Part 38

1.1K 141 9
                                    

.
.
.
.
.

"Mama, dimana Yoon Hyung?" Tanya Hoseok yang baru saja keluar dari kamar. Dia menemui calon mama mertuanya yang tengah memasak di dapur.

"Yoongi sedang keluar dengan papa. Kemari, bantu mama memasak."

"Iya ma."

Kedua mertua dan menantu itu memasak bersama sembari bercerita tentang kuliah Hoseok. Kemungkinan lusa Hoseok sudah kembali ke Seoul karena kuliah, dia tak bisa ijin terlalu lama. Sang mama mengerti dan paham.

"Lalu kalau kalian sudah menikah, mau tinggal dimana sayang?"

"Umm~ Hoseok belum tau ma. Aku ikut hyungie saja."

"Tidak ingin tinggal disini saja?"

Hoseok mendongakkan kepalanya, "Mau, tapi.."

"Tapi kenapa?"

"Nanti Hoseok jauh dari tempat mama." Ucapnya memelan sambil tersenyum malu.

Nyonya Min yang mendengarnya ikut tersenyum. Dia paham maksud calon menantunya.

"Iya mama paham. Tapi kalian harus sering kembali kesini ya?"

"Iya ma." Ujar Hoseok senang.

Berbeda dengan Hoseok dan Ibunya, Yoongi bersama Ayahnya tengah membahas profit perusahaan mereka. Tahun ini keuntungan perusahaan sang ayah tak sebesar tahun kemarin. Tapi Tuan Min tetap bersyukur.

"Mungkin jika kau menggantikan papa, perusahaan akan semakin maju."

"Papa tidak mau buka cabang di Seoul? Aku bisa mengurusnya jika disana. Lagipula disana kota besar juga."

"Memangnya kau mau kembali ke Seoul?"

Yoongi mengangguk, "Iya. Hoseok kan tinggal disana. Dia sendirian, kan temannya menikah dengan Jin Hyung."

"Oh iya papa lupa. Bagaimana kabar kakakmu itu? Dia lama sekali tak kemari."

"Masih seperti dulu. Suka memukul Yoongi."

Sang Ayah terkekeh, "Tapi sekarang tidak mungkin melakukannya lagi kan karena dia sudah menikah?"

Yoongi mengangguk-anggukkan kepalanya. Tangannya meraih ponsel yang baru saja berdering. Ia menatap nama Yejun disana dan segera mengangkatnya setelah pamit kepada sang ayah.

"Ada apa hyung?"

"Ayo keluar. Teman-teman menunggumu, kau belum juga menemui mereka. Dasar sok sibuk kekeke.." ucapnya di seberang sana sembari terkekeh.

"Sekarang?"

"Iya. Kita sudah lama tak kumpul. Aku tadi menemuimu di rumah, tapi kau tak ada. Bibi bilang kau keluar dengan paman."

"Iya, sedang membahas pekerjaan."

"Ya sudah, selesaikan dulu lalu temui kami di tempat biasa. Tak ada penolakan!"

VERGIB MIR [End]Where stories live. Discover now