tiga puluh delapan: Sisi Lain Kita (1)

105 16 8
                                    

PART INI DIBAGI DUA KARENA KEPANJANGAN

SELAMAT MEMBACA ❤️🥺

⚠️ WARNING DI PART INI ADA KATA KATA KASAR. KALO GA SUKA SKIP AJA YA ⚠️

[]

"Kamu mikirin apa sih?"

Tanya seorang cewek kepada cowok yang masih saja meratapi ponselnya yang sudah rusak berat. Ia piker, ponsel itu takkan punya harapan untuk bisa digunakan lagi. Banyak sekali file, foto dan kenangan yang belum sempat ia restore, makanya ia bisa semenyesal itu.

Tapi ia lebih menyesali satu hal.

"Cal!" kali ini ia berseru agar cowok itu mau melihat ke arahnya.

Calvin hanya menatap dingin Ralisa yang berusaha mencari perhatiannya di situasi yang tidak tepat.

"Apa sih?"

"Aku nanya ya jawab dong."

"Urusan kamu apa?"

"Aku rela nggak ikut study tour demi kamu dan sekarang kamu giniin aku? Jahat banget kamu, Cal."

Sebenarnya ia benar-benar ingin menurunkannya di tengah jalan sekarang juga. Namun Calvin tak sejahat itu.

Tapi ia keliru, ia benar-benar jahat terhadap seseorang tanpa ia sadari. Dan orang itu adalah Odi.

'Apa aku minjem hape Ralisa aja kali ya?'

Di detik yang sama, Calvin pun menoleh.

"Kenapa?" Tanya Ralisa yang sekarang sudah lebih tenang dari sebelumnya.

"Aku... boleh minta tolong nggak?"

"Minta tolong apa?" Wajah Ralisa kini sedikit berseri karena setelah mendiamkannya sepanjang perjalanan, akhirnya Calvin mau bicara juga.

"Tolong kabarin Odi lewat DM Instagram kamu ya. Aku nggak pengen dia khawatir."

Ah... Odi.

Nama itu membuat Ralisa hanya tersenyum kecut dan mengumpat banyak kata-kata kasar dalam hatinya.

"Tolong bilangin ke dia kalo hape aku rusak. Aku bakal pulang setelah urusan di rumah selesai. Aku minta tolong kamu ya, Lisa." Pinta Calvin dengan tulus.

Sebenarnya ia tak ingin semua ini terjadi. Ia tahu kalau Odi pasti mengkhawatirkannya karena ia akan menghilang dari pandangan cewek itu dalam waktu yang cukup lama. Calvin sendiri tak tahu sampai kapan waktu pastinya.

Sepanjang jalan tadi, ia benar-benar berpikir. Akankan Odi bisa memaafkannya untuk kali ini? Untuk semua kesalahan yang ia harus lakukan? Tak ada yang bisa ia lakukan selain menyalahkan diri sendiri karena harus memilih satu keadaan yang benar-benar krusial.

"Bisa kan, Lisa?"

Ralisa mengangguk.

"Makasih banyak." Hanya itu yang bisa Calvin katakan saat ini.

Namun saat mobil itu menepi di depan sebuah rumah mewah yang megah, semuanya berubah. Selalu saja ada rencana tak terduga yang berhasil terealisasi. Masalahnya adalah... rencana inilah yang menghancurkan hubungan Calvin dan Odi.

[]


Setelah memikirkan banyak pertimbangan, setelah banyak pikiran yang terkuras, dan setelah banyak alasan untuk menguatkan diri. Akhirnya ia kembali menginjakkan kaki di tempat ini. Sebuah rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas untuk menanam banyak bunga. Rumah bercat hijau itu masih dirawat dengan baik sampai sekarang sepertinya. Membuat Ralisa sedikit rindu, namun juga merasakan kenangan tak mengenakkan yang terputar kembali di memorinya.

[#1]: Ring The BellWhere stories live. Discover now