Sembilan belas; kontinuitas

5.7K 987 644
                                    


Who knew I would fall this easilyAs if I'm bewitched, already out of controlIn a swirl, small universeLove you like crazy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Who knew I would fall this easily
As if I'm bewitched, already out of control

In a swirl, small universe
Love you like crazy

-----------------------------------------------------------------------


Mahasiswa di kampus ini ada ribuan, delapan ribu dalam satu tahun ajaran baru, tiga jenjang pendidikan, empat tahun angkatan berbeda yang aktif dan bisa lebih untuk mahasiswa tua yang terlambat lulus, enam belas fakultas, dan lebih dari lima puluh jurusan. Dunia tidak sesempit itu—harusnya—tapi takdir memang kejam.

"Jun... "

Rasanya seperti tenggelam tanpa persiapan. Dan pikirannya terbawa arus, kosong.

Nadhi berdiri di depannya. Nadhi dengan kemeja hitam dan beberapa kancing terbuka yang tak pernah disaksikannya di desa. Nadhi dengan tatapan yang sama terkejutnya dengan dirinya, terpantul identik. Dan Junio tahu hal terakhir yang harusnya bisa dikenalinya adalah satu emosi bernama rindu, tetapi memang mayoritas isi kepalanya menggaungkan hal yang sama. Apa boleh buat.

"Lho? I never knew? Kalian kenal?" Mandala menjadi orang pertama yang mengamati fenomena saling pandang antara Junio dan Nadhi.

"Iya, kita—"

Junio tercekat. Teman bahkan bukan kata yang tepat untuk menggambarkan.

"KKN. Kita sekelompok di KKN." Nadhi melanjutkan dengan lugas.

"HAH?" Suara Chendra melengking tinggi. "KKN? Berarti Kak Jun itu yang diceritain Kang Nadhi dulu kalo KKN-nya isi cowoknya cuma dua orang? Berarti—"

Junio berganti menatap Chendra, lama sekali. Di matanya, segala jenis sinyal diberikan hanya agar Chendra diam. Menghentikan kesimpulannya untuk dikemukakan di depan semua orang.

"Eh, serius? Kak Junio sama A Nana teh temen KKN?" Adji memberikan pertanyaan konfirmasi, Junio dan Nadhi mengangguk serempak. Nadhi malah beralih ke Chendra yang mendadak mengunci bibirnya rapat-rapat.

"Berarti apa, Chen?"

Chendra mundur selangkah, memaksakan tawa artifisial. "Berarti hidup aku sama Adji sempit banget ya! Ketemunya itu-itu terus, sesama sepupu udah saling kenal."

Kalo cowoknya di kelompok cuma dua ya berarti... Chendra menatap ngeri ke sepupunya yang sudah memasang wajah datar. Berarti sama Kang Nadhi.

Tawa Mandala terdengar, cowok itu terbatuk-batuk hingga memegangi perutnya. Seperti kurang sadar diri kalau yang lain memperhatikannya seolah dia alien berkepala dua, sungguhan aneh dengan tingkahnya.

"SUMPAH! Who would've guessed!" Seru Mandala. "Ternyata kalian kenal lho! Padahal baru hari ini aku mau kenalin, aku pikir tinggal kalian doang nih yang belum kenal, bareng Jena Haerya juga. Berkurang deh bebanku."

tanda; mengenal makna - JaemRen  [ ✓ ]Where stories live. Discover now