25. Felt Hurt

5K 576 20
                                    


Kejadian semalam memanglah bukan hal yang mudah untuk di lupakan oleh Jennie, bagaimana ia melihat sahabatnya yang ditusuk di depannya. Jennie tak pernah membayangkan jika hal seperti ini akan terjadi. Gadis itu dan Chaeyoung hanya berniat untuk pulang dan saling berbicara lalu menonton bersama dengan keluarga hangat mereka tapi malam tadi mereka harus berakhir di rumah sakit.

"Kalian pulanglah, kalian harus sekolah. Orang tua kalian sudah menelpon eomma dari tadi." suruh Minyoung membuat Jennie tersentak dan mendongak menatap Minyoung yang kini tersenyum lembut pada mereka.

"Kalian harus pulang, masih ada waktu untuk ke sekolah." Suruh Minyoung lagi.

Jennie menoleh pada Jisoo yang mengangguk, Jennie menghela nafas dan ikut mengangguk. Berdiri dari duduknya bersamaan dengan Jisoo. Mereka memandang Lisa yang sedang tertidur di dekat chaeyoung yang belum sadarkan diri.

"Tolong izinkan Lisa, nee?" Minta Minyoung mengusak pelan rambut Jisoo dan Jennie.

"Jangan khawatir, Chaeyoung baik baik saja. Eomma akan segera memberi kabar jika ia sudah sadar." ucap Minyoung dan keduanya hanya tersenyum.

"Kami pulang, eomma." Pamit Jisoo dan Minyoung mengangguk.

Setelah kepergian Jisoo dan Jennie, hanya menyisakan Minyoung, Lisa dan Chaeyoung. Seojoon pulang karena mengambil beberapa pakaian untuk Lisa dan Minyoung maupun Chaeyoung.

Minyoung memandang sendu kedua anaknya, terutama chaeyoung. Minyoung takut, keadaan Chaeyoung tidaklah sepenuhnya stabil, gadis itu bisa saja mengalami hal hal yang tak pernah Minyoung bayangkan.

Minyoung benar benar mengutuk orang yang berani beraninya menyakiti anaknya dengan kejam, Selama ini Minyoung tak pernah memiliki musuh sama sekali. Ia adalah orang yang juga sedikit jarang bergaul dengan wanita wanita seumurannya karena dulu ia sangat terfokus pada pekerjaannya dari pada duduk dan bercanda dengan orang lain.

"Ngh." Minyoung menghapus kasar air matanya yang turun dan menghampiri Lisa yang terbangun dari tidurnya.

Adik Chaeyoung itu menatap kakaknya termenung sekarang, "unnie belum bangun, eomma?" Tanya Lisa parau.

Minyoung menduduki dirinya di samping Lisa dan merangkul anaknya, "Bagaimana jika Lisa sarapan dulu?"

Lisa dengan pelan menggeleng tanpa mengalihkan perhatian dari chaeyoung, "Eomma, kapan Chaeyoung Unnie bangun?" Tanya Lisa kini menatap Minyoung.

Minyoung membasahi bibir bawahnya dan melihat ke arah Chaeyoung, "Secepatnya, sayang. Chaeyoung adalah kakakmu yang kuat."

~~~

"Su-sunbaenim!" Jennie maupun Jisoo menoleh saat mereka baru saja ingin memasuki sekolah, menatap bingung Nayeon yang menunduk.

"Kau tidak perlu menunduk, kami tidak merundungmu." Ucap Jennie melipat tangannya di depan dada. Nayeon perlahan menegakkan kepalanya dan membasahi bibir bawahnya.

"Kenapa kau memanggil kami?" Tanya Jisoo.

"B-bagaimana keadaan Chaeyoung su-sunbae?"

Jisoo maupun Jennie tidak dapat menahan keterkejutan mereka, "Dari mana kau tau?" Tanya Jennie sedikit maju membuat Nayeon termundur.

"B-beritanya sudah keluar malam tadi, su-sunbae."

Jisoo segera meraih ponselnya dan membuka ponselnya yang tak ia buka semalaman. Benar, banyaknya situs berita yang telah memberitakan tentang Chaeyoung.

Jisoo dan jennie saling pandang lalu kembali menatap nayeon, "Dia baik baik saja, kau tidak perlu khawatir." Jawab Jisoo menaruh kembali ponselnya di saku roknya.

Nayeon samar samar menghela nafas lega dan membungkuk sopan.

"Berkunjunglah nanti," ucap Jennie dan Nayeon mengangguk. Setelah itu Jennie dan Jisoo segera melangkah pergi meninggalkan nayeon.

Wajah gadis itu berganti menjadi khawatir kembali, "Tapi ibuku bilang keadaan Chaeyoung sunbaenim tidak stabil." Gumam Nayeon.

~~~

Lisa membasuh wajahnya berkali kali di wastafel. Ia menatap wajahnya dari pantulan cermin dan menghela nafas kasar, ia terlalu banyak menangis membuat matanya sedikit merasa perih.

Lisa tak sanggup melihat kakaknya yang terbaring lemah seperti itu. Lisa tak pernah melihat sama sekali Chaeyoung sakit dan sekarang gadis itu melihatnya. Sakit yang bukan seperti demam ataupun flu. Lisa tak dapat membayangkan betapa sakitnya chaeyoung yang terkena tusuk hingga hampir melukai hatinya.

Kembali air mata Lisa turun membuat gadis itu dengan cepat menghapus air matanya, Lisa tak akan menangis. Kata eommanya, Chaeyoung akan merasa sedih jika ia menangis.

Lisa sekali lagi membasuh wajahnya dan keluar dari toilet, Saat ia berjalan di lorong tiba tiba seorang suster dan dokter berlarian melewatinya. Lantas saja membuat tubuhnya menegang dan ikut berlari saat suster dan dokter itu memasuki kamar rawat Chaeyoung.

"Tolong tunggu di luar." Tubuh Lisa tertahan saat seorang suster menahannya lalu menutup pintu kamar Chaeyoung.

Lisa kini berdiri di hadapan kaca melihat Chaeyoung. Lisa tak bisa menahan air matanya, ia menangis kembali. Ia berbalik dan menyandarkan tubuhnya di dinding lalu meluruh ke lantai.

Hati Lisa sakit, Tubuh lisa sakit. Alat alat yang menempel di tubuh Chaeyoung itu terdengar cukup nyaring di telinga Lisa yang berada di luar ruangan membuat Lisa tak bisa bernafas dengan baik melihat kakaknya saja juga kesusahan menarik nafas.

"Unnie, jebal." lirih Lisa menangkup wajahnya.






•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Twins Sisters Are Not IdenticalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang