2. Familiar

499 36 2
                                    

"Baru pulang?." Tanya sesosok pria bertubuh jangkung yang bersandar di ambang pintu menatap Elena.

Elena mengernyit, wanita itu refleks mengaktifkan layar ponselnya dan sedikit terkejut. Jam hampir menunjukkan pukul 1 dini hari.

"Peace." Ucapnya merasa tak enak.

"Masuk, diluar dingin." Ucapnya setelah helaan nafas keluar.

Elena menurut. Ia mengekor di belakang pria itu seraya merutuki dirinya sendiri.

"Ngapain aja baru pulang jam segini? Bukannya pesta pernikahan udah selesai 2 jam lalu?." Tanya Rey berbalik menatap Elena yang menundukkan kepala.

"Maaf, aku tadi pergi minum coffee sambil ngobrol sama Kevin sebentar." Jujurnya.

Rey menghela nafas lagi. "Siapa yang ngajak? Kamu atau Kevin?" Tanya Rey kesal.

"Kevin", lirihnya.

"Sialan emang kevin. Awas aja besok." Gerutunya cemburu.

"Udah marahnya. Sekarang tidur, aku capek." Elena menunjukkan pupy eyes nya.

"Siapa suruh pulang malam, " Sewotnya.

"Maafin, janji nggak ngulang lagi." Ucap Elena sungguh-sungguh.

Rey tetap diam tak menjawab sepatah katapun. Elena tak kehilangan cara, wanita itu lantas memeluk Rey erat seraya mengucapkan kembali kalimatnya barusan.

Pria itu luluh. Ia tak bisa marah dalam waktu lama pada Elena. Mungkin ini kelemahannya, tapi ia tak terusik dengan hal itu. Rey lantas membalas pelukan tersebut dan memejamkan mata menikmati suasana ini.

"Aku maafin, lain kali jangan pulang terlalu malam." Ucapnya tulus.

Elena tersenyum. "Makasih, love you."

"Love you more". Balasnya semakin mengeratkan pelukan.

☆*✲゚*。(((´♡‿♡'+)))。*゚✲*☆

Suara kicauan burung menyambut seseorang yang tengah bangun dari tidurnya. Mata yang masih terpejam itu dipaksa terbuka. Seraya menyibak selimut, Elena menatap jam dinding yang tertempel di kamarnya.

"Hoamm!" Wanita itu menguap.

Perlahan ia berdiri. Berjalan ke arah cermin dan mengikat rambut panjangnya kemudian masuk ke kamar mandi.

Gemericik air terdengar menandakan Elena sedang melakukan rutinitas paginya. Tak selang beberapa menit, pintu terbuka diikuti keluarnya Elena yang hanya berbalutkan handuk.

Ia berjalan dan duduk di ujung ranjang setelah mengambil sebuah ponsel dari atas meja. Elena mendial nomor seseorang yang diyakini adalah manager-nya.

"Hallo, Diva. Beritahu jadwal saya hari ini." Ucapnya begitu telepon tersambung.

"Hari ini ada jadwal photoshoot jam 10 dan
Jumpa fans setelah lunch. "

"Hanya itu?" Tanya Elena, kebetulan sekali ia punya waktu luang di sore dan malam hari. Ia merasa senang, dipikirannya sudah tersusun rencana-rencana untuk pergi bersama Rey.

"Ehm, sebenarnya ada syuting malam ini. Tapi di undur karena ada sedikit problem."

"Baiklah, sampai jumpa nanti Diva." Elena menutup sambungan teleponnya. Wanita itu bangkit dan masuk ke dalam ruang ganti.

Sementara itu di lain tempat. Rey juga sedang bersiap untuk pergi ke kantor. Pria itu menatap dirinya lewat pantulan cermin. Matanya menatap intens kedepan seolah berkata dirinya sangat berwibawa. Namun hal itu memang fakta. Dengan mengenakan jas seperti sekarang ini, Rey jauh terlihat berkharisma.

The light of miseryOnde histórias criam vida. Descubra agora