[4] Misi Penyelamatan dan Rasa Sakit

4.6K 584 237
                                    


┣━━━━━━━━━━━━━━┫

Sarada Twin
Boruto x Reader

Boruto hanya milik Masashi Kishimoto
[name], Bokuto, Kuroo, dan Inorin karakter OC buatan saya.

Cerita ini murni hasil pemikiran saya sendiri bukan plagiat. Saya menerima Kritik dan sarannya.

Dilarang Plagiat!!!

┣━━━━━━━━━━━━━━┫




~<〝Happy Reading Minna-san〟>~

━━━━━━━━━━━━━━━━━╮
A/N : Disarankan untuk membaca kembali^^ karna ada beberapa perubahan dan penambahan di penulisan ceritanya. Terima kasih atas vote dan komen kalian╰(*´︶'*)╯❤💕
╰━━━━━━━━━━━━━━━━━╯

[name] POV

Sekarang kami berlima sedang berada didalam Susano'o milik Papa. Terbang menggunakan Susano'o milik Papa menuju tempat dimana Mama disembunyikan.

Sedari tadi kuperhatikan Sarada. Ia tampak bersemangat tapi juga nampak kebingungan. 'Apa Sarada sudah yakin bahwa Sakura Haruno adalah ibunya?' itulah yang ada dipikiranku saat ini.

"Ngomong-ngomong [name]-chan, Apakah kau seorang pendekar pedang?" suara seseorang menyadarkanku dari lamunanku. Seseorang yang bertanya kepadaku tadi adalah gadis berambut coklat tadi, teman Sarada.

"Ya." jawabku singkat dan dingin.

"Geh!! k-kau sangat keren. Diumur 12 tahun kau sudah bisa menggunakan pedang." lanjut gadis itu dengan wajah yang berbinar-binar.

Aku menghela nafas pelan. "Itu sudah biasa bagiku, aku sangat nyaman saat bertarung menggunakan pedang." sepertinya aku salah mengucapkan sesuatu. Perkataanku membuat gadis berambut coklat itu semakin menatapku berbinar-binar.

Hal itu menbuatku sedikit tidak nyaman. Kulirik Sarada yang ada di sampingnya. Dia hanya tersenyum kepadaku dengan pandangan berbinar-binar yang sama dengan gadis berambut coklat itu.

"Kita sudah dekat. Naruto, lacak mereka." suara Papa membuat Sarada dan gadis berambut coklat itu menjadi serius dan waspada.

Aku tersenyum miring, sepertinya aku akan mendapatkan sesuatu yang bisa membantuku mengasah pedangku agar lebih tajam.

.
.

Kami semua berlari ke depan, menuju sebuah lubang berukuran agak besar di depan. Namun, sepertinya akan ada beberapa hambatan. Klon-klon itu mulai berdatangan.

"Perintah ayah .... Lenyapkan para penyusup." Aku bisa mendengar mereka semua terus menerus mengucapkan kalimat itu.

Naruto-ojisan membuat tiga bayangan lalu menyerang mereka.

"Hei, Sarada?!" seru gadis gendut di sebelahku, membuat perhatianku menuju ke arah Sarada. Ku lihat ia terus berlari lurus ke depan dan melewati dua klon bocah. "Maaf, Nanadaime! Aku akan menyelamatkan Mama!" seru nya lalu kembali menghadap ke depan.

Aku mendengus. "Sudah kembali seperti semua, kah?" cibirku. Satu klon maju ke arahku, mencoba menyerangku menggunakan Shuriken berukuran besar.

Aku melompat, menahan tubuhku dengan menaruh tangan kananku di salah satu pundaknya. Aku menarik pedangku lalu memukul leher belakang klon itu menggunakan pegangan pedang milikku. "Tidurlah di sana dan jangan bangun lagi." ujarku bercanda, ia hanya pingsan dan akan bangun dalam beberapa saat mendatang.

The Blue Of SharinganWhere stories live. Discover now