Destiny #17

981 85 9
                                    

"Lo sama Taya berantem, Ga?"

Dirga menutup mata, helaan nafas kembali terdengar. Bukan karena tidak ada jawaban, lebih tepatnya pria ini tidak tahu menjawab apa. Dia dan Taya tak berantem. Hanya saja gadis itu yang menghindarinya. Tiba-tiba si bungsu Arsen itu menjauh darinya. Dirga bahkan sudah mengirim pesan padanya, menanyakan apakah dia sudah melakukan kesalahan. Namun tak dibalas, hanya dibaca.

Bagaimana Dirga bisa tahu jika si gadis tak mengatakan apapun?

"Lah, anying, beneran lo berantem sama Taya?" Naldi sudah melotot pada sahabatnya itu.

"Nggak." Jawab Dirga pendek.

Tia yang ada di samping Dirga sontak saja memukul kepala cowok itu.
"Kelihatan banget dia ngehindari lo, Bambang!"

Dirga menghela nafas panjang sambil menyandarkan tubuhnya, dia menutup mata.

"Kelihatan banget, ya?" Tanya Dirga sambil tersenyum kecut.

Anna dan Sakura saling tatap, Tia menatap sahabatnya itu dalam diam, sudah tak ada wajah usil lagi, sedangkan Naldi ikut menghela nafas.

Dirga membuang nafas kasar, dia membalas tatapan teman-temannya.
"Dia ngejauhi gue beberapa hari ini."

"Hah?"

"Apa?"

"Gimana-gimana?"

"Kok...?"

Dirga kembali menghela nafas, entah sudah berapa kali dia menghela nafas hari ini.
"Dia... Taya..." Dirga mengulum bibirnya ke dalam sebelum melanjutkan.
"Taya ngehindari gue beberapa hari ini."

"Kok bisa?" Tanya Sakura sambil memajukan dirinya sedikit.
"Taya bukan tipe cewek yang suka ngambek nggak jelas, setahu gue nih ya dia bakal ngehindar gitu kalau emang lo buat kesalahan besar."

Dirga mengusap wajahnya, kentara sekali laki-laki itu frustasi.
"Masalahnya gue nggak tahu letak kesalahan gue dimana."

"Selingkuh kali lo." Tuduh Tia membuat Dirga melotot tak terima.

"Lo selingkuh?" Pekik Anna tak santai sambil menahan suaranya, tahu jika mereka di tempat umum.

"Bangke! Nggak!!!" Bantah Dirga.
"Ngadepin Taya aja gue udah pusing gimana mau cari yang lain."

"Mungkin nih ya, mungkin..." Naldi meminum sodanya sebelum melanjutkan ucapannya.
"Dia marah lo mukul mantannya waktu futsal kemarin."

"Nggak!" Sakura langsung membantah.
"Taya emang udah nggak ada hati sama si bangsat itu. Dia malah ngomel-ngomel ke kita karena si Dirga di pukul, bahkan waktu itu dia gelisah sendiri karena khawatir Dirga udah ngoles salep ke memarnya atau belum."

Anna mengangguk setuju.
"Taya nggak mikirin si mantan lagi dan memang fokusnya hanya ke Dirga."

Ucapan Sakura dan Anna tak lantas membuat Dirga tenang, namun malah membuatnya bingung. Jika memang gadis itu sudah tidak ada hati lagi kepada mantan, tak lagi menyimpan rasa untuk orang di masa lalunya, mengapa sekarang gadis itu memilih menjauh?

"Saran gue nih, Ga." Ucapan Naldi membuat Dirga mengangkat wajahnya, menatap sang sahabat.
"Lebih baik lo tanya ke Putra, tuh orang kan yang paling dekat dengan pacar lo. Kali aja Taya curhat ke dia."

Dirga diam, memikirkannya, yah kembali lagi dia akan merepotkan sahabatnya yang satu ini, satu-satunya orang yang saat ini bisa menjadi tempatnya untuk mengadu dan meminta pertolongan.

Si tampan Danuarta itu merogoh ponsel, tak bisa menahan diri lagi untuk menghubungi orang itu dan tak mau menunda waktu hingga mereka bertemu di kelas nanti.

Destiny of Asgardian✓Where stories live. Discover now