64•|I D O L

3K 270 76
                                    

Gadis New Zealand itu membuka pintu apartemennya pelan. Kegelapan pertama sekali menghampirinya saat itu. Gadis itu dengan cepat menghidupkan saklar lampu dan menyapu pandangannya melihat apartemennya yang sudah berapa minggu ini tidak pernah ia kunjungi lagi.

Jennie masuk ke dalam kamarnya. Merebahkan dirinya disana. Pikiran dsn tubuhnya benar benar lelah sekarang.

"Aww" Jennie meringis pelan saat kakinya tak sengaja membentur ujung tempat tidurnya. Kakinya belum juga pulih sempurna tapi sudah kembali mendapatkan sakit yang lain.

"Jennie harus kuat. Kau gadis kuat Jennie Kim" Gadis itu menyemangati dirinya sendiri. Ia tak akan dan tak ingin untuk menghilangkan nyawanya sendiri karena tertekan dengan sangat berat. Niatnya untuk melakukan hal itu segera ia urungkan saat mengingat begitu banyak masih orang yang menyayanginya.

"Jennie kuat. Kau hebat bisa bertahan sampai titik ini Jennie Kim" Monolognya sendiri. Ia bangkit duduk dari tidurnya. Matanya melihat tajam bingkai fotonya dengan salah seorang member BTS terpajang di dalam kamarnya.

Ia ingat, saat itu hari dimana Blackpink bepergian bersama BTS pada tahun 2017. Mereka bersebelas menghabiskan waktu bersama dan tertawa lepas satu sama lain. Momen itu diabadikan oleh Jungkook dan Jennie sendiri yang meminta foto tersebut lalu menjadikan figura untuk digantungkan di dalam kamarnya.

"Baik baik saja ya Taehyung disana" Ucapnya lirih. Air mata turun dari pipinya tanpa ia sadari. Hatinya sakit begitu mengingat kejadian terakhir ia bertemu dengan Bangtan. Ia bahkan belum mengucapkan kata maaf pada lelaki tampan itu.

"Maafkan aku"

Jennie memejamkan matanya erat. Bibirnya ia tutup rapat guna menghentikan tangisannya. Ia gadis kuat dan tidak boleh menangis. Gadis itu mengusap air matanya kasar. Ia mengambil nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Ia pasti bisa melewati ini semua.

Jennie melangkahkan kakinya keluar kamar. Ia duduk di sofa sembari melihat sedikit pemandangan kota Seoul dari balik jendela.

Pandangan matanya terfokus pada ponselnya yang sudah tak pernah ia hidupkan sejak 1 bulan yang lalu. Gadis itu berjalan pelan untuk mengambilnya.

Jennie memandang lekat ponselnya. Ia yakin sudah banyak sekali panggilan yang masuk ke dalam ponsel ini. Gadis itu mengaja mematikan ponselnya guna meminimalisir panggilan yang masuk nantinya.

'Ini sudah 1 bulan. Mereka masih menlphonnya tidak ya?'

Jennie mengangkat bahunya pelan. Tanpa memikirkan kemungkinan yang terjadi, gadis itu menghidupkan ponsel yang sudah lama tak dilihatnya itu. Ia hanya berencana melihatnya sebentar kemudian kembali mematikannya.

"Hei Jennie Kim. Kita bertemu lagi disini"

Deg!

Jennie membalikkan badannya. Ponsel yang baru saja ia nyalakan terjatuh. Bagaimana bisa gadis itu masuk dan berdiri di depan pintu apartemennya. Darimana ia mengetahui paswordnya sedangkan Jennie tidak memberitahukan hal itu kepada siapapun.

"Kau semakin membuatku muak Jennie-shi. Aku setiap hati menunggu kabar kematianmu tapi tak kunjung kudapatkan. Gadis lemah sepertimu tidak layak untuk hidup di dunia ini"

---

Jantung Taehyung berdetak cepat saat lokasi ponsel gadis itu aktif. Tentunya Jennie juga ada disana sekarang. Dengan cepat, lelaki itu mengambil masker, dan hoodie hitamnya. Berlari secepat mungkin menuju mobilnya.

Member Bangtan yang lain terheran heran melihat sikap Taehyung yang seperti orang berlari kesetanan. Lelaki itu tak peduli dengan penampilannya yang berantakan. Dipakainya hoodie hitamnya dengan cepat dan melajukan mobilnya membelah jalanan kota Seoul.

Yang ada dipikirannya sekarang hanyalah Jennie. Taehyung melirik sekilas pada ponselnya. Pelacak lokasi yang ia sematkan pada ponsel Jennie masih aktif. Taehyung semakin cepat melajukan mobilnya. Tak peduli dengan pengemudi lain yang sepertinya naik darah saat Taehyung mengendarai mobilnya.

"Ayolah cepat....."

Taehyung segera turun dari mobilnya. Masker lengkap dengan  penutup hoodie tertampil membungkus dirinya. Ia melupakan topinya. Orang akan sangat curiga padanya nantinya karena warna rambut Taehyung sangat mudah dikenali.

Taehyung berlari di sepanjang koridor. Tangannya memencet cepat tombol lift agar segera terbuka.

"Ahhh.. Sial" Tanpa menunggu waktu lama, lelaki itu memilih menaiki tangga darurat. Fokusnya sekarang benar benar tertuju pada Jennie. Ia sungguh khawatir dengan kondisi gadis itu.

Taehyung melirik ponselnya sekilas. Masih aktif. Apartemen yang hanya dalam beberapa menit lagi akan dapat dilihatnya secara langsung.

Nafas lelaki Daegu itu terputus putus. Dadanya nampak naik turun mengikuti gerakan nafasnya. Taehyung kembali berlari menuju apertemen Jennie yang akan sampai dalam beberapa langkah lagi.

Plak

Brukkkk




Pandangan mata Taehyung menangkap dua sosok perempuan. Satu orang tampak melukai dan satu orang lainnya sudah terbaring lemah di lantai.

"JENNIE-AAA!!!"

"YA!!! APA YANG KAU LAKUKAN??!!!!!"

---

.
.
.
.
.
.
.

VOTE🤐

I D O L ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora