Your Answer

161 122 59
                                    

HAPPY READING

"Bodo," ucap Bian yang pergi meninggalkan mereka berdua.
"Lah bian lho mau kemana?" ucap mereka berbarengan keheranan.
"Hauskan, sini ikut!" Ajaknya dengan melambaikan tangan namun memunggungi kedua sahabatnya itu.
"IKUTT!!!!" Sahut mereka dengan semangat yang membara.

Dengan menghampiri Bian menyusuri jalan keluar dari gerbang sekolah, kebetulan pak satpam nggak ada. Menatap kearah jam tangannya , 09:00. Tepat! Ucap Bian.
Mereka yang keheranan melihat sikap sahabatnya ini memilih untuk ikut saja.

Dan dari jarak dekat mereka sudah melihat warung makan sederhana namun lebih tepat disebut kantin, yang mana Nando dan Dani tidak tau padahal sudah 1 tahun berada disekolah ini. Cuma membutuhkan waktu 10 menit warung makan sudah bisa ditemukan, gak perlu peta apalagi pelacak!
"Lho tau darimana Bian, tempat ini?" Tanya Dani.
"Waktu gue nungguin abang gue jemput kemarin, gue iseng jalan-jalan sendiri eh gue ketemu ni warung," Balasnya.
"Begitu ceritanya,"
"Lah Nando mana?" ucap Dani yang kebingungan karena teman oroknya itu tidak ada disebelahnya. Tuh dia! Tunjuk Bian kearah Nando yang sudah berlari terbirit-birit menuju warung tersebut.
"Yaahh tuh anak."

Mereka berdua pun menghampiri Nando yang sudah stay dengan melahap beberapa gorengan yang tertata diatas meja.
"Lah lah ni anak," Dani mengecak pinggang melihat sahabatnya ini.
"Enak banget Dan," sahutnya sambil memegang kedua gorengan dikedua tangannya.
"Iya iya,"
"Bu, saya air putih ya," ujar Bian dengan mengeluarkan sebuah kertas dari kantong saku bajunya, sebuah kertas! What!!!! Kejut Nando.
"Apaan sih Do!" Kesal Bian yang terkejut ulahnya.
"Ini istirahat Bian! Masih aja lho bawa kertas bacaan!" Terserah gua!" Jawab Bian.

Wanita yang tampak dari wajahnya seperti usia 40-an tersebut menghampiri mereka dengan membawa beberapa makanan yang mereka pesan kecuali Bian.
"Lho pesan air putih aja?" tanya Dani.
"Hmm," balas Bian singkat.
"Jauh jauh kesini lho gak makan apa,"
"Gue kenyang, kan kalian yang lapar jadi gue antar aja kesini," lho memang the best dah," celetuk Nando.

"Bian, lho kok berani banget keluar sekolah, dari TK kan lho gak pernah bolos atau melanggar peraturan?" kata Dani.
"Betul tuh," sahut Nando.
"Jadi kemarin gue udah cerita sama pak karyo bahwa diluar sekolah kita ada kantin yang dekat, dan kantin sekolah ini jugakan padat banget biasanya, pasti banyak yang gak sempat untuk makan, jadi pak Karyo setuju-setuju aja kalau gue kekantin ini,"
"Lah itukan lho, lah gue ama Nando gimana nasibnya?" selama kalian jadi teman gue, ya meskipun gue kadang malu punya teman kayak kalian! Tenang bakal aman," sahut Bian santai.
"Lho berani jamin, lho kan tau pak Karyo itu Singa yang lepas dari taman ragunan!" Ucap Dani.
"Jamin, santai aja selama bumi masih seperti ini bentuknya pak Karyo gak akan marah sama kalian," okelah kalau begitu. Sahut Dani dengan merapikan rambutnya.
"Kalau ada gue!!" Celetuk Bian.
"Anjirr lho yan," Hahha santai aja." Balas Bian.

Mereka berbincang dengan ibu pemilik warung tersebut panggil saja bu Inem. Bu Inem menceritakan kalau beliau sudah berjualan disini sekitar 2 tahun yang lalu, namun anak anak di sekolah ini tidak pernah makan diwarungnya, dan beliau hanya mendapatkan penghasilan dari orang-orang sekitar entah itu pengendara motor yang singgah untuk makan karena kebetulan rumah makan memang sangat jauh dari sini.

Selang beberapa menit lamanya mereka berada diwarung ini, bian menatap kearah jam tangannya, 10:00.
Mereka pun segera kembali kesekolah dengan santainya.

Mereka pun segera kembali kesekolah dengan santainya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Behind The Gray (On Going)Where stories live. Discover now