35

6.3K 408 6
                                    


Bismillahhirrahmannirrahim...

Di kamar, para perempuan saling memeluk Aleta dengan di banjiri air mata kebahagiaan.

"Selamat yah sayang, memang ini terlalu cepat tapi ingat Bagus adalah suami kamu. Sekarang surga kamu ada di suami kamu, jangan pernah membantah apa lagi meninggikan suara terhadap suami kamu. Hormatilah dirinya, lama kelamaan perasaan itu akan tumbuh sendirinya." ucap bunda Maria, sambil memeluk Aleta dengan derai air mata.

"Iya Bunda, Aleta bakal inget pesan-pesan Bunda." ucap Aleta setelah melepas pelukanya, dan sekarang berpaling memeluk bibi Ais yang sudah menjadi ibunya juga.

"Selamat yah, semoga kalian bahagia dalam menjalankan baterah rumah tangga." ucap bibi Ais, sambil menatap Aleta.

"Iya Bibi." ucap Aleta.

"Jangan panggil Bibi, sekarang panggi Umi saja kaya Bagus panggilnya Umi." ucap bibi Ais, yang diangguki Aleta.

Arumi langsung menyerobot memeluk Aleta dengan meloncat-loncat dan terlalu erat, sampai-sampai membuat bibi Ais dan momi Maria melotot lalu menggelengkan kepalanya melihat tingkah Arumi.

"Ahhh selamat, sekarang kita bener-bener jadi keluarga. Oh ya, kalau Bagus bikin kamua nangis atau ngeselin bilang aja sama aku, bakalan aku piting-piting." ucap Arumi, dengan bahasanya sendiri.

"Etdah kalem napa, yang lembut kek kalau meluk ini malah kaya mau bunuh orang." ucap Aleta, setelah melepaskan pelukkan Arumi dengan sedikit usahanya.

"Hahaha maaf, yaudah yuh ke depan samperin suaminya." ucap Arumi, sambil menggandeng Aleta dan diapit oleh bibi Ais dan bunda Maria.

Setalah sampai di ruang akad, Arumi langsung melangkah menghampiri Gus Abaan dan merangkul lengan Gus Abaan.

Orang tua Arumi tidak bisa datang karena acara yang mendadak, dan mereka yang memang sedang ada di luar negri karena urusan pekerjaan.

"Kenapa?" tanya Gus Abaan, sambil membawa Arumi ke tempat duduk yang kosong untuk di duduki berdua.

"Gak cuman baper aja lihat Aleta sama Bagus yang malu-malu gitu, ihhh pengin pukul jadinya." ucap Arumi, sambil memandang Aleta dan Gus Bagus yang sekarang duduk berduan dengan para kerabat yang sedang berfoto ria.

"Hahaha adek lebih lucu lagi waktu resepsi, mukanya merah jadi pengin gigit." ucap Gus Abaan dan sedikit berbisik ke arah Arumi di akhir kalimat, yang langsung membuat Arumi memerah.

"Ihh mas jangan gitu, adek malu." ucap Arumi sambil mencubit brutal Gus Abaan, yang di balas tawa Gus Abaan sembari menghindari cubitan ganas Arumi.

Setelah seharian penuh berkumpul dengan para kerabat, sekarang waktunya untuk beristirahat karena waktu sudah menujukkan jam sembilan malam.

Arumi dan Gus Abaan sekarang sedang duduk bersandar di kepala ranjang, dengan Arumi yang menyandarkan kepalanya di dada bidang Gus Abaan yang menggunakan kaos berwarna putih.

"Mas, selesai lulusan adek liburan yuh. Kemana gitu, buat refresing otaknya adek yang pastinya panas saat ujian." ucap Arumi, dengan jari-jarinya bermain di dada bidang Gus Abaan dengan kepala yang masih bersender nyaman di dada bidang Gus Abaan. Sedangkan tangan Gus Abaan sedari tadi mengelus surai Arumi, dengan sesekali mengecup puncak kepala Arumi.

"Memang ingin kemana hem?" tanya Gus Abaan, dengan tangan yang tidak henti-hentinya bergerak menglus surai panjang Arumi.

"Ya terserah mas mau pergi kemana, kita juga belum pernah kan pergi berdua buat liburan." ucap Arumi, sambil mendongak dan menatap Gus Abaan yang memang sedang menatap Arumi.

"Ya sudah mas usahakan beberapa hari waktu kosong waktu kerja mas, tau sendiri kan usaha mas sedang melejit sekarang." ucap Gus Abaan, sambil mengecup kening Arumi dan hanya di balas anggukan Arumi.

"Tapi sebelum itu, mas ingin minta hak mas dulu sekarang boleh." bisik Gus Abaan, yang membuat Arumi memerah lalu menganggukan kepalanya.

Dan malam itu lagi dan lagi mereka menyatu, mengugurkan dosa-dosa dengan apa yang di lakukan mereka. Begitu syahdu di setiap harinya.

Secret Husband [REVISI]Where stories live. Discover now