06

209 42 37
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

[To My Youth - BOL4]

0:00━━━━━━━━━03:42

◅◅  ▷  ▻▻

♫♪.ılılıll|̲̅̅●̲̅̅|̲̅̅=̲̅̅|̲̅̅●̲̅̅|llılılı.♫♪

Nafas Athena terengah engah ketika memasuki rumahnya. Iya baru saja pulang dari sekolahnya. Ia meninggalkan Izuma, dan berlari pulang ke rumah. Entah, dia hanya tidak menyukai semua kemewahan yang ada. Athena memilih berjalan atau menggunakan transportasi umum dibanding sang supir pribadi.

Ia pulang kerumah saat matahari sudah sepenuhnya terbenam. Saat memasuki rumah, Athena di sambut oleh sang Bunda yang melipat tangannya dan menatapnya tajam.

"dari mana saja kamu?" suara sedikit nyaring dengan emosi yang tertahan dari sang Bunda.

"aku berjalan jalan saja," jawab Athena seadanya.

"tidak dengar kemarin Bunda bilang apa? Kasian Izuma sudah menjemputmu tapi selalu kamu tinggal!" ucap sang Bunda. Athena menekuk alisnya sedikit tak suka.

"aku juga sudah bilang ke Bunda, kalau aku tidak suka di antar jemput," jawab Athena.

"sudah berani menjawab omongan Bunda? Diajarin siapa?!" sang Bunda mendekat ke Athena yang duduk di sofa.

Athena memilih diam. Kalau ia berbicara lagi, bisa bisa emosi Ibundanya meletus hebat.

"guru matematikamu tadi menelpon Bunda," sang Bunda mengalihkan topik. Seketika tubuh Athena membeku, ia baru mengingat nilainya selama pelajaran matematika tidak pernah memuaskan.

"maksudmu apa nilai 45 itu?" tanya sang Bunda penuh penekanan.

"kalau Bunda tanya, ya dijawab," lanjut sang Bunda geram.

"...aku tidak memahami materinya," jawab Athena pelan.

"hah. Kau itu anakku. Anak keluarga Cleine terpandang. Memalukan sekali jika kolega kolega Bunda mengetahui nilaimu semenyedihkan itu," ucap Bunda telak. Dada Athena terasa sesak. Selalu saja membawa bawa jabatan.

"apakah Bunda melahirkanku hanya untuk menyombongkan diri?" sang Bunda menatap tajam Athena.

"apa katamu?!" ucap sang Bunda dengan nada marahnya.

"Bunda melahirkanku hanya untuk menyombongkan dirikan?! Kalau begitu buang aku! Adopsilah anak pintar yang hebat! Kenapa Bunda malah menyiksaku?!" ucap Athena marah. Emosinya sudah meledak, ia tidak tahan dengan semua peraturan peraturan sang Bunda.

"hah? Apa maksudmu? Katakan sekali lagu coba!" Atmosfir ruang keluarga begitu mencekamkan. Para maid tidak berani menginstrupsi perdebatan ibu dan anak satu ini.

"aku tidak bisa. Aku tidak bisa menjadi boneka Bunda. Aku tidak bisa matematika, aku tidak bisa dengan semua tuntutan Bunda. Mau mengundang Harada Sensei tidak akan mengubah semua. Itu mustahil!" ucap Athena dengan air mata yang menetes. Baru kali ini ia menangia dihadapan sang Bunda, "Bahkan Ayah tidak menuntutku apa apa!" lanjutnya.

Suara tamparan itu terdengar sangat nyaring di telinga. Athena terkejut dengan tamparan tiba tiba dari sang Bunda. Ia menatap sang Bunda dengan tatapan kecewa.

Metanoia | Akaashi KeijiWhere stories live. Discover now