- 15

91 20 0
                                    

"Kok ke pantai?"

"Emang nya mau kemana lagi Ji? Ke puncak kan udah pernah."

Yeji gak habis pikir sama Noa. Kirain cuma mau kemana gitu, taunya ke ancol hiks.

Random banget kakak Noa ini.

Lalu Yeji dan Noa pun berjalan ke arah pantai sambil sesekali berbincang bincang sedikit.

Canggung banget, padahal biasanya nggak begini.

Begitu sampai di pinggir pantai, Yeji pun mulai mendudukan dirinya di atas sepatu miliknya.

Noa pun mengikuti Yeji dan duduk di sebelahnya.

"Ji,"

"No,"

Kemudian mereka berdua saling menoleh, "Duluan aja."

Yeji dan Noa pun terkejut. Kemudian Noa pun mempersilahkan Yeji buat ngomong duluan, "Ladies first."

"Oke," Kata Yeji sambil memejamkan matanya sambil menikmati angin yang berhembus.


"Jangan pernah ngerasa bersalah ya No, karena sakit hati itu yang bikin diri sendiri, gue sendiri, bukan orang lain, bukan lo. Gue terlalu kemakan ekspektasi yang gue bikin sendiri, gue gak mikirin resikonya. Jadi, jangan pernah ngerasa bersalah ya." Ujar Yeji yang membuat Noa tambah ngerasa bersalah.

Kemudian Yeji mulai merubah posisi duduknya. Yang tadinya menghadap laut menjadi menghadap Noa.

"Liat gue coba," Kata Yeji sambil menatap Noa tanpa ragu. Noa pun langsung menoleh dan menatap Yeji.

Jangan gini. Batin Noa.

"Gue gapapa kan?" Tanya Yeji. "Emang sih awalnya sakit, sakit banget malah. Tapi setelah gue pikir pikir, emang gue yang salah, bukan lo. Lo pasti udah tau atau sering denger kan kalo 'Karena yang paling pahit di dunia adalah berharap kepada manusia.'?"

Noa pun mengangguk. Masih belum mau buka mulut.

"Nah itu No yang bikin gue baik-baik aja sekarang." Kata Yeji. "Tenang aja, kita gak bakalan musuhan kok abis ini."

Gila, baru kali ini Noa ketemu cewek setegar Yeji.

Noa pun kalut sama pikirannya sendiri. Ngerasa bersalah banget sama Yeji.


"Yeji," Panggil Noa.

"Apa?" Sahut Yeji.

"Jangan benci gua Ji, gua mohon. Jangan pernah benci sama gua, jangan musuhan, pokoknya jangan ngejauh dari gua." Kata Noa sambil sedikit memohon.

"Gua sempet sayang sama lu." Lanjutnya sambil memejamkan matanya.

Yeji pun hanya terdiam tanpa ingin merespon.

"Tapi gua gak bisa ngeboongin diri sendiri Ji, gua masih sayang sama Jiwon."

"Jujur perasaan gua juga masih campur aduk ke dia. Marah, kesel, kangen juga sama dia."

"Maafin gua Ji, gak bisa megang kata kata gua sendiri waktu itu."

Noa pun kemudian menunduk. Gak kuat buat ngeliat Yeji.

[1] Eraldatus Where stories live. Discover now