01

35.5K 1.1K 15
                                    

  Bismillahhirrohmannirrohim...

“Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu walliyu taufik

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

“Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu walliyu taufik.” ucapnya lantang dan tegas seorang pemuda yang sedang berjabat tangan dengan seorang pemuda yang lebih tua darinya.

SAH

SAH

Merekapun membaca do’a bersama untuk mensyukuri ikatan yang sudah terjalin beberapa menit yang lalu.

“Abid, jagalah putriku dengan baik.” ucap paruh baya yang tadi dengan tegas menjabat tangan ku, yang sekarang sedang mengusap bahuku lembut.

“Insyaallah, saya akan menjaga putri om dengan baik.” jawabku tegas.

“Kok om sih, panggil saya Ayah dan istri saya Bunda. Setelah kamu menjadi suami anak kami, otomatis kamu menjadi anak kami.” ujar ayah mertua ku yang di balas anggukan oleh istrinya yang sekarang menjadi bunda mertuaku.

“Semoga nak Abid bisa bersabar membimbing dan menghadapi sikap dan perilaku putri kami.” ujar ayah Abizar sambil memeluk diri ku.

“Insyaallah Ayah, saya mohon do’a nya.” jawabku sambil membalas pelukan sang ayah.

“Abid bisakah pernikahan ini di rahasiakan terlebih dahulu dari putri ku, biarlah dia berubah menjadi lebih baik dulu. Bunda takut jika diberitahukan, maka akan berbuat yang tidak-tidak.” ucap bunda yang langsug di setujui oleh umi ku yang sedari tadi setia duduk disamping abi.

“Umi setuju dengan pendapat Bunda Ara, lebih baik rahasiakan terlebih dahulu pernikahan ini dan menunggu menantuku berubah. Agar nanti jika dia tahu segalanya, tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh dan dapat menerima dengan ikhlas bukan begitu Abi?” tanya umi Warda dengan diakhiri dengan bertanya kepada sumianya yang duduk disampingnya itu.

“Hem baiklah Abi juga setuju jika menantu Abi sudah menjadi diri yang lebih baik dan mempunyai ilmu agama yang baik, dan menjalani hidupnya dengan ilmu agama yang ia miliki…pasti dapat menerima kebenaran ini dengan ikhlas.” ujar abi yang diangguki oleh semua orang yang ada di ruangan tempat yang menjadi saksi seseorang mengucapkan kalimat yang sangat sakral, sekarang dipenuhi oleh kedua belah keluarga yang telah disatukan oleh sebuah ikatan.

“Ya nak Abid bagaimana dengan keputusanmu, semuanya telah setuju tetapi bagaimanapun juga kamu yang paling berhak untuk mengambil keputusan ini?” tanya ayah kepada ku yang sedari tadi terdiam mendengarkan para orang tua berunding.

Sebenarnya aku ingin mempublikasikan pernikahan ini, tapi kalau dipikirkan lagi benar apa kata ayah, bunda, umi dan, abi.

Aku tahu bagaimana sifatnya, karena aku pernah melihatnya meski sebentar dan dia tidak tahu aku. Bagaimana sifat dan tingkahnya sudah di jabarkan oleh ayah dan juga bunda, dengan sifatnya yang seperti itu aku yakin dia akan berbuat sesuatu yang nekat jika tahu pernikahan ini dengan cepat.

Memang jalan satu-satu nya hanya merahasiakan ini semua, dengan begitu aku akan berusaha merubah sikap dan tingkahnya menjadi lebih baik lagi.

Masalah cinta itu pasti akan datang, hubungan yang dilandasi dengan niat yang baik pasti akan membuahkan yang manis di akhir.

Ya Allah jika memang ini sudah di tetaokan dilauh mafuz hamba, maka hamba akan menerima dan menjalaninya dengan ikhlas lillahi ta’ala.

“Inysaallah Abid dengan keputusan Umi, Abu, Ayah dan, Bunda…jika ini yang terbaik untuk kami.” ucapku dengan yakin.

Membingungkan memang, kenapa mereka berucap seperti itu seolah-olah pernikahan beberapa menit lalu terahasiakan.

Ya memang pernikahan itu sengaja di rahasiakan, yang mengetahui hanya kedua belah pihak keluarga saja. Bahkan sang pengantin perempuan pun tidak tahu sama sekali bahwa dirinya sudah dinikahkan.

Banyak faktor yang menyebabkan pernikahan ini dirahasiakan seperti waktu yang terlalu cepat, kesiapan dan umur mempelai perempuan yang belum matang dan masih banyak lagi.

Mempelai perempuan yang masih menempuh pendidikan sekolah atasnya yang sebentar lagi akan melakukan ujian-ujian untuk kelulusanya dengan sifat yang masih sangat labil dan urak-urakan, entah apa yang akan ia lakukan jika mengetahu bahwa dirinya sudah menikah.

Dalam islam, perempuan bisa di nikahi walaupun perempuan itu tidak ada ditempat atau saat pernikahan berlangsung, boleh di nikahi walaupun sang perempuan tidak mengetahuinya karena itu sah-sah saja.

Walaupun dalam ikatan pernikahan perempuan lebih banyak dirugikan, maksudnya jika suami istri bercerai perempuan lah yang paling banyak dirugikan.

Dirinya yang sudah tidak suci lagi dan itu pasti akan sangat mempengaruhi masa depanya apa lagi saat di usia muda. Karena secuil noda yang melekat kepada perempuan tidak akan pernah bisa di hapus atau di tutupi jadi, jagalah kehormatan serta kesucian karena itu akan sangat susah di perbaiki jika sudah rusak walaupun dengan menjual dunia sekalipun.

Makanya islam memerintahkan semua perempuan untuk menjaga diri dengan menutup seluruh keindahan yang dapat menarik sahwat tersebut dengan kain agar aurat perempuan tetap terjaga oleh yang bukan mahrom, tetapi beranjaknya tahun ke tahun perempuan islam bukanya mengalami kemajuan malah semakin mundur.

Di mulai kebanyakan perempuan yang berlomba-lomba memamerkan tubuhnya dan menggunakan baju yang minim bahan, tidak taukah mereka bahwa itu bukan  tren modern tapi itu kemunduran.

Di mana sebelum adanya Nabi Muahammad SAW, semua perempuan memamerkan auratnya dan setelah adanya Nabi Muhammad SAW perempuan berlomba-lomba menutup auratnya karena takut akan dosa. Tetapi sekarang bisa dapat di simpulkan sendiri.

“Abid akan mengajar di pesantren Kakek Omar, agar lebih mudah mengajari istri Abid.” ucap Abid sambil menatap satu persatu para orang tua di depanya.

“Keputusan yang tepat nak, kamu akan mengajar di pesantren Kakek, semuanya akan kami urus agar kamu bisa mengajar cucu Kakek yang bandel itu.” ucap kakek Omar menyetujuinya.

“Jika ini sudah menjadi keputusanmu, kita hanya bisa mendo’a kan yang terbaik untuk kalian berdua.” ujar abi yang langsung di aminkan.

“Amin, do’a kan kami semoga hubungan ini adalah jalan pintas menuju surga Allah SWT”

Hidupku sudah berubah dari setelah aku mengucapkan akad tadi, di mana akad tersebut adalah janji dan sumpah yang sudah aku ucapkan kepada ayah, bunda dan juga kepada Allah SWT. Bahkan dengan ucapan akad tadi, istana Allah SWT sampai bergetar dengan lafaz akad tersebut.


 Bahkan dengan ucapan akad tadi, istana Allah SWT sampai bergetar dengan lafaz akad tersebut

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
Secret Husband [REVISI]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin