35||alasan dan hantaman

52 5 0
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa vote dan comment!

Jangan lupa vote dan comment!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sean terdiam menerawang kedepan, sesekali menatap ponselnya ketika sadar bahwa grup terasa sepi karena tak ada satupun yang memulai obrolan disana. Biasanya grup yang berisi empat orang itu selalu ramai, hingga terkadang membuat Sean mendengus jengah karena memperdebatkan hal yang menurutnya tidak penting.

Tapi kali ini grup itu terasa sepi, dramatis sekali disaat Sean butuh sedikit hiburan dengan membaca chat konyol mereka. Saat itulah chat-chat itu tak kunjung muncul. Sean berlalu berbaring kekasurnya mematikan ponselnya, bersiap menuju alam mimpi.

***

"kamu sebagai Sahabat ngak punya hak untuk melarang aku untuk suka sama dia."

"tapi gue gak suka ngelihat lo suka sama dia."

"lantas, kalau aku ngak suka sama pacar kamu gimana?"

"gue bakalan putusin dia"

Tertawa, orang didepannya hanya menanggapi dengan tertawa.


Sean melangkah cepat mencoba menghindari orang yang berada beberapa meter dibelakangnya dengan terus memanggil namanya

Seharusnya Sean bisa menghindari Stela dengan cepat, tapi harus terpaksa berhenti akibat seorang adik kelas tak sengaja menabraknya, membuatnya berdecak.

"ma-maaf kak Sean, maaf aku gak sengaja tadi"

Sean diam menatap tak minat, sebagai gantinya dia hanya berdehem setelah itu melangkahkan kakinya cukup cepat. Tapi tak cukup cepat untuk bisa menghindari Stela yang sekarang sudah memegang lengannya erat

"lepasin"

"gak"

Memutar bola mata jengah. Sean tetap melajukan jalannya seperti tadi dengan tergesa-gesa, sengaja untuk membuatnya bisa terhindar dari Stela, cewek yang sudah dicap sahabatnya dengan julukan Nenek Lampir.

Starla masih belum sadarkan diri, cewek itu masih terbaring lemah diatas brangkar Rumah Sakit. Hampir seluruh sekolahan mereka dibuat heboh akan berita tersebut, ingin bertanya kepada mereka, tapi sayangnya nyali mereka masih dibawah.

Diam-diam Sean menghela nafas, saat pintu Kelasnya sudah terlihat menandakan dia akan terlepas dari cewek disampingnya ini yang menurutnya cerewet karena terus nyerocos panjang lebar, tak henti-henti.

"woi Sen"

Sean menggeram ditempatnya "apaan"badannya menoleh kebelakang, menemukan ke-tiga sahabat laknatnya yang meninggalkannya tadi

Gabriel mendelik saat melihat orang disamping Sean "dihh ada Nenek Lampir"sahutnya menatap tak suka ke Stela.

"apaan sih lo" jeda "sirik aja"

SEAN'S(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang