Sebelum lanjut membaca ke bab selanjutnya, izinkan saya menyapa para pembaca sekalian ^-^)/
Kalau boleh memperkenalkan diri, kalian bisa panggil Kak/Mbak Peni kalau kalian berusia di bawah kelahiran tahun 1992, atau cukup nama saja jika kita seumuran/lebih tua 😁👍
Saat ini, saya masih aktif menjadi mahasiswa dan pekerja lepas (freelancer) di sektor industri bisnis, ekonomi, food and beverages, pariwisata, sastra, dan seni.
Nah, di bab ini tak lupa saya ucapkan...
Selamat atas pencapaian 15.000 jumlah baca cerita NAWASENA!
\(^o^)/Terima kasih banyak atas dukungan, masukan, saran, komentar, dan votes kalian dari jaman bab pengenalan tokoh bahkan sampai bab 30. Nggak pernah saya sangka antusiasme kalian mengikuti cerita pelampiasan stres saya dalam melewati quarter life crisis ini cukup besar 😂🙏
Tumpahkan sedikit curahan hati, boleh?
Oke, sip.
Bisa dibilang, NAWASENA merupakan salah satu refleksi pengalaman dalam bentuk buku harian yang saya ciptakan ketika sudah beberapa bulan ini mengetahui hal mengejutkan, hingga rasanya sulit sekali menerima jika semua kembali membaik.
Karakter Arif, Reno, dan Fauzi adalah sisi bijaksana saya saat harus mendinginkan situasi, bagaimana saya bertindak ke depan agar tidak salah langkah, saya wujudkan dalam sifat mereka bertiga.
Karakter Galih, Dian, dan Ghanin sebenarnya hadir kala saya sulit memutuskan, serta memperkirakan persepsi baru waktu saya coba untuk mencari jalan tengah terbaik tentang masalah tersebut.
Ketidak inginan hal itu memohon untuk kembali, saya dirikan sifat Dohen demi menguji kekuatan dan keteguhan hati. Anti goyah club (?)
Sementara Nadia, William, Harsya, dan Berlian bisa dikatakan bagian dirinya. Satu sisi berusaha saya introspeksikan, namun berhasil mendewasakan pikiran ini dari hari ke hari.
Inilah alasan mengapa buku kedua terasa begitu spesial, selain jalan cerita (menurut kalian) lumayan kompleks, NAWASENA adalah curcol terselubung Penulis 😂🙏
Akan tetapi, kalian tidak perlu khawatir. Ajaran Sang Tiratana selalu terpatri menuntun kehidupan agar saya tidak terjebak masuk mencicipi jurang beralaskan rasa munafik. Bersyukur sampai detik ini, komunikasi baik di antara saya dan dia senantiasa berjalan baik.
Segitu dulu saja 😂👍ada yang mau bertanya? Kalau iya, sini saya usahakan bantu jawab ^-^)/
Di mana pun para pembaca budiman sekalian berada, semoga sehat dan berbahagia 🙏
Sekali lagi, terima kasih sudah membaca cerita AKARSANA dan NAWASENA 😊🙏
Sampai jumpa di bab 31 ^-^)b
With love, Peninoona 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASENA [Telah Terbit] ✔️
Fanfiction(Buku Ke-2 AKARSANA) (Telah dibukukan oleh Redaksi Athena) . . Arif, Galih, Fauzi, Reno, William, dan Harsya kembali mengemban misi menyelamatkan seorang penyanyi opera di sebuah kelompok pertunjukan ternama, dari sebuah organisasi perbudakan hibura...