40||Dimulai

53 6 0
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa vote dan comment!

Jangan lupa vote dan comment!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Starla menatap kedua orang tuanya. Ruangan tersebut hening untuk beberapa detik karena menyadari bahwa betapa mencekamnya suasana tersebut.

Menghela nafas Starla mencoba untuk bersabar menghadapi keinginan sang mama
"pliss Ma, jangan sekarang. Lagian Ala gak papa kok. Mama juga udah janji dengan Ala. Dan ini gak termasuk kedalam perjanjiannya"

Mamanya berdecak "tapi kamu liat sendiri apa yang terjadi. Belum berapa lama kamu disini. Liat apa yang terjadi!, kamu gak bisa terus-terusan begini. Mama khawatir sama kamu La."

"Ma, Ala janji ngak akan ceroboh lagi. Maafin Ala." Starla memasang wajah memelas berharap sang mama mengerti dan tidak memaksanya lagi

"iya kamu emang ceroboh, apalagi saat kamu udah ketemu dia kamu nambah ceroboh lagi dengan ngak bilang sama mama," cecar mamanya berucap ketus

Papanya hanya diam sedari tadi mendengar kedua orang yang disayanginya itu berdebat, dia tak berniat ikut campur.

Starla terdiam, matanya berkedip. Mulutnya terbuka hendak bicara sebelum dipotong oleh mamanya.

"gak usah banyak tanya, mama tau segalanya. Kamu gak usah bohong. Kali ini mama gak akan biarin tuh medusa lari lagi. Udah dikasih kesempatan malah berulah lagi...dan tentunya" mamanya menatap Starla
"Mama akan kasih pelajaran, karena sudah mencari masalah dengan keluarga kita"

***

Semua orang diruangan tersebut terlonjak kaget, saat orang disebrang sana mengatakan sesuatu.

Mobil Manda meledak.

"Shit, ini seriusan?" Dendra bertanya memecahkan keheningan yang terjadi, membuat beberapa orang mengajukan atensi kearahnya.

Vano mengangguk, tangannya mengusap wajahnya "ini gak masuk kedalam rencana, mana mungkin mobilnya bisa meledak. Lagian gue udah memastikan bahwa tuh mobil gak mungkin meledak cuma karena nabrak pohon."

"sialan, ini nih yang bikin gue muak." Galang berucap dengan nada sinis.

Sean terdiam menatap orang-orang didepannya bergantian, setelah itu menghela nafas.

"jadi gimana?," tanyanya.

Galang menoleh "Ya gak gimana-gimana, rencana tetap kaya tadi."

Sean menatap aneh kepada Galang, membuat yang ditatap terkekeh karena mengerti dengan maksud tatapan itu.

"Terus ngapain lo sok dramatis tadi sialan," ucap Sean sarkas.

Galang tertawa terbahak "Gue cuma ngak nyangka aja sial, lo tau gue males berurusan sama yang kek gini. Teman satu lo itu kayanya emang gak punya akhlak!"

SEAN'S(Completed)Where stories live. Discover now