Part 44 : |• Taman Rahasia •|

279 43 0
                                    

Pukul 00.07. Selasa, 18 Agustus 2O2O.

Seperti yang aku bilang di chapter sebelumnya, karena udah dua chapter nggak ada adegan romance dan berfokus pada masalah. Chapter ini akan muncul adegan romance-nya agar kalian nggak bosan.

Kalo suka, Vote and comment!!

Author's Pov

Akashi berjalan menyusuri lorong-lorong istana. Sekarang sudah malam dan dia memutuskan untuk tidur bersama F/N.

Saat sampai diluar kerajaan, Akashi pergi ke arah taman tempat F/N biasanya membaca buku. Ia menuju kearah taman labirin yang dibangun dengan sengaja oleh Akashi.

Akashi mengibaskan tangannya, kemudian muncul lah sebuah bunga mawar putih yang berjejeran layaknya petunjuk agar tidak tersesat di dalam sini. Meski memang itu tujuannya.

Tak ada yang mengetahui letak bunga mawar putih itu, Akashi sudah memberikan sihir. Jadi, jika ada orang lain yang masuk kesini, mereka akan menemukan jalan-jalan yang membuat kepala pusing.

Akashi mengikuti bungan mawar itu. Hingga dia sampai pada taman rahasia F/N di tempatkan. Sebuah pintu berwarna coklat tua dengan ukiran aneh tepat berada di depan Akashi.

Akashi mengeluarkan sebuah kunci yang khusus untuk membuka pintu ini. Tak ada yang bisa membukanya selain dirinya sendiri yang memegang kunci. Bahkan jika menggunakan kawat yang dibentuk aneh pun tak dapat membuka pintu ini, diledakkan pun juga tak akan mempan karena sihir.

Akashi sengaja tak memakai sistem sidik jari untuk kunci pintu ini. Karena akan sangat aneh dan mencurigakan jika menggunakan alat itu di taman seperti ini. Juga alat itu belum tentu menjamin keamanan walau alat itu sudah sangat canggih.

Ceklek!

Pintu perlahan di dorong. Menampilkan pemandangan F/N yang sedang tertidur di atas ranjang yang dikelilingi oleh berbagai macam bunga. Satu pohon bunga sakura mekar menjadi tempat F/N berteduh. Kunang-kunang bahkan kupu-kupu pun menghiasi taman indah ini.

Alasan Akashi menyiapkan tempat yang sama sekali bukan seleranya ini adalah untuk F/N. Kekuatan F/N berhubungan dengan alam, dan juga F/N menyukai tempat penuh bunga seperti ini. Dia pikir, ini tempat yang tepat untuk F/N jika dia ingin bersantai ataupun menyendiri.

Sayang sekali, Akashi belum sempat memperlihatkan ini semua pada F/N dalam keadaan sadar.

Akashi melangkah mendekati F/N lalu duduk di pinggir ranjang. Tangan besarnya mengelus pipi F/N dengan lembut. Melihat sang pujaan hati tengah tertidur dengan sebuah senyuman terpatri di wajahnya membuat Akashi menjadi lebih tenang sekaligus khawatir. Tenang karena wajah tidur F/N yang terlihat begitu damai menjadi ketenangan sendiri baginya. Khawatir karena takut jika mata yang menampilkan manik malam itu tak lagi terbuka.

"Sudah enam hari, ya?" Gumam Akashi. Sisa dua hari lagi F/N membuka mata. Dan Akashi tak sabar menantikan itu.

Perlahan Akashi masuk dalam selimut. Lalu memeluk F/N dari samping. Ia sempat mencium bibir pink yang telihat menggoda di matanya lalu meletakkan wajahnya di leher F/N.

"Kuharap kau datang di mimpiku...," gumam Akashi lalu menuju alam mimpi.

Dan permohonanmu kukabulkan!

Akashi's Dream.....

Akashi membuka mata, ia melihat sekeliling. Tanah lapang yang luas, tapi..dimana ini? Ia tidak pernah melihat ataupun mendatangi tempat ini.

"Sei," suara lembut itu mengalun di telinga Akashi. Dengan sigap Akashi berbalik dan mendapati F/N, kekasih hatinya berdiri di depannya dengan senyuman menghiasi wajahnya.

"F/N..," dengan cepat Akashi memeluk tubuh F/N dengan erat.

"Aku merindukanmu...," gumam Akashi di bahu F/N.

"Aku juga..."

"Tunggu. Apa ini mimpi?"

"Hum..aku mendatangi mimpimu," jawab F/N.

Akashi mengerjabkan mata layaknya orang bodoh. Otaknya lambat merespon.

"Ah...begitu ya?" Gumamnya setelah otaknya bekerja. Andai saja dia adalah Gunawan, sudah dipastikan tadi dia berteriak karena terkejut bukannya bergumam.

F/N tertawa kecil lalu menggenggam tangan Akashi.
"Ayo! Kutunjukkan tempat yang bagus!" F/N dengan semangat menarik Akashi. Lalu mereka berdua berlari-larian di tanah lapang yang luas itu. Bagaikan dua remaja yang sedang dimabuk cinta. Padahal umur mereka sudah dewasa.

F/N menghentikan larinya di sebuah tebing yang dihiasi satu pohon bunga sakura. Lalu duduk bersandar di bawah pohon ditemani Akashi sambil melihat pemandangan dari atas tebing.

Pemandangan di bawah tebing sangat indah. Dipenuhi pohon dan ladang bunga. Angin sejuk menerpa kulit F/N membuatnya tersenyum untuk menikmati kesejukan itu.

Akashi yang berada di samping F/N menoleh kearahnya. Dia sedikit terkejut saat melihat wajah F/N yang sudah cantik tambah cantik jika tersenyum seperti itu.

"F/N."

"Hm?"

"Apa kau tidak ingin membuka matamu? Sudah lima hari kau tertidur," keluh Akashi.

"Tidak bisa, Sei. Aku harus tidur selama seminggu untuk kepulihan energiku. Sisa satu hari lagi aku akan bangun, sebaiknya kau menungguku, ya?" Tanya F/N dengan senyuman...ah..senyumannya jarang menghilang.

"Tapi itu sangat lama! Aku sudah menunggumu dengan sabar!" Kata Akashi dengan kesal.

F/N tertawa kecil.
"Sei...kau harus lebih bersabar, hanya satu hari lagi kau menunggu maka aku akan bangun. Kau bisa kan menjadi yang pertama kulihat saat membuka mata?" Tanya F/N.

"Baiklah," jawab Akashi pasrah.

F/N mencium pipi Akashi lalu memeluknya dari samping.
"Aku menyayangimu," gumam F/N yang masih di dengar Akashi. Akashi membalas pelukan F/N.

"Aku lebih menyayangimu, sayang," balas Akashi. Mereka berdua tertawa bersama.

*****
Yah....part ini isinya basa basi hehe^^ semoga suka.

Jaa minna, mata ashita.
By andift

THE DEMON'S MATE {Akashi Seijuurou x reader} {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang