Mengetahui

12 8 0
                                    


Abbel terburu-buru masuk ke dalam rumahnya. Sampai ia lupa didalam rumah hingga ke kamar masih mengenakan sepatu. Mita berdecak dan berkacak pinggang. Kiezi yang baru pulang bersama Livio memandang heran Abbel yang berlarian.

"Kenapa mi ?"

"Gak tahu tuh anak. Main masuk kedalam rumah gak salam gak Copot sepatu" Kesal Mita.

"Kemungkinan dia ada keperluan mendadak jadi panik begitu" Timpal Livio membuat mereka mengangguk.

" Ma, duduk dulu. Kita makan siang bareng" Ajak Mita.

"Ooh gak usah Mita, saya mau keluar. Ini tadi antar Kiezi aja. Yaudah saya pamit ya. Kiezi, kamu baik-baik ya"

"Iya nek"

"Hati-hati ma" Mita menyalimi tangan Livio dan mengantarnya keluar.

"Itu si pendek kenapa sih ?" Bingung Kiezi. Ia pun, menaiki tangga menghampiri kamar Abbel.

Ceklekk

"Oii, Lo ngapain sih"

"Apaan deh. Dah deh Sono !"

"Ogah, lu ngapain nyalain laptop yang kagak ada batrenya gitu"

"Lo kan yang ngabisin bang. Ngaku Lo ?!" Tuding Abbel menunjuk Kiezi yang mengangkat tangannya.

"Woop sello girl. Iya, gue make tadi malem buat webtoon. Dah deh, nih pake punya gue aja"

Kiezi mengeluarkan Laptop dari dalam tasnya. Abbel menerimanya dengan senang hati. Tak membutuhkan waktu lama, ia membuka file di dalam flashdisk berwarna biru tosca tadi.

Awalnya ia cemas takut ada sesuatu yang barangkali mengerikan atau hal yang mengejutkan. Tapi, sudah 1 menit berlalu, semuanya masih berlayar hitam. Kiezi ikut nimbrung duduk di sebelah Abbel menatap layar laptop serius.

"Lo mau nonton apaan sih dek ? Item gitu"

"Ssstt. Gue juga gak tau bang" Abbel masih terus memperhatikan. Hingga suara ketukan pintu kamar membuat Atensi mereka berdua teralihkan.

"Kak, turun makan. Ajak bang Kiezi juga" Ujar Mita di depan pintu kamar Abbel.

"Iya mi"

Abbel menutup laptop Kiezi dan menatap Kiezi datar. Kiezi yang sadar langsung keluar kamar dengan cengirannya yang menjengkelkan.

" Kenapa mesti nanti sih. Tapi yaudah lah. Makan dulu" Gumamnya membereskan tasnya.

****

"Muzaaaa !!!"

Muza yang baru masuk ke dalam rumah, di sambut oleh teriakan Zalyn yang kesetanan. Nih nenek lampir kenapa lagi sih ?!

Muza mengusap-usap telinganya yang panas. Ia melepaskan sepatunya dan menyusunnya di rak sepatu. Ketika melewati ruang tengah, Zalyn berkacak pinggang ke arah Muza yang berusaha tak peduli.

"Kamu itu gimana sih ?!"

"Gimana apa ?" Balas Muza membalikkan badannya malas.

"Tante kemarin nyuruh kamu masukin bangkai ke dalam kotak. Kamu neror dia ! Kenapa jadi nya bom coklat sih muzaaa ?!!" Zalyn mengacak rambutnya frustasi sambil mondar-mandir tak habis pikir dengan keponakannya yang satu ini. Disuruh apa, dikerjakannya Entah apa.

Muza mendengus malas. Ia mengusap matanya yang berair menahan kantuk. Ia capek, please lah, dia baru pulang sekolah.

"Capek" Muza pergi masuki kamarnya meninggalkan Zalyn yang membanting tubuhnya sendiri ke sofa kasar.

Me And HimWhere stories live. Discover now