin pergi, kemana pun. Keliling Jakarta sendirian sepertinya asik juga. Rasanya seperti mau kabur dari rumah, seru dan menantang.

"Apa lagi ya?" gumam Lilly. Pandangannya menyapu seisi kamar.

Lilly mengambil ponsel, dia mengetikkan "yang harus dibawa kalau kabur dari rumah" di Google search.

"Nah!" serunya saat melihat judul artikel teratas yang muncul.

7 Benda Yang Wajib Dibawa Saat Kabur

1. Cukuran atau gunting

Nggak enak banget kalau bulu ketek kemana-mana, bisa-bisa nanti pas pulang ga diterima lagi karena ya... begitu lah.

Wajah Lilly seketika mengernyit dengan alis bertaut. Tapi dia lanjut membaca artikel itu. Cermin, pemotong kuku, antiseptik, pembalut, hingga jas hujan.

7. Smartphone

Kalau mau hubungin orang rumah gampang, minta dikirimin makanan atau uang juga gampang, biar kaburnya kuat.

"Apaan sih gak jelas." Gumam Lilly.

...Guys, please nggak usah drama. Kabur-kabur itu nggak penting, norak. Dan ini kata Dodit : Kampungan.

"Anjir!" pekik Lilly setelah membaca kalimat terakhir. "Bodo amat! Pokoknya mau kabur."

Lilly memasukkan ponsel ke dalam ransel. Dia gendong ransel itu di punggungnya. Setelah memakai sepatu, dia langsung berangkat. Bahkan Lilly tidak mengunci pintu. Kalau urusan teledor dan pelupa, memang dialah juaranya.

Pak Raja - [Selesai]Where stories live. Discover now