03. Ex

5.3K 616 45
                                    


Jika Lisa mengalami kesulitan sekarang berbeda dengan Chaeyoung yang tengah duduk di tengah tengah lapangan bersama Jisoo yang kebetulan mereka adalah teman sekelas.

Kelas mereka baru saja selesai olahraga. Mereka ; teman kelas Chaeyoung dan Jisoo lebih memilih bermain basket di ruangan indoor sekolah khusus basket.

Jisoo dan Chaeyoung lebih memilih tidak ikut karena menurut mereka akan sangat berisik karena teriakan teriakan murid perempuan di bangku penonton yang meleleh melihat para murid laki laki yang berkeringat dan lari kesana kemari hanya untuk memasukkan bola ke dalam ring dan mencetak skor. Menurut chaeyoung itu sangat cheesy berteriak tak jelas seperti itu hanya menyakiti pita suara.

"Aku sempat mendengar kau berbicara dengan Tuan Bae tadi?" Chaeyoung menoleh pada Jisoo yang berbicara.

"Kau meminta bantuan apa padanya?" Imbuh Jisoo. Ia hanya mendengar sekilas apa yang di bilang chaeyoung pada Hoonjun tadi.

"Tidak, tidak ada apa apa." jawab Chaeyoung dengan senyum tipisnya, Ia tak bisa bilang pada Jisoo kalau ia meminta bantuan Hoonjun masalah Lisa, Ia sedikit malu. Malu karena tak bisa mengetahui lebih dalam tentang Lisa.

Apa Chaeyoung harus berterima kasih pada Jennie yang tadi pagi mengocehinya masalah Lisa? mata Chaeyoung langsung menangkap seorang gadis berambut ikal dan berkaca mata. Ia langsung tersenyum jahil membuat Jisoo yang sendari tadi menatapnya ikut melihat arah pandang Chaeyoung.

"Jangan lagi, tolonglah." Bisik Jisoo walaupun ia tau hanya sia sia bilang seperti itu pada Chaeyoung.

"Ya, Im Nayeon!" si gadis berkaca mata itu menoleh saat namanya di panggil, Matanya sedikit membulat melihat sang pemanggil adalah Chaeyoung yang menatapnya dengan tersenyum jahil.

Jisoo memalingkan wajahnya dan menggeleng gelengkan kepala. Tangan Chaeyoung terangkat memberi kode untuk Nayeon menghampirinya.

Dengan kepala tertunduk, Nayeon menghampiri chaeyoung hingga tepat saat gadis itu berdiri di depan Chaeyoung dan Jisoo yang tengah duduk, ia membungkuk, "Nde? A-ada apa s-sunbae-"

"Belikan kami minuman!" tukas Chaeyoung cepat membuat Nayeon menjadi gelagap.

"T-tapi a-aku masih memiliki jadwal ke-"

"Apa kau tak dengar aku bilang apa tadi, Im Nayeon-ssi?"

Nayeon menunduk lebih dalam lalu mengangguk, "Ya sudah sana!" suruh Chaeyoung karena Nayeon hanya berdiri diam di depannya. Nayeon tersentak, ia kembali mengangguk cepat dan berlari kecil ke arah kantin.

"Chaeyoung hentikan, itu benar benar keterlaluan." Tegur Jisoo hanya di tanggapi tawa ringan dari Chaeyoung. Chaeyoung menoleh dengan senyum yang tak dapat di artikan oleh Jisoo,

"Sekali lagi aku bilang, dia tak menolak dan ini menyenangkan."

~~~

"Ugh, kepalaku." Lisa terus berkeluh saat guru matematika telah keluar dari kelas beberapa menit yang lalu, meninggalkan beberapa murid yang masih ingin di kelas dan beberapanya telah berlarian ke kantin.

Ulangan tadi benar benar membuat kepala Lisa ingin pecah melihat rumus dan angka angka yang belum sama sekali ia pahami walaupun ada beberapa, "Hai, Lisa!"

Lisa meneggakkan kepalanya melihat Minnie yang menghampirinya lalu duduk di bangku depan mejanya, "Bagaimana tadi?"

Lisa menghela nafas dan menggeleng, "sepertinya nilaiku bertambah buruk nanti." lesu Lisa membuat Minnie menatap iba dirinya.

Minnie ikut menghelakan nafas samar, tangannya terangkat mengusak pelan rambut Lisa, "Tidak apa apa aku akan mengajarkanmu lagi, sekarang kita ke kantin. Ayo"

Lisa tersenyum simpul dan mengangguk, menyambut tangan Minnie yang ingin menggenggam tangannya. Mereka berlari kecil ke arah kantin sembari tertawa karena saling bertukar cerita yang menurut mereka menyenangkan.

"Ya, Lalisa!"

Tubuh Lisa berhenti bergerak dan menegang mendengar dirinya di panggil, Ia perlahan berbalik menatap seorang lelaki yang tersenyum sinis padanya, "Lama tak berjumpa!" tukas lelaki itu berjalan ke arah Lisa. Lisa menelan salivanya pelan dan menunduk saat lelaki itu tepat di depannya,

"Tolong, sehun-sunbaenim. Jangan ganggu Lisa!" tegur Minnie menarik lisa ke belakang punggungnya Sedangkan Oh Sehun, kekasih Nancy hanya tertawa sinis dan membalas tatapan tajam minnie.

"Minggir, Aku ingin berbicara dengan si bodoh itu!" Tangan Minnie terkepal erat, ingin sekali meninju wajah tampan namja di depannya ini.

"Minnie-"

"Tidak Lisa!" tanpa sadar Minnie berteriak pada Lisa membuat gadis itu terkejut, Minnie hanya tak ingin Lisa tersakiti lagi karena mantan kekasihnya ini! Oh sedikit meralat, Lisa hanya di jadikan 'mainan' oleh Oh Sehun.

Minnie sudah sendari dulu tak menyukai sehun yang berpacaran dengan lisa hanya untuk memanfaatkan gadis itu.

Lisa menghela nafas samar dan bergeser dari belakang Minnie, "Kita tak memiliki urusan apapun, jadi jangan ganggu aku!" titah Lisa yang sekali lagi hanya di tanggapi tawa sinis Sehun.

"Memangnya kau siapa yang memerintahku seperti itu?" Minnie berdecak kesal melihat Sehun yang tingkat kesombongannya terlalu tinggi, Tidak takutkah laki laki itu jika tau kalau lisa adalah anak dari Park Seojoon dan Park Minyoung.

Minnie bertaruh jika lelaki di depannya ini akan takut karena ayah Lisa bisa saja membangkruti perusahan ayah Sehun karena ketahuan menyakiti Lisa.

"Kau mengambil langkah yang salah telah menyakiti Lisa, kau bisa saja-"

"Aku tak memiliki hak atas dirimu tapi aku memiliki hak atas diriku, jadi jangan temui aku!" Tegas Lisa memotong pekikan Minnie yang ingin memberitahu Sehun jika dia anak dari Seojoon dan Minyoung.

Sehun mendengus tawa dan sorot matanya langsung berubah menjadi dingin pada lisa, "Kau-"

"Oh Sehun!"



[To be continued]






Twins Sisters Are Not IdenticalWhere stories live. Discover now