Us And The Plan?

54 27 28
                                    

Happy Reading

"Bian,"

Langkah Bian terhenti, ia baru sadar kalau kedua temannya itu Dani dan Nando sedari tadi duduk dikursi luar kelas.

"Dari mana lho?" tanya Dani yang sedang asik ngemil keripik singkong.

"Dari kantor, kalian ngapain disini ini kan bukan jam istirahat," heran Bian melihat kedua temannya ini yang santai seperti tidak berdosa.

"Lah ngigo nih anak, lihat jam lu say," sahut Nando.

"Eh iya gue lupa, ternyata istirahat." Bian menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Eh iye guwe lupe," ucap Nando meniru suara Bian.

"Apaan sih!"

"Lho kenapa sih Bi, kayak tegang gitu muka lho? Lho nembak bi Siti ya?" ejek Nando.

"Ngaco lho!"

"Siapa tau kan, awas aja lho Bi Macarin bi Siti, kasian kan orang disebelah gue ini, nanti galau," ucap Nando.

"Maksud lho apaan Do, lapangan luas noh mau adu tinju!"

"Jalanan luas noh mau jalan kaki!" Tanya Nando balik.

"Hehehe bercanda Do, masa gini aja sensi sih, lagi PMS ya," seru Dani menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Baru selesai kemarin," sahut Nando berlaga centil.

"Iiihhh jijik gue, banyak aura negatif disini," Bian berlalu meninggalkan mereka.

"Kurang ajar lho Bi," ucap Nando.

"Hahahahaa,"

Tiba didalam kelas Bian memilih untuk merebahkan sejenak kepalanya yang terasa pusing diatas meja.

******
Seluruh siswa berhamburan karena bel pulang telah berlantun kencang.

Keluarlah sebuah mobil silver terang dari parkiran mobil, khusus horanggg kaya.

"Alahhh jika begini mending gue ikut Bian aja," ucap Dani tak berdosa.

"Gini nih teman yang kagak tau diuntung!" Kesal Nando.

"Hahahaa,"

"Bian gue esok ikut lho!" Teriak Dani seperti orang sudah putus urat malunya.

"Sumvahhh! Gue malu punya teman kayak lho!" Teriak Nando yang membuat Dani menutup telinganya.

"Hehhee kali ini gue setia kok ayang Nando,"

"Iiih jijik!"

******
Masih duduk santai dimeja belajarnya dengan seragam sekolah yang masih dikenakan, kali ini Mia tampak lelah karena kebetulan kesibukan disekolahnya membuat tulangnya terasa lepas semua.

"Mia," suara memanggil, dimana pintu kamar Mia memang tidak ia kunci.

"Iya ma," sahutnya dengan mendongakkan kepalanya.

"Nanti Malam kamu siap siap ya, karena kita akan makan malam diluar," ucap Wirna.

"Kok Tumben ma," tanya Mia yang penasaran.

"Gak papa sayang,"

"Papa ikut ma?"

"Iya donk, masa papa kamu gak ikut, kan kayak keluarga gak bahagia donk dilihatnya nanti,"

"Iya ma," sahutnya letih.

Melepaskan tasnya yang terasa begitu berat, biasa buku perpustakaan diborong semua sama ni anak.

Behind The Gray (On Going)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon