11

360 40 20
                                    

[Can We Kiss Forever - Kina, Adriana Proenza]

0:00━━━━━━━━━03:08

◅◅  ▷  ▻▻

♫♪.ılılıll|̲̅̅●̲̅̅|̲̅̅=̲̅̅|̲̅̅●̲̅̅|llılılı.♫♪

Tak ada yang berubah. Sedikitpun. Mengenai hubungannya, ia bahkan tidak tahu.

Semenjak malam itu juga, Akaashi menjalankan hidupnya seperti biasa. Bedanya sekarang, ia merasakan uforia dahulu. Kehidupannya yang selalu di berantaki oleh dua manusia heboh. Athena kembali di kehidupannya, membuat hidupnya lebih berisik dari biasanya.

Musim gugur telah datang. Daun daun berubah warna menjadi coklat, berguguran menyentuh dinginnya tanah. Orang orang sudah mulai memakai pakaian tebal mereka, melindungi dari suhu dingin musim gugur. Sama halnya dengan Akaashi, sekarang ia berjalan kaki dengan mantel tebal dan hotpack di kantung mantelnya.

Suhu dingin kentara sekali, jika Akaashi membuka mulutnya, uap akan keluar. Daun daun berwarnai coklat kemerahan sesekali mengenai kepalanya dan terjatuh ketanah.

Ketika ia hendak memasuki kantornya, suara lembut memanggilnya. Akaashi mengalihkan pandangannya, tepat di samping pintu kantor terdapat Athena dengan paperbag yang ia pegang.

"Keiji!" panggil Athena. Akaashi segera menghampiri Athena.

"kenapa tidak pakai mantel?" tanya Akaashi, ia melepaskan mantel dan memasangkan kepada Athena. Bisa dilihat pipi Athena memerah karena perlakuan Akaashi.

"tidak sempat, hehe," jawab Athena, "oh iya, ini cookies untukmu, di makan," lanjut Athena sembari menyerahkan paperbag yang di pegang kepada Akaashi.

"aku pergi dulu-"

"wah, pagi pagi sudah bermesraan saja," ucapan Athena terpotong oleh suara yang tiba tiba memotongnya.

"kalau iri, bilang saja, Udai-san," jawab Akaashi santai. Athena tertawa pelan melihat reaksi Udai.

Udai menekuk alisnya sedikit kesal, lalu menghampiri Akaashi dan merangkulnya, "filter sedikit ucapanmu."

"sudah sana, Akaashinya biarkan bekerja dulu. Dah!" lanjut Udai menyeret pelan Akaashi, Athena melambaikan tangannya kepada Akaashi. Akaashi menjawab dengan senyumannya. Bergumam pelan, "sampai nanti."

Athena pergi dari kantor Akaashi, menuju tempat kerjanya. Athena tentu bekerja di perusahaan milik keluarganya, sang Ayah mengangkatnya menjadi kepala divisi ketika ia kembali dari Yunani. Perseteruannya dengan sang Bunda membaik. Walau sekarang malah terkesan canggung, tapi mereka telah berbaikkan.

***

Matahari sudah mulai meninggalkan tempatnya, tanda sore hari menjelang. Tetapi, Athena masih saja sibuk dengan berkas berkasnya ia bahkan melewatkan jam makan siang hanya untuk memeriksa berkas berkas tersebut.

suara ketukan dari pintu kaca buram itu terdengar, tanpa mengalihkan pandangannya Athena menyuruh pengetuk itu masuk ruangannya.

Athena memilih mengabaikan orang tersebut dan lanjut menyibukkan diri dengan berkas itu. Tak terasa, Matahari sudah seoenuhnya tenggelam. Perutnya sedikit keram karena belum di isi sejam siang.

Metanoia | Akaashi KeijiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt