3.2. For What is Important

308 46 26
                                    

Pintu ruangan serba putih ditutup pelan oleh Dave. Bunyi dari mesin elektrokardiograf (EKG) langsung menyapa indra pendengarannya. Sang dokter yang kini menjadi pengangguran sementara waktu itu menarik salah satu kursi dan duduk di samping seorang wanita yang dipasangi berbagai alat medis sebagai sumber bantuan agar tetap dapat mempertahankan hidupnya.

Saat mengetahui bahwa wanita tersebut mengalami mati otak, ayah Dave dahulu kukuh mempertahankan kondisi pasien yang satu ini. Ralat, bukan mati otak, tetapi Persistent Vegetative State (PVS). Ayahnya yakin akan ada harapan, pria itu terus berusaha mengembangkan obat dengan berbagai jenis zat bersama profesor Powell.

Sejak sang ayah pergi untuk selamanya, maka tanggung jawab itu dilimpahkan kepada Dave. Sama seperti ayahnya, pria ber-iris mata biru kelam tersebut yakin bahwa wanita yang sedang tidak sadarkan diri di depannya ini, akan terbangun kembali suatu hari nanti. Pasti, Dave akan berusaha sebisanya. Semua tenaga medis di TCH sudah menganggap itu hal yang tidak mungkin, dikarenakan wanita yang sedang Dave gerakkan persendiannya itu mulai jarang atau bahkan tidak pernah menunjukkan pergerakan samar lagi. Walaupun kondisinya terlihat memburuk, siapa yang tahu apa yang bisa terjadi kedepannya?

Setelah selesai melakukan ritual peregangan tungkai atas dan bawah sang wanita supaya otot-ototnya tidak terlalu kaku, Dave kembali duduk di kursi yang tersedia. Tangan pria berkelopak mata ganda itu ter-ulur untuk menggenggam tangan wanita yang sangat dicintai olehnya. Dia menempelkan bibir tipisnya dengan kulit halus tangan si wanita yang terasa dingin. "Kau harus bangun." Dave meletakkan tangan kurus itu di pipinya. Pria ber-iris biru memejamkan matanya merasakan hawa dingin di pipinya. "Love you," gumamnya.

Lalu, Dave meletakkan kembali tangan sang wanita yang terpasang jepitan saturasi dan berdiri dari kursinya. Pria itu mencium sejenak dahi sang wanita, sebelum akhirnya berniat ke luar dari ruangan rawat inapnya.

Kedua alis rendah Dave menyatu, keningnya mengerut. Lensa matanya terfokus pada apa yang membuatnya bingung. "Sepertinya sudah cukup lama sejak aku membuangnya kemarin?" ucapnya bermonolog dengan nada terheran yang sangat jelas. Pasalnya, di vas yang memang disediakan oleh pihak TCH, ter-isi dengan tulip putih yang memang selalu muncul tanpa diketahui siapa pemberinya. Misterius. Di kamar pasien lain, sang dokter tersebut tidak pernah menemui tulip putih. Yang artinya, bukan disediakan oleh TCH.

Sudah cukup lama sejak beberapa tangkai tulip putih tersebut layu dan dia buang, seingatnya. Lantas, dari mana lagi munculnya bunga tulip putih? Tidak terlintas seorang pun di pikirannya. Siapa mengetahui keadaan serta tempat dirawatnya wanita yang sedang terbaring koma ini, selain dirinya dan para pekerja di TCH?

♡♡♡

Support me with ☆. Thanks.

-ARtLY: August 30, 2020-

With Love
Nade C❤

A Reason to Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang