Prolog

205 24 2
                                    

   Sebuah penyesalan tidak memandang apapun, Apa benar? semua manusia yang memiliki penyesalan dalam hidupnya pasti tidak bahagia. Ia harus membayarnya dengan kelegaan.

Bahkan seseorang pernah berkata; ” jika kau mati dengan penyesalan maka urusanmu di bumi belum selesai”. Apa benar? Surga bahkan tidak menerima sesorang yang jiwanya masih memiliki ingatan akan dosa dan kepedihan seakan sebuah kelegaan tidak ada padanya. 

Jimin, hanya ingin lega melihat kakaknya kembali hidup seperti dulu.
....

     Suara langkah kaki begitu keras menggema, tergesa-gesa seolah setiap langkah itu siap memangkas sepi yang menemaninya. Peluh kini bersamaan dengan titik darah yang jatuh meninggalkan jejak senada di permukaan aspal berwarna merah tua. Air mata yang menetes dengan cepat mengering terbawa angin tak kala pemuda itu berlari sekuat tenaga. Memegang erat adik kesayangannya yang tak sadarkan diri di punggungnya.

Kedua mata yang penuh dengan cairan bening itu berpendar, mencari sesosok siapapun yang dapat membantunya, walaupun waktu yang telah melelapkan semua orang dapat menghapus harapannya dalam sekejap seolah terbawa angin dingin nya malam sampai kebulan, sulit untuk digapai. Mau bagaimana lagi?, dalam tangis yang tak kunjung berhenti menyesakan dada, tangannya yang menggendong erat dapat merasakan aliran darah yang terus mengalir melewati sela jari. Ia takut, ia tidak mampu, jika lagi-lagi di tinggal sendiri seperti ibunya meninggalkan mereka.

Bak dewi fortuna, dalam kegelapan malam itu muncul dua sinar yang mendekat kearahnya, ia tidak lagi berpikir dengan akal sehat ketika dengan segera membelokan langkah menuju sinar itu. Ia yakin itu harapannya.

Sebuah taksi yang kebetulan lewat tanpa sengaja, sedang menuju arah pulang setelah ia mengantarkan penumpang terakhir dari arah selatan. Pemuda itu dengan segera menampakan dirinya didepan kemudi, membuat rem terinjak cepat secara reflek. Sang pengemudi mengeluarkan kepalanya melalui jendela mobil. Melemparkan umpatan ringan ketika yang ia temukan adalah dua remaja berlumuran darah. “Adik ku sekarat, aku harus membawanya kerumah sakit!”.

[END] Come Back Home 2; kth-pjm-mygDove le storie prendono vita. Scoprilo ora