EI 18

58 29 7
                                    

_____

Kenapa aku harus terjebak dengan label itu? Aku ingin lepas, sampai kapan aku harus menjalani hidup seperti ini?

_____


Kayra dalam perjalanan menuju tempat yang diberitahukan oleh Alanda. Mereka berencana langsung bertemu di Jogja Lybrary Center untuk mengerjakan tugas kelompok.

Setelah beberapa menit perjalanan Kayra akhirnya sampai ditempat tujuan. Dia berhenti digerbang.

Kayaknya yang ini tempatnya, batin Kayra. Dia melihat lagi sticky note yang diberikan Alanda waktu itu dan memang benar ini tempat yang sama.

Kayra masuk kedalam dan mulai mencari-cari keberadaan Alanda. Setelah 3 menit berkeliling akhirnya Kayra menemukan Alanda.

Setelah menemukan Alanda dengan jarak yang lumayan jauh Kayra memutuskan untuk menghampiri Alanda yang sedang fokus memandang kearah jendela. Entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Maaf lama," ucap Kayra yang masih berdiri didepan Alanda.

Alanda langsung menengok begitu mendengar suara yang tidak asing baginya, saat menengok dia mendapati gadis yang tingginya sebahu saat mereka berdiri bersama. Dia terus memandangi Kayra dengan terpukau. Dia melihat gadis yang berada didepannya sangat memesona seperti biasanya. Seakan mengatakan, seperti Kayrala dulu saat pertama kali bertemu dengannya.

Merasa dari tadi Alanda memandangnya, Kayra membuyarkan Alanda dengan menghempas-hempaskan tangannya keudara didepan wajah Alanda.

"Eh?!" Alanda kaget lalu tersadar.

Kayra mengerutkan dahinya bingung dan bilang, "ada apa?"

"Duduk," ucap Alanda datar. Kayra hanya mengangguk dan langsung duduk didepan Alanda.

Mereka berdua mengeluarkan buku dan laptop dari tas mereka untuk mengerjakan tugas kelompok mereka.

"Al, gue gak bawa laptop jadi boleh gak tugasnya pake laptop lo?" pinta Kayra. Sebenarnya dia tidak enak memintanya, tapi mau bagaimana lagi laptop miliknya tidak ia bawa karena belum di charge, semalam laptopnya dipinjam Dave karena laptop Dave rusak dan Kayra lupa mencharge laptopnya.

"Iya," jawab Alanda datar tanpa memandang kearah Kayra.

"Kita kan telat ngumpulin apa nggakpapa?" tanya Kayra.

"Gue udah ngomong sama bu Rini, katanya boleh. Presentasi langsung di perpustakaan, nanti bu Rini akan kesana saat istirahat pertama," jawab Alanda sambil mengetik sesuatu dilaptopnya.

"Oh syukur deh kalo gitu." Kayra tersenyum kearah Alanda yang masih fokus pada laptopnya.

Ternyata dia bisa yah ngomong panjang kaya gitu. Biasanya kan singkat padat, batin Kayra.

Mereka saling hening dan fokus pada tugas yang sedang mereka kerjakan. Walaupun begitu Alanda sesekali memandang kearah Kayra singkat, begitupun sebaliknya.

Setelah 1 jam berlalu dengan fokus akhirnya Kayra memulai diskusi layaknya seorang yang sedang melakukan tugas kelompok.

"Al ini hasil riset gue." Kayra memberikan buku bahasa Indonesia miliknya pada Alanda. Alanda menerima buku itu dan mulai membaca hasil riset Kayra. Kayra hanya diam dan memandangi Alanda.

Alan, Alan, Alan. Arrrgh kayaknya nama itu bagian dari masalalu gue, tapi apa? Gue gak tau, pusing banget, batin Kayra frustasi. Dia masih saja tidak bisa menyelesaikan puzzlenya. Andai saja Alanda tipe orang yang mudah diajak bicara pasti Kayra sudah bisa menyelesaikn puzzle itu, tapi sayang Alanda itu seperti gunung es. Sulit ditaklukan.

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang