WHALE 52, SI MAMALIA PAUS PALING KESEPIAN DI DUNIA

184 32 6
                                    

Laporan wartawan Grid.ID, Tata Lugas Nastiti

GRID.ID - Pernah mendengar tentang fenomena hewan mamalia paus paling kesepian didunia, The Loneliest 52 Hz Whale ?

Fenomena ini adalah kasus abnormal dimana para peneliti menemukan seekor paus jantan yang hidup sendirian di tengah lautan dalam Samudra Pasifik

Sebagaimana kita tahu, paus merupakan jenis mamalia laut besar yang selalu hidup berkelompok dengan sesama spesies-nya.

Kelompok besar ini biasanya terdiri dari 6 sampai 10 ekor paus dewasa yang akan bermigrasi setiap tahunnya sesuai pergantian musim.

Peneliti nyaris tidak pernah menemukan seekor paus yang hidup di lautan tanpa kelompok kawanan dalam waktu yang lama.

Kasus abnormal langka ini pertama kali ditemukan pada tahun 1989.

Dilansir Grid.ID dari laman Washiton Post bulan Januari 2017, paus kesepian ini ditemukan pertama kali oleh seorang peneliti biota laut bernama Dr. William Watkins dari Oceanographic Institution Woods Hole.

Kala itu Dr. Watkins tengah memperlajari siklus perkawinan sekelompok paus bongkok dan paus biru di laut Samudra Pasifik.

Saat tengah mempelajari frekuensi suara nyanyian khas yang dihasilkan paus jantan selama musim kawin, Dr. Watkins tiba-tiba menangkap fruekensi suara seekor paus jantan yang berbeda dari yang lain.

Paus jantan tersebut menghasilkan suara nyanyian pada frekuensi 52 Hertz.

Frekuensi ini lebih tinggi daripada frekuensi komunikasi paus normal yang pada umumnya hanya berkisar antara 12 sampai 25 Hertz.

Hal yang membuat pilu adalah, tidak ada satupun paus yang mampu mendengar atau merespon suara paus yang abnormal itu.
Paus abnormal tersebut dilaporkan Dr. Watkins terus-menerus bernyanyi di sepanjang musim kawin, tapi tidak ada satupun paus yang membalas suaranya.

Berdasarkan catatan penelitian milik Dr. Watkins, peneliti menduga perbedaan fruekuensi suara dari jenis paus lainnya didunia inilah yang membuat paus tersebut sendirian tanpa kawanan.

Frekuensi suara paus jantan tersebut selama ini hanya dapat ditangkap oleh radio sonar kapal laut dan kapal selam.

Semenjak itu, paus ini disebut dengan nama The loneliest whale 52 atau Whalien 52.

Angka 52 digunakan untuk mengingatkan peneliti pada frekuensi suaranya yang tidak biasa.

Sampai saat ini jenis paus penyendiri tersebut belum benar-benar diketahui.

Baca Juga : Di Tengah Hutan Para Pendaki Ini Temukan Pondok Tua, Tak Disangka Isi di Dalamnya Buat Mereka Tercengang

Dilansir Grid.ID dari kanal Youtube Andrew Revkin, paus ini kembali ditemukan pada tahun 1992 oleh angkatan laut Amerika Serikat di tengah Samudra Pasifik.

Pada tahun 2015, para peneliti melakukan segala cara untuk kembali menemukan Whale 52 di Samudra Pasifik.

Selain itu peneliti juga akan berencana menaruh mesin yang mengeluarkan suara pada frekuensi 52Hz dan menerjemahkannya pada frekuensi 12-25 Hz agar Whale 52 dapat berkomunikasi dan tidak merasa sendirian.

Penelitian Dr. Watkins mengenai paus yang kesepian ini di publikasikan pada tahun 2004 setelah kematiannya melalui jurnal Deep Sea Research.

Jurnal penelitian ini ternyata menarik perhatian publik.

Ilmuwan biota laut, Mary Ann Daher mengatakan bahwa Whalien 52 memiliki popularitas yang menyamakan seorang artis tenar di masyarakat.

Banyak publik yang bersimpati dengan keberadaan paus ini dan meminta pemerintah untuk melakukan sesuatu.

Jurnalis sains New York Times, Andrew Revkin, mengatakan bahwa jurnal penelitian mengenai paus ini sangat menarik hingga mampu menyentuh emosi manusia.

"Menarik bukan? Bagaimana kisah seekor paus yang kesepian karena memiliki perbedaan frekuensi suara dapat membuat banyak orang ikut emosi," kata Revkin melalui kolomnya.

Kisah paus yang kesepian ini telah menjadi inspirasi banyak pihak.

Pada artikel yang diterbitkan Majalah Atavist pada tahun 2014, kisah Whalien 52 teah berhasil menginspirasi pada musisi dan artis untuk membuat karya berdasarkan kisah hidupnya.

Whale 52 menjadi frasa simbol mengenai kesepian yang menyayat hati.

Pengetahuan Umum Where stories live. Discover now