Prolog

2.8K 163 10
                                    

Pertengahan Semester Satu Kelas X

Putra berdecak melihat bagaimana Taya bersikap masa bodoh. Padahal ia sudah memergoki hal itu berulang kali dan Taya belum saja percaya.

"Aya, dengerin gue!" Cowok itu memegang pundak Taya sambil membuat gadis itu menghadapnya.
"Kevin beneran nggak serius ama lo!"

Taya mendelik tak suka.
"Kevin ngejar gue selama SMP jika lo lupa, Tra. Nggak ada ah dia macam-macam, lagian mana buktinya coba kalau dia beneran selingkuh?"

Putra mendesah, seharusnya ia tahu jika sahabatnya itu super keras kepala. Awas saja jika dia nangis saat tahu kenyataannya. Putra akan jadi orang pertama yang tertawa keras karena kebodohan sahabatnya itu.

"Pokoknya awas lo lari ke gue saat pacar lo itu beneran punya cewek lain. Gue nggak bakal bukain pintu."

Dan iya, seharusnya Taya percaya apa yang Putra katakan, sebab laki-laki itu tidak akan pernah membohongi Taya. Sahabatnya sekaligus tetangganya sedari kecil.

Hari itu, ketika Taya masuk ke dalam minimarket yang berada di blok depan dekat dengan rumahnya. Taya ingin membeli cemilan, gadis ini memang sering makan sesuatu di tengah malam dan dia malas keluar kamar, makanya harus ada stok makanan di dalam kamarnya.

Saat itu, ketika tengah mencari waffer coklat di deretan snack, suara familiar yang selama dua minggu ini susah untuk dihubungi terdengar.

"Sayang udah dapat yang kamu cari?"

Taya mendongkak, ia bisa melihat Kevin disana bersama dengan gadis berambut sebahu yang berdiri tak jauh dari posisi Taya sekarang.

Sial! Putra memang tidak berbohong. Harusnya Taya tahu itu.

"Kevin?" Panggil Taya membuat Kevin terlonjak kaget, tak menyangka bisa bertemu dengan gadis itu, apa lagi bersama dengan cewek lain.

"Taya?"

Cih, dasar! Kalau mau selingkuh jangan di kompleks rumah Taya dong! Kan ketahuan.

Taya maju mendekat, membuat Kevin terlihat sedikit panik, sedangkan cewek yang bersamanya menatap bingung.

"Kalau memang sudah tidak mau bersama lagi, bilang ke aku. Jadinya aku bisa tahu dan hubungan kita jelas. Bukannya malah cari yang lain sebelum aku sadar bahwa kita benar-benar selesai." Ujar Taya membuat Kevin tak tahu harus menjawab apa.

"Aya... Eum, maksud aku----"

"Kita udahan aja ya?" Ujar Taya membuat Kevin terdiam.
"Kamu juga bosan kan karena aku sibuk dengan sekolah dan jarang ngabarin kamu? Sekalinya aku punya waktu, kamunya yang nggak bisa dihubungi."

"Taa, aku---"

"Terima kasih untuk selama ini, dan longlast dengan dia. Jangan sakitin kayak aku dianya, sayang kan orangnya manis gini."

Setelah mengatakan itu, Taya membayar belanjaannya dan berlari menuju rumahnya. Gadis itu menelfon Putra dengan suara sesegukan karena tangis. Tentu saja sahabat yang rumahnya hanya berjarak dua rumah dari rumah Taya itu segera berlari dan mendapati Taya yang menangis.

"Kan udah gue bilang, si brengsek itu memang nggak pantas buat lo! Sial! Awas aja kalau ketemu, gue jadiin bola futsal beneran!"

"Dia udah punya cewek lain, Tra. Gue kok bodoh banget sih!"

Putra berdecak kesal, merasa kasihan juga dengan sahabatnya itu.

Taya, dia bukan cewek baperan yang gampang jatuh cinta. Tapi sekalinya beneran suka sama orang, dia berarti benar-benar menyukainya dan memberikan hatinya seutuhnya kepada orang itu.

Hal ini yang membuat Putra sangat menjaga Taya, sahabatnya itu kalau sudah cinta, maka mudah bagi kekasihnya untuk mematahkan hati Taya, sebab Taya mencintai tidak setengah-setengah.

—TBC—

■■■
Haihaihaiii...
Jadi gimana prolognya? Apakah ada getaran-getaran gitu?
Silahkan tinggalkan jejak agar Naya tahu gimana pendapat kalian.
Byebye

Destiny of Asgardian✓Where stories live. Discover now