4] Senja✔

3.3K 203 6
                                    

Hi, aku kembali!

Selamat Membaca, Kawan!

Eits, sebelum baca, alangkah baiknya tekan bintang dan ramaikan komentar, ya!

🧡🧡🧡

Tandai typo!

Pernahkah seorang pengagum senja, bosan melihat keindahan sang mentari sore itu?


Laut. Sekumpulan air jernih yang terbendung dalam kerukan tanah alamiah begitu dalam.  Ditemani dengan suara deburan ombak yang menenangkan. Tak kalah menyejukkan kala embusan angin menerpa tubuh, menerbangkan helaian rambutnya yang tak terikat rapi seperti biasa, membelai lembut wajah yang merekah menyaksikan keindahan alam tiada tara.

Terlebih, ketika cuaca mendukung, menampakkan sang raja cahaya yang berhasil memukau mata. Kakinya tak henti-hentinya berjalan, menikmati butiran pasir putih yang memanjakan kaki telanjangnya. Nabila sesekali menoleh ke arah lelaki yang selalu menggenggam erat tangannya, tak pernah sekali pun  Erick melepas tautan mereka.

Sesekali ia akan menyugar rambut ke belakang jika angin berhasil membuat wajah tampannya tertutup rambut. Terkadang, saking gemasnya dengan rambut Erick, Nabila akan dengan senang hati menawarkan untuk mengikat rambut hitam legam milik lelaki itu. Namun, untuk kali ini ia akan membiarkan lelakinya disibukkan dengan pekerjaan menyugar rambut, karena menurut Nabila pemandangan seperti itu terlihat luar biasa. Dan gadis itu menyukainya.

"Duduk sini, Kak."

Nabila menghentikan langkah, lantas menarik tangan dari genggaman, merentangkan kedua tangan dan menutup mata menikmati semilir angin. Kemudian mendudukkan diri di atas ribuan pasir putih itu. Tak lupa menarik Erick agar duduk di sampingnya dan segera menyandarkan kepala di pundak lelaki itu.

Nabila suka dengan kebiasaan mereka yang setiap satu minggu sekali menyempatkan diri  melihat pantai yang indah. Menyempatkan setelah dari sekolah tidak langsung pulang ke rumah. Ini jelas bukan pertama kali, tapi mungkin ini pertama kali dengan dirinya yang memiliki status berbeda. Jika biasanya Nabila akan member kabar kepada ayah atau kakaknya jika pulang terlambat dan mengatakan yang sebenarnya, kali ini gadis itu lebih memilih diam dan mengabaikan waktu, memilih menghabiskan sore bersama orang yang dicintainya.

Pantai Florida menjadi tempat favoritnya bersama Erick  Abayomi yang kini sibuk memainkan helaian rambut Nabila, sesekali pula Nabila menegakkan kepala dan mendengkus kala Erick ikut mengacak, membantu angin merusak tatanan rambutnya. Namun, Nabila suka.

“Cantik, ya, Kak,” aku Nabila, netranya sedetik pun tak pernah lepas dari matahari yang kian turun, menyembunyikan diri.

“Kenapa senja selalu memukau?” tanyanya, lantas menoleh ke arah Erick yang juga balas menatapnya.

“Kamu tanya hal seperti itu?” Nabila mengangguk, menyenderkan kepalanya pada bahu sang pacar, kemudian kembali memfokuskan netra pada sang raja.

“Entah, aku bukan ahli senja.” Jawaban ngawur, tapi cukup membuat Nabila terkekeh.

Selepas kekehan itu terhenti, keduanya terdiam, mencoba menikmati detik-detik akhir matahari sepenuhnya tenggelam. Sampai beberapa menit, hingga Nabila kembali mmenegakkan tubuh dan menatap lelaki bernetra hitam itu.

My Teacher, Hubby! (REVISI)Where stories live. Discover now