Destiny #10

1K 96 7
                                    

Entah sudah berapa lama Taya berguling-guling di atas ranjangnya yang berakhir dengan jatuh dari atas ranjang karena rusuhnya gadis itu.

"ASTAGFIRULLAH ATTAYA! LO MAU METAMORFOSIS JADI ULAT BULU?"

Putra yang kini sudah berdiri di depan pintu kamar sahabatnya itu berteriak tak santai karena saat ini Taya yang tubuhnya sudah tergulung dengan selimut berada di atas lantai.

Taya sempat oleng sedikit ketika bangkit hingga membuat Putra mendekat dan membantunya, baru saja gadis itu meletakkan selimutnya di atas ranjang, Taya kembali berteriak kesetanan sambil memukul-mukul sahabatnya itu.

"TAYAA UDAH MALAM! LO KALAU UDAH STRESS KASIH TAHU, GUE SIAP BUANG LO KE RUMAH SAKIT JIWA."

Teriak Theo dari luar, pria dua puluh empat tahun itu sedang bermain game saat ini.

Mendengar teriakan kakaknya itu, Taya kembali diam, namun hanya sedetik dan kembali memekik. Putra hampir saja khilaf mencekik sahabatnya itu karena dirinya yang lagi asik-asik membaca komik di spam chat untuk datang dan saat sudah sampai hanya melihat tingkah random temannya itu.

"Apa? Apa? Lo kenapa, hah?"

Taya menghela nafas kuat sebelum kemudian mengambil tempat di samping Putra.
"Tra, temen lo kenapa sih?"

"Lo? Sakit jiwa." Jawab Putra asal membuat Taya memukulnya.

"Bukan. Itu si Dirga." Kata Taya.

"Hah?"

Taya berdiam diri, tak langsung menjawab. Ingatannya kembali saat tadi Dirga memberikan susu beruang dan roti untuknya.

"Ga, lo nggak lupa kan kalau kita hanya pura-pura?"

Dirga saat itu tidak langsung menjawab, ada keheningan sekitar tujuh detik, hingga cowok itu menatap Taya tepat dan berujar.

"Gue nggak lupa." Dirga mengulum bibirnya sebelum melanjutkan.
"Lo tahu kenapa gue kesini dan mau aja bawain lo susu beruang dan roti? Karena gue tahu, kalau peduli yaa tunjukin, kalau kangen ya ketemu. Dan saat ini gue peduli dan kangen ke elo."

"Ga, lo...."

"Selama kita masih dalam status ini, lo mau kan gunain gue sebagai pacar lo juga? Kalau lo lapar, jangan chat ke Putra. Chat gue aja."

Taya yang sedari tadi mengingat kejadian si ruang OSIS, mendadak wajahnya memerah dan tanpa bisa di cegah berteriak.
"PUTRAAA GUE MABUKKK!!!"

"ADEKKKK!!"

Suara Theo kembali terdengar, membuat Taya langsung diam. Sedangkan Putra menatapnya kesal karena kaget oleh teriakan cewek itu.

"Lo kenapa sih? Mabuk apa? Mabuk Dirga? Mampus lo!"

Taya merengut kesal.
"Gue nggak mungkin baper kan, Tra? Anjir tapi tuh cowok masa tiba-tiba ngasih roti dan susu beruang ke gue terus bilang dia itu peduli, dia itu kangen ke gue. Astagaa! Ini kita hanya pura-pura, lo tahu kan? Ya masa dia gitu."

Putra melengos mendengar ucapan temannya itu.
"Terus lo kepikiran sampe guling-guling?"

"Iyalah!" Kata Taya tak santai.
"Gue itu nggak mau baper, udah kebal sama sepikan buaya kawanan lo. Tapi gimana ya, Dirga itu kayak punya aura gentle yang nggak bisa gue tolak."

"Terus mau lo apa?" Tanya Putra bingung sendiri dengan tingkah sahabatnya ini.

"Gue nggak mau baper." Kata Taya.
"Gue nggak boleh baper."

"Telat!" Kata Putra membuat Taya mendelik padanya.
"Lo di sogok susu beruang aja udah baper, dia bilang kangen aja udah guling-guling. Heran gue ama lo, waktu teman-teman gue ngirim salam atau nyepik lo, nggak ada tuh yang ngaruh. Ini si Dirga nyengol dikit udah ambyar."

Taya hanya mencibir tanpa membalas, sebab itu benar. Waktu itu Naldi kirim salam ke dia, tapi hanya dicuekin. Si Reki dan Mirza aja sampai sekarang masih suka godain dia dan nyepik, tapi tetap aja Taya tidak goyah. Beberapa kali juga kakak kelas nawarin ngantar dia pulang, ada yang ngajak makan bareng, Taya hanya biasa saja.

Bahkan sekarang mendadak, kepalanya hanya berisi Dirga Athala Danuarta.

Katanya Dewa adalah cowok yang paling berkarisma? Natanial si cassanova Asgardian? Fahri, si anggota OSIS manis idaman adik kelas? Benneth si bule ganteng? Atau Galang si ketos idaman?

HAHAHAHA!

SIAPA MEREKA?

Mendadak bagi Taya yang paling ganteng dan idaman itu hanyalah Dirga Athala Danuarta.

Sial, cowok itu pakai dukun dimana sih? Kok ampuh banget mantranya. Bahkan baru aja sebulan lebih mereka bareng dan hanya karena cowok itu bilang dia nyuruh Taya chat kalau lapar dan dia mau Taya perlakukan dia kayak pacarnya, mendadak Taya jadi lemah begini.

"Taa..." Panggil Putra membuat Taya menoleh padanya.
"Dirga itu cowok baik, dia bukan tipe cowok yang suka sepik sembarangan, gue yakin dia juga udah ada rasa ke elo."

"Tra, lo tahu kan kita hanya main-main? Takut gue buka hati, gimana kalau disini hanya gue sendiri yang baper?" Kata Taya membuat Putra mendesah.

"Terus lo mau gue gimana?"

Taya menggeleng, tak tahu. Dia tahu saat ini hatinya terbuai karena ucapan si Danuarta itu, tapi dia juga tahu kalau disaat bersamaan, gadis ini juga takut. Takut untuk jatuh cinta dan disakiti lagi.

Kevin adalah pelajaran untuknya. Cowok itu sangat gencar mengejarnya hingga membuat Taya jatuh. Namun ternyata ketika mereka menjalin hubungan, ia sudah menulis kisah dengan orang lain.

Tapi kata banyak orang, Taya sangat beruntung mendapatkan Dirga (tanpa tahu status mereka yang sebenarnya). Bukan satu dua kali dia mendengar jika Dirga adalah cowok baik yang sangat sulit di dekati, cowok itu tampan dan berkarisma, ramah tapi juga tegas terhadap batasan, tanpa sadar sikapnya yang gentle dan juga asik disaat bersamaan membuat banyak orang mengidolakannya.

Dirga bukan badboy romantis kayak Dilan atau Nathan, Dirga bukan anak konglomerat tampan kayak Goo Jun Pyo dalam drama korea Boy Before Flowers yang jadi favoritenya Vani, bunda Taya, Dirga juga bukan cowok dingin yang jadi idola satu sekolah dalam novel romantis atau drama-drama remaja. Dirga pun bukan si goodboy yang jadi idaman seluruh rakyat sekolah hingga Mang yang jualan cilok dan Kang yang jagain ikan di kolam sekolah.

Dirga Athala Danuarta hanyalah satu diantara cowok tampan idaman adek kelas. Dia populer tapi nggak sok ganteng kayak yang lain, dia cuek dan terkesan nggak pedulian tapi masih suka senyum kalau ada yang menegur, penampilannya nggak rapi banget kayak siswa teladan, gayanya asal-asalan bahkan terkesan berantakan. Biasanya kemejanya nggak akan di masukkan ke dalam celana, kancing teratasnya di buka dan kadang suka nggak pakai dasi, rambutnya dibiarkan acak-acakan, sisirnya pakai jari doang, tapi jadi ganteng.

Taya nggak tahu, tapi kayaknya benar kata Putra.

Taya telat menjaga hatinya dan sial, sekarang dia sudah jatuh dalam pesona seorang Dirga Athala Danuarta.

■■■
—TBC—

Mana sempat jaga hati, keburu telat dan jatuh dalam pesona si tampan. Dududuh, kan sudah Putra bilang jangan main api. Kebakar kan kamu, Taya^^

Untung saja bukan Naya:')

Destiny of Asgardian✓Where stories live. Discover now