01: Malam Mengerikan

14.6K 617 55
                                    

La Boucherie – InterContinental Los Angeles Downtown

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

La Boucherie – InterContinental Los Angeles Downtown

6 BULAN YANG LALU...

Suara musik mengalun merdu di ruangan itu. Para pengunjung tampak larut dalam untaian nada lembut nan romantis. Seluruh kursi dan meja di sekeliling terkesan mewah. Lantai yang terbuat dari marmer dan pelayanan fantastis dari para pelayan—bersedia menuangkan anggur merah ke gelas. Juga menu hidangan berkelas.

Tempat ini benar-benar memukau, elegan dan menenangkan.

Laura memasukkan tomhawk steak di mulutnya. Tekstur dagingnya terasa lembut di lidah Laura. Ia kemudian menatap pemandangan spektakuler Los Angeles malam hari dari jendela kaca. Ia berada di tempat yang cukup tinggi—lantai 71. Gedung-gedung tinggi itu terlihat berkelap-kelip indah. Langit gelap yang terhampar dihiasi bintang terang. Kendaraan berlalu-lalang di bawah dengan padat.

"Laura, apa kau tahu kenapa Ayah mengajakmu kemari?" tanya Louis sambil menatap Laura—putri tercintanya yang duduk di depannya. Gurat-gurat keriput tidak juga menghilangkan pesona pria berusia 50 tahun itu.

"Karena ini tempat terindah yang Ayah gunakan untuk melamar Ibu," jawab Laura, menoleh pada Louis dengan senyum lebar. Di mata Laura, Louis masih tampak gagah dengan balutan setelan jas hitamnya.

Louis membuang napas kecil. Meraih serbet untuk membersihkan mulutnya sehabis menyantap menu yang sama dengan Laura—tomhawk steak. "Sepertinya Lucy banyak cerita tentangku padamu hm," gumamnya.

"Ibu selalu mengatakan bahwa kau adalah pria paling romantis di dunia Ayah. Bahkan di detik hembusan terakhirnya, aku yakin Ibu takkan pernah menyesali sisa hidupnya bersamamu."

"Kau benar. Ibumu bahkan tersenyum damai saat itu," ujar Louis tersenyum lebar.

Laura menatap hangat Louis. "Penyakit sialan itu boleh saja mengikis memori Ibu, tapi aku tahu jauh di lubuk hati Ibu, kau adalah kenangan terindah di hidupnya, Ayah."

Louis terkekeh kecil dan menepuk-nepuk sekilas tangan Laura. "Ayah yakin, jika Ibumu masih di sini, ia pasti akan bangga padamu sekarang seperti Ayah yang bangga padamu. Kau telah berusia 23 tahun dan semakin terlihat sepertinya ketika muda. Terlebih lipstik merah terang yang kau gunakan."

Laura tertawa pelan mendengar kalimat terakhir Louis yang berunsur candaan. "Aku menyukai selera lipstik seperti Ibu. Itu terlihat seksi. Dan biar kutebak, itu adalah hal pertama yang membuatmu jatuh cinta padanya bukan?"

Gantian Laura yang menggoda Louis hingga pria tua itu tertawa lepas. Laura tersenyum senang, mengamati seksama wajah keriput Ayah yang terlihat bahagia. Walau kenyataannya, Laura tahu selama tiga tahun ini Ayah pasti merasa kesepian setelah kepergian Ibu. Bahkan Laura tidak bodoh, bahwa Ayah selalu berusaha membangun sebuah benteng demi menyamarkan kerapuhan itu—termasuk saat ini.

"Itu mungkin hal kedua yang Ayah suka dari Ibumu. Tapi yang pertama lebih dari itu. Ayah jatuh cinta pada senyumannya. Ia seolah menyihir Ayah pada pandangan pertama. Dan alasan Ayah memberitahu tempat ini kepadamu, karena Ayah ingin kau membuat pria pilihanmu; siapapun itu melamarmu di tempat ini."

End Of MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang